KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pemain Arema FC bersama suporter merayakan kemenangan Piala Presiden 2019 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019). Arema FC berhasil mengalahkan Persebaya Surabaya dalam laga final dengan menang agregat 4-2.
Fakta Singkat
- Arema FC berdiri 11 Agustus 1987
- Bermarkas di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur
- Julukan: Singo Edan
Nama Arema dari masa ke masa:
- PS Arema Malang
- Arema 86
- Arema Indonesia
- Arema Cronus
- Arema FC
Sejumlah Prestasi Puncak:
- Juara Galatama (1992–1993)
- Juara Copa Indonesia (2005 dan 2006)
- Juara ISL (2009–2010)
- Juara Trofeo Persija Cup (2013 dan 2015)
- Juara Piala Bhayangkara (2016)
- Juara Trofeo Bhayangkara Cup (2017)
- Juara Piala Presiden (2017, 2019, 2022)
Nama Arema FC dikenal sebagai salah satu klub dengan sarat prestasi di jagad sepak bola Indonesia. Klub yang berbasis di Malang, Jawa Timur, ini sering kali memenangkan turnamen bergengsi di tanah air. Prestasi terakhir yang diraih klub berjuluk “Singo Edan” ini adalah menjuarai Piala Presiden 2022, turnamen pra musim sebelum Liga 1 musim 2022–2023 digelar.
Gelar ketiga kalinya tersebut diraih usai mengalahkan Borneo FC di laga final Piala Presiden 2022 yang mengunakan sistem kendang dan tandang. Pada leg pertama final Piala Presiden 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Arema FC menang tipis 1-0 berkat gol semata wayang Abel Camara, kemudian pada leg kedua di Stadion Segiri, Samarinda kedua tim bermain imbang 0-0. Prestasi itu memantapkan Arema FC sebagai klub papan atas negeri ini dan menjadi kebanggaan bagi Aremania, supporter loyal klub tersebut.
Sebelumnya, segudang prestasi sudah ditorehkan klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987. Pada usia ke-35 tahun, klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan ini meraih sejumlah gelar bergengsi antara lain Juara Galatama 1992/1993, Juara Copa Indonesia 2005 dan 2006, Juara ISL musim 2009/2010, runner-up ISL 2010/2011 dan 2012/2013, Piala Bhayangkara 2016, serta tiga kali mengondol Piala Presiden, yakni 2017, 2019, dan 2022.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Selebrasi pemain Arema FC setelah Hanif Abdurrauf Sjahbandi (kiri) mencetak gol pertama ke gawang Pusamania Borneo FC II di final Piala Presiden 2017 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/3/2017) malam. Arema FC menjadi juara Piala Presiden 2017 setelah menundukkan Pusamania Borneo FC II dengan skor 5-1.
Sejarah
Klub asal Jawa Timur yang menjadi kebanggaan arek Malang Raya ini berdiri pada pada tanggal 11 Agustus 1987. Tanggal berdirinya itu diperingkati sebagai hari jadi klub tersebut. Sejak hadir di dunia sepak bola nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya.
Sebelum bernama Arema FC, tim tersebut pernah dikenal dengan sebutan Arema Cronus. Tapi, jauh sebelum itu nama tim tersebut adalah PS Arema Malang.
Gagasan mendirikan PS Arema itu diprakarsai Brigadir Jenderal (Purn) Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an. Ia yang punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di Kota Malang.
Acub Zaenal bersama putranya yang bernama Lucky Acub Zaenal lantas mengambil alih klub Arema`86 yang mengalami kesulitan dana dalam menjalankan roda operasional klub. Setelah diambil-alih, angka 86 dihilangkan dari nama Arema`86 dan berganti menjadi PS Arema sebagai peserta Galatama 1987.
Arema Malang diresmikan berdirinya pada 11 Agustus 1987 sesuai akta notaris Pramu Haryono SH No 58. Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 kemudian menjadi hari jadi klub tersebut. Karena terbentuk pada bulan Agustus, simbol singa lantas muncul sesuai dengan Zodiac Leo atau Singo yang menaungi bulan Agustus.
Pada awal keikutsertaannya di Kompetisi Galatama, Lucky Acub Zaenal dan pengurus lainnya bekerja keras mengurus segala kebutuhan untuk mengarungi liga tersebut mulai dari pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan, sampai kostum.
Prestasi klub Arema di Galatama mengalami pasang surut, meski tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama. Meskipun Arema FC juga tak pernah konsisten di jajaran papan atas klasemen, namun pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Sementara di Liga Indonesia, Arema FC tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua, sekali ke babak 12 besar (1996/1997) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/2000, 2001, 2002, 2005, 2006, dan 2007).
Meskipun berprestasi lumayan, tetapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti.
Tahun 2001, Iwan Budianto bergabung dalam pengelolaan klub tersebut berduet dengan Lucky Acub Zainal. Duet pasangan itu berhasil membawa kembali Arema lolos ke babak 8 besar Liga Indonesia VII. Dua tahun berselang, Ketua Umumnya Iwan Budianto hengkang dari Arema ke Persik Kediri.
Profil Arema FC
- Nama : Arema Football Club
- Julukan : Singo Edan
- Tanggal Berdiri : 11 Agustus 1987
- Stadion : Stadion Kanjuruhan
- Pemilik : PT. Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI)
- CEO : Agus Soerjanto
- Presiden Klub : Gilang Widya Pramana
- Manajer : Ruddy Widodo
- Pelatih : Eduardo Almeida
- Alamat : Jalan Mayjend Panjaitan No.42 Malang
- Nama Supporter : Aremania/Aremanita
Tim Pelatih:
- Pelatih Kepala: Eduardo Almeida (Portugal)
- Asisten Pelatih: Kuncoro, Singgih Pitono, Siswantoro
- Pelatih Kiper: Jarot Supriadi, Felipe Americo (Brasil/asisten)
- Pelatih Fisik: Joao Paulo Urbano Moreira (Portugal)
- Analis: FX Yanuar Wahyu
- Dokter Tim: Nanang Tri Wahyudi
- Fisioterapis: Reta Arroyan
- Masseur: Achmad Salik, Samsul Hidayat
- Kitman: Eko Slamet Riyadi, Muhamad Saiful
Sumber: Litbang Kompas/ERI, disarikan dari berbagai pemberitaan media
Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah sehingga Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 untuk menyelamatkan tim tersebut, meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I.
Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat. Pada 2004 juara Divisi I, kemudian 2005 dan 2006 juara Copa Indonesia, serta 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18.
Pada tahun 2006 dan 2007, Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan pelatih terbaik. Sejak itu, nama Arema makin dikenal publik sepak bola nasional seiring prestasi yang ditorehkan klub tersebut hingga berlanjut sebagai salah satu klub papan atas di negeri ini.
Dalam perjalanannya, Arema beberapa kali melakukan perubahan nama. Sejak awal berdiri klub berjuluk Singo Edan ini bernama Arema Malang. Pada tahun 2010 perubahan nama terjadi menjadi Arema Indonesia. Tak berselang lama pada tahun 2012 perubahan nama kembali dilakukan setelah ada peleburan antara Arema dan Pelita Jaya. Peleburan tersebut dilakukan sesuai keputusan jaringan grup Cronous milik Bakrie Grup. Setelah peleburan itu nama klub menjadi Arema Cronous.
Pada tahun 2017, perubahan nama kembali terjadi. Arema Cronous, menjadi Arema FC. Nama tersebut hingga saat ini masih digunakan. Pada usia ke-35 tahun yang jatuh pada 11 Agustus 2022, Arema FC meluncurkan slogan “Jiwa Jawara” yang bermakna semangat pantang menyerah untuk meraih prestasi untuk tim dan warga Malang.
Arema FC yang bermain di Liga 1 2022–2023 bermarkas di Stadon Kanjuruhan Malang yang memiliki kapasitas sekitar 40 ribu penonton. Nama Arema FC sudah sangat melekat untuk wilayah Malang Raya, bahkan hampir disetiap sudut kota tersebut terdapat atribut tim seperti patung dan gambar singa, serta mural-mural yang bertebaran di pelosok wilayah yang menegaskan identitas Arema FC.
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Pemain Arema FC Ricky Kayame (kanan) berebut bola dengan pemain Persebaya (kiri) dalam laga lanjutan Shopee Liga Satu 2019 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Kamis (15/08/2019) di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timu. Laga berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan tuan rumah Arema FC.
Prestasi
Tim berjuluk Singo Edan ini menjadi tim papan atas negeri ini berkat deretan prestasinya yang sulit dicapai klub sepak bola tanah air, antara lain, dua kali meraih Piala Indonesia, yakni 2005 dan 2006; tiga kali meraih Piala Presiden pada 2017, 2019 dan 2022; serta Piala Bhayangkara 2016 dan 2017.
Arema juga terbilang klub yang sukses mengarungi Liga Indonesia sebagai kompetisi kasta tertinggi Indonesia. Klub ini meraih juara pada musim 2009–2010 dan Arema tiga kali meraih runner up, yakni musim 2011, 2013 dan 2016.
Perjalanan klub ini mengarungi berbagai kompetisi sepak bola tanah air terbilang tidak mudah. Klub ini baru berprestasi setelah lima tahun berdiri. Pada tahun 1992, Arema mengawali juara pada pertandingan HUT ke-5 Arema. Pada kompetisi Galatama, Arema baru mencicipi gelar juara pada musim 1992–1993 atau lima tahun setelah klub ini berdiri.
Pemain:
Nomor Punggung |
Nama Pemain |
Posisi |
4 | Sergio Silva (Portugal) | Belakang |
5 | Bagas Adi Nugroho | Belakang |
6 | Evan Dimas | Gelandang |
8 | Renshi Yamaguchi (Jepang) | Gelandang |
9 | Abel Camara (Guinea-Bissau) | Penyerang |
10 | Muhammad Rafli | Penyerang |
11 | Gian Zola | Gelandang |
12 | Rizky Dwi Febrianto | Belakang |
13 | Hamzah Titofani | Gelandang |
14 | Jayus Hariono | Gelandang |
15 | Hasyim Kipuw | Belakang |
16 | Muhammad Faiz | Gelandang |
17 | Bramntio Ramadhan | Penyerang |
18 | Adam Alis | Gelandang |
21 | Arkhan Fikri | Gelandang |
22 | Hanis Sagara | Penyerang |
23 | Teguh Amiruddin | Penjaga Gawang |
24 | Andik Rendika Rama | Belakang |
26 | Achmad Figo | Belakang |
27 | Dedik Setiawan | Penyerang |
28 | Seiya Da Costa Lay | Gelandang |
30 | Ilham Armaiyn | Gelandang |
33 | Andriyas Francisco | Penjaga Gawang |
37 | Ikhfanul Alam | Belakang |
41 | Dendi Santoso (Wakil Kapten) | Gelandang |
44 | Syaeful Anwar | Belakang |
87 | Johan Alfarizi (Kapten) | Belakang |
88 | Irsyad Maulana | Gelandang |
90 | Adilson Maringá (Brasil) | Penjaga Gawang |
99 | Kushedya Hari Yudo | Penyerang |
Sumber: Litbang Kompas/ERI, disarikan dari berbagai pemberitaan media
Pada era 2000, Arema juga tercatat menorehkan prestasi membanggakan juara Copa Indonesia berturut-turut musim 2005 dan 2006. Berkat pencapaian itu, klub berjuluk Singo Edan berhak lolos ke Liga Champions Asia. Namun, Konfederasi Sepak Bola Asia kemudian mencoret (AFC) Arema dari keikutsertaannya di Liga Champions Asia 2006 karena PSSI terlambat menyerahkan dokumen pendaftaran pada batas akhir yang ditetapkan.
Di ajang Indonesia Super League (ISL), Arema menjadi juara kompetisi musim 2009–2010 setelah mengoleksi 73 poin dari 34 kali bertanding. Kemudian pada musim 2012 dan 2013 Arema berhasil menduduki runner up klasemen. Pada tahun yang sama, Arema berhasil menjuarai kompetisi Menpora Cup 2013 dan selanjutnya mengondol dua kali juara yakni pada ajang Piala Gubernur Jatim 2013 dan Trofeo Persija Cup 2013.
Pada tahun 2015, Arema memborong 5 juara sekaligus. Prestasinya, antara lain, juara Trofeo Persija Cup 2015, juara SCM Cup 2015, juara Inter Island Cup 2015, juara Bali Island Cup 2015 dan terakhir juara Sunrise of Java Cup 2015.
Setelah itu, tim kebanggaan Arek-arek Malang ini memantapkan dirinya sebagai klub papan atas di Indonesia meski PSSI mendapat sanksi dari FIFA. Arema meraih juara pada Piala Bhayangkara 2016 dan Juara Bali Island Cup 2016. Kemudian pada tahun 2017 Arema kembali meraih juara pada Trofeo Bhayangkara Cup 2017.
Prestasi klub berjuluk Singo Edan ini terus meroket seiring dicabutnya sanksi FIFA. Pada tahun 2017, untuk pertama kalinya Arema meraih juara di Piala Presiden. Tak berhenti di situ pada tahun 2019 dan 2022 Arema kembali meraih juara Piala Presiden.
Prestasi itu menempatkan Arema sebagai klub terbanyak meraih piala ajang pra musim sebelum Liga Indonesia bergulir. Sederet prestasi ini membuat Arema tak jarang dijuluki sebagai klub spesialis turnamen.
Prestasi Arema FC
- Juara Piala HUT Arema ke-5 (1992)
- Juara Galatama (1992–1993)
- Juara Copa Indonesia (2005)
- Juara Copa Indonesia (2006)
- Juara ISL (2009–2010)
- Runner-up ISL (2010–2011)
- Runner-up ISL (2012–2013)
- Juara Menpora Cup (2013)
- Juara Piala Gubernur Jatim (2013)
- Juara Trofeo Persija Cup (2013)
- Juara Trofeo Persija Cup (2015)
- Juara SCM Cup (2015)
- Juara Inter Island Cup (2014)
- Juara Bali Island Cup (2015)
- Juara Sunrise of Java Cup (2015)
- Juara Piala Bhayangkara (2016)
- Juara Bali Island Cup (2016)
- Juara Trofeo Bhayangkara Cup (2017)
- Juara Piala Presiden (2017)
- Juara Piala Presiden (2019)
- Juara Piala Presiden (2022)
Sumber: Litbang Kompas/ERI, disarikan dari berbagai pemberitaan media
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Pemain Arema FC berlatih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung Jawa Barat, Jumat (14/4/2017). Arema akan menghadapi tuan rumah Persib Bandung pada laga pembuka Liga 1, Sabtu.
Suporter Aremania
Sebelum Arema ada, masyarakat Malang awalnya merupakan pendukung klub Persema Malang yang sudah berdiri pada 1950. Saat itu klub milik Pemerintah Kota Malang itu tampil sebagai salah satu klub yang mewakili Malang di kompetisi Perserikatan. Seiring berjalannya waktu, klub itu makin ditinggalkan pecinta sepak bola di Malang bersamaan meredupnya prestasi Persema yang terdegradasi dari Divisi Utama ke Divisi Satu Liga Indonesia pada 2002.
Pecinta sepak bola di wilayah Malang kemudian berpaling ke Arema yang pretasinya turus meningkat di kompetisi atau turnamen yang diikuti klub tersebut. Klub yang berdiri tahun 1987 itu berkiprah di Galatama sepanjang musim 1987–1994 dan kemudian di Liga Indonesia sebagai peleburan dari kompetisi Galatama dan Perserikatan. Prestasi Arema terus moncer di dunia sepak bola nasional dan kemudian menjadi ikon dan kebanggaan warga Malang.
Arema mampu menyatukan anak muda Malang dalam satu bendera, yakni suporter sepak bola dan mereka menyebutnya Aremania. Sepak bola mampu memindahkan energi berlebih anak muda dari antargang, antarkampung ke stadion. Energi itu disalurkan dengan ekspresif dan apik lewat teriakan dukungan, nyanyian, tabuhan drum, serta formasi yang rapi dan membanggakan.
Tak hanya di stadion, kekompakan Aremania menjalar ke gang-gang, kampung-kampung, bahkan kawasan elite. Mereka berada di bawah satu bendera, yakni Aremania. Sampai saat ini, gang-gang Kota Malang banyak berhiaskan mural ”Singo Edan”, maskot Aremania.
Alhasil, Aremania sudah menjadi identitas sosial bagi kalangan tersebut. Hal itulah yang menjadikan para suporter kesebelasan berjuluk Singo Edan itu bisa begitu emosional terhadap kesebelasan yang didukungnya. Mereka bisa membela mati-matian, bahkan kalaupun harus berhadapan dengan suporter kesebelasan lain.
Bagi Aremania, identitas itu menjadikan mereka ”berarti” atau eksis dalam lautan manusia Indonesia. Siapa pun mereka, apakah pelajar, mahasiswa, kuli bangunan, tukang sate, atau tukang becak, semua lebur menjadi Aremania saat bicara Arema.
Jika dirunut lebih jauh, sebelum Arema lahir, sebagian kawula muda Kota Malang tersekat dalam pelbagai geng. Misalnya, Argom (Armada Gombal), Prem (Persatuan Residivis Malang), Saga (Sumbersari Anak Ganas), Van Halen (Vederasi Anak Nakal Halangan Enteng), Arpanja (Arek Panjaitan), Arnak (Armada Nakal), Anker (Anak Keras), GAS (Gabungan Anak Setan), Aregrek (Arek Gang Gereja Kayutangan), Ermera, juga Arpol.
Kegiatan geng-geng ini cenderung pada hal-hal negatif. Misalnya kubam (mabuk-mabukan), ngisruh (membuat kerusuhan), nggelek (narkoba), tawuran, dan kriminalitas. Sebagian geng juga dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu. Setelah lahir Arema, kawula muda itu mulai berimpun dalam Aremania dan meninggalkan kehidupan geng. Dengan jargon “Salam Satu Jiwa Arema” mereka membangun persaudaraan.
Meski merupakan satu entitas besar, Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi klub Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai simpatisan pendukung klub Arema Malang. Aremania bukanlah sebuah organisasi resmi, namun kelompok supporter ini mandiri dalam segala urusan dan pembiayaannya.
Di antara mereka ada banyak koordinator wilayah (korwil) yang dibentuk hanya untuk memudahkan dalam hal urusan tiket sebuah laga. Mereka bertemu di stadion dan akan bersatu dalam aba-aba seorang dirigen bernyanyi mendukung timnya.
Di setiap pertandingan, baik di Malang maupun di luar kota Malang, Aremania selalu mendukung tim idolanya. Mereka tidak pernah peduli timnya menang atau kalah, yang penting mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan cara yang sportif, atraktif dan simpatik.
Sebagai salah satu kelompok suporter sepak bola, Aremania pernah mendapat anugerah suporter terbaik oleh Menpora dan suporter terbaik Copa Indonesia 2006. Pada Indonesian Super League 2010–2010 dan 2010–2011, Aremania menjadi suporter yang menonton pertandingan di stadion dengan jumlah paling besar di Asia Tenggara.
Prestasi yang ditorehkan Aremania pada dua musim kompetisi itu menempatkan Aremania sebagai the best suporter di Indonesia, sekaligus tercatat sebagai penonton terbanyak pada pertandingan antarklub di ASEAN dan berada di peringkat tujuh di Asia.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Suporter Arema Indonesia berhamburan memasuki lapangan saat peluit ditiup tanda pertandingan melawan Persija Jakarta berakhir, dalam laga terakhir Djarum Liga Super Indonesia di (LSI) Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (30/5/2010).
Stadion Kanjuruhan
Arema FC bermarkas di Stadion Kanjuruhan yang berada di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Stadion yang berkapasitas sekitar 40.000 penonton itu dibangun pada 1997 atau setelah 10 tahun Arema FC terbentuk. Biaya pembangunan Stadion yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Malang ini mencapai Rp35 miliar.
Meski demikian, pembukaan stadion seluas 3,5 hektare ini baru dilakukan pada 9 Juni 2004 dan diresmikan secara langsung oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dengan menandatangani plakat yang diletakkan di depan stadion. Peresmian itu bertepatan dengan pembukaan bergulirnya pertandingan sepak bola divisi 1 Liga Indonesia antara Arema melawan PSS Sleman. Pada pertandingan itu Arema unggul 1-0 atas PSS Sleman.
Peresmian itu sekaligus menandai untuk pertama kalinya Arema bertanding di homebase barunya di Stadion Kanjuruhan. Sebelumnya, Arema menempati Stadion Gajayana di Kota Malang dan kemudian pindah ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Juni 2004.
Nama Kanjuruhan diambil dari nama kerajaan Hindu yang berdiri di Malang pada abad ke-6 Masehi. Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Kanjuruhan adalah prasasti Dinoyo yang dikenal dengan Batu. Prasasti ini menjelaskan tentang eksistensi kerajaan tersebut sebagai pusat dari aktivitas budaya dan politik pada tahun 760 sampai 1414. Prasasti ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa kuno, dibuat pada masa pemerintahan Ken Arok yang merupakan raja dari kerajaan Singosari, Malang.
Lapangan sepak bola di Stadion Kanjuruhan merupakan lapangan sepak bola berstandar nasional, lengkap dengan lintasan atletik dan tribun penonton berkapasitas 40.000 orang. Untuk memenuhi kebutuhan sanitasi, stadion dilengkapi dengan 28 unit toilet di tribun ekonomi dan 18 ruangan toilet di gedung Stadion. Di dalam stadion Kanjuruhan, juga terdapat beberapa fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga, seperti bench pemain, ruang konferensi pers, mushola, dan ruang ganti pemain.
Lapangan itu juga dilengkapi sistem lampu sorot (flood-light) dengan daya lampu terpasang sebesar 320 kilowatt, dengan kuat penerangan rata-rata sebesar 1200 lux (sesuai standar FIFA) yang siap mengakomodasi pertandingan atau kegiatan skala besar yang diselenggarakan pada malam hari. Ada juga sebuah videotron yang digunakan sebagai papan skor elektronik dan penunjuk waktu pertandingan.
Di luar stadion sisi selatan, terdapat lapangan sepak bola standar dengan lintasan atletik dan berpagar setinggi 2 meter yang dipergunakan untuk latihan sepak bola dan atletik, serta untuk mewadahi beberapa sekolah sepak bola (SSB) yang ada di Kabupaten Malang.
Pada awal tahun 2018, di kawasan stadion diresmikan sebuah gedung kolam renang berstandar internasional yang terdiri dari tiga kolam, yatu kolam renang outdoor, kolam renang indoor berstandar internasional dilengkapi dengan tribun penonton dan fasilitas penunjang lainnya serta sebuah kolam untuk loncat indah. Fasilitas itu ditambahkan guna melengkapi stadion sebagai kawasan olahraga terpadu yang berstandar internasional.
Di kawasan Stadion Kanjuruhan juga memiliki tempat rekreasi bagi keluarga yang berupa kolam renang anak dengan kedalaman rata-rata 60 cm dengan target pengunjung keluarga yang mempunyai balita dan anak usia PAUD sampai dengan taman kanak-kanak. Ada pula Taman Lalu Lintas sebagai sarana edukasi keselamatan transportasi bagi anak usia Taman Kanak-kanak dan Sekolah dasar.
Stadion Kanjuruhan kerap dijadikan sebagai tempat untuk acara-acara penting sepak bola, baik nasional maupun internasional. Stadion ini juga menjadi saksi kesuksesan Arema FC. Beberapa kejuaraan yang dimenangkan Arema FC di kandangnya, yaitu juara Copa Indonesia 2005 dan 2006, juara Indonesia Super League (ISL) 2009–2010, Super Copa Indonesia 2006, Menpora Cup 2013, SCM Cup 2015, dan terakhir juara Piala Presiden 2019 dan 2022 lalu.
Di stadion ini Arema juga pernah ditahbiskan sebagai kampiun kompetisi sepakbola kasta tertinggi bertajuk Indonesia Super League (ISL) 2009–2010. Kala itu, upacara penobatan juara digelar lewat laga Perang Bintang antara Arema Indonesia melawan Tim All-Star, yakni gabungan 22 pemain yang bermain di ISL pada 6 Juni 2010. Arema selaku juara ISL harus takluk dengan skor tipis 4-5.
Bukan hanya itu, pada 2010, panitia pelaksana (panpel) Arema di Stadion Kanjuruhan juga mendapatkan gelar Panpel Terbaik ISL 2009–2010. Penghargaan ini disabet Panpel Arema lantaran mampu mencatatkan jumlah penonton terbanyak se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009–2010 dan 2010–2011.
Pada awal musim 2014, stadion ini mengalami renovasi dengan penambahan satu tribun, yakni tribun berdiri. Tribun ini berada di sekeliling sentelban dengan pagar yang memisahkan tribun dengan lapangan. Renovasi ini menambah kapasitas stadion dari 40.000 menjadi 45.000 penonton.
Stadion yang selalu dipadati supporter Aremania kala Arema FC bertanding itu sebenarnya pernah ditinggalkan penonton alias sepi. Itu terjadi pada kompetisi Indonesia Super Ligue (ISL) musim 2011–2012. Saat itu terjadi dualisme klub Arema yang menyebabkan Aremania enggan ke stadion di tiap laga yang dilakoni Arema selama putaran pertama. Namun di putaran kedua, stadion ini kembali penuh oleh lautan biru Aremania.
Stadion ini juga menjadi saksi betapa luar biasanya Aremania dalam mendukung klub kebanggaannya Arema. Sebut saja beberapa kali aksi pengibaran bendera raksasa berlogo Arema, termasuk aksi kolosal One Incredible Blue (OIB) pada musim 2014, hingga One Soul One Nation pada 17 Januari 2016 lalu.
Tak hanya aksi luar biasa dari Aremania, stadion itu juga menjadi saksi bisu penonton yang tewas saat menonton pertandingan Arema FC. Peristiwa pertama terjadi pada Juli 2005 kala Arema FC melawan Persija Jakarta. Akibat kurang siapnya panitia pelaksana mengantisipasi lonjakan penonton, satu orang pendukung Arema Malang tewas terinjak-injak saat akan menyaksikan pertandingan Arema melawan Persija Jakarta.
Pada pertandingan itu, setidaknya ada sekitar 80.000 suporter yang memadati stadion berkapasitas 50.000 orang tersebut. Lintasan atletik yang tidak seharusnya dipergunakan untuk menonton, dipadati Aremania.
Stadion Kanjuruhan kembali menjadi saksi tragedi korban tewas supporter Aremania seusai laga pekan ke-11 BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Sebanyak 131 orang tewas akibat berdesak-desakan, terinjak-injak dan sesak nafas setelah gas air mata ditembakkan aparat keamanan untuk menghalau kerusuhan penonton. (LITBANG KOMPAS)
Artikel Terkait
Referensi
- Merayakan Sepakbola: Fans, Identitas, dan Media, Fajar Junaedi, Penerbit Buku Litera, Yogyakarta, 2014
- Herfiyana, Novan, dkk. 2011. Ensiklopedia Sepak Bola Indonesia. Jakarta: PT Lentera Abadi.
- Saputra, Asep, dkk. 2010. Sepakbola Indonesia Alat Perjuangan Bangsa dari Soeratin hingga Nurdin Halid (1930-2010). Jakarta: Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
- Arema Juara LSI: Persisam Giring Persebaya ke Zona Rawan Degradasi, KOMPAS, 27 Mei 2010 Halaman: 30
- Bendera Arema Berkibar, Derbi Papua Berlangsung Ricuh, Polisi Keluarkan Tembakan, KOMPAS, 31 May 2010, Halaman: 30
- Perang Bintang: Arema Hadapi Pemain Bintang Liga Super, KOMPAS, 06 Jun 2010, Halaman: 7
- Pemanasan Indah Arema: Pelajaran Mental bagi Skuad Pusamania, KOMPAS, 13 Maret 2017, halaman: 28
- Piala Presiden 2019: Arema Berpesta di Kanjuruhan, KOMPAS, 13 April 2019, halaman: 23
- “Liga Indonesia Perlu Persiapan Matang”, KOMPAS 30 Januari 1994, hal. 4.
- “Sudah Ada Titik Temu, Soal Liga Indonesia”, KOMPAS 31 Maret 1994, hal. 19.
- “Liga Indonesia Bergulir November. * Perserikatan dan Galatama Digabung”, KOMPAS 28 Juli 1994, hal. 19.
- “Demi Sepak Bola Nasional, Liga Harus Batal”, KOMPAS 30 Juli 1994, hal. 1.
- “PSSI Bertanggung Jawab Jika Liga Indonesia Gagal”, KOMPAS 30 Juli 1994, hal. 19.
- “Realisasi Liga Indonesia, Harus Melalui Persiapan yang Matang”, KOMPAS 31 Juli 1994, hal. 1.
- “LI Menyalahi Hasil Kongres PSSI”, KOMPAS 1 Agustus 1994, hal. 1.
- “Soal LI Bingungkan Pemain Galatama dan Persrikatan”, KOMPAS 2 Agustus 1994, hal. 19.
- “Sekjen AFC Peter Vellapan: Liga Indonesia Cara Terbaik Tingkatkan Sepak Bola Nasional”, KOMPAS 4 Agustus 1994, hal. 19.
- “Liga Indonesia Menjadi Liga Dunhill. *Status Kompetisi Belum Jelas”, KOMPAS 1 September 1994, hal. 19.
- “Wapres: Sukses LI Tergantung Tekad Pengelola dan Kekompakan Masyarakat Sepak Bola. * PSSI Perlu Menjelaskan Kasus Persiba”, KOMPAS 1 November 1994, hal. 19.
- “Juara Galatama dan Juara Perserikatan Mengawali Kompetisi Liga Indonesia * Perserikatan Berhak Memakai Pemain Asing”, KOMPAS 2 November 1994, hal. 19.
- “Jadwal Pertandingan Liga Dunhill. 27 November – 26 April 1994. Putaran I”, KOMPAS 27 November 1994, hal. 4.
- “Liga Bank Mandiri 2003 Dihadang Napas, Prestasi, dan Kualitas”, KOMPAS 3 Januari 2003, hal. 28.
- “PSSI Setujui Format Dua Wilayah”, KOMPAS 6 Januari 2005, hal. 24.
- “Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Liga Indonesia 2005 Diikuti 28 Klub”, KOMPAS 27 Januari 2005, hal. 24.
- “Liga Profesional Indonesia, Kapan Datangnya?”, KOMPAS 2 Maret 2005, hal. 48.
- “PSSI dan BLI Tidak Konsisten * Jumlah Peserta Kompetisi Kembali Berubah”, KOMPAS 10 Agustus 2006, hal. 30.
- “Liga Indonesia: BLI Tetapkan Pembagian Wilayah Klub Divisi Utama”, KOMPAS 12 Desember 2006, hal. 28.
- “Liga Super “Asal Jalan Dulu…””, KOMPAS 6 Maret 2008, hal. 34.
- “Sepak Bola: Liga Super Indonesia Akan Diikuti 18 Klub”, KOMPAS 17 Juni 2008, hal. 28.
- “Kongres Segera Digelar * Permintaan Presiden Bukti Pengurus PSSI Tidak Lagi Dipercaya”, KOMPAS 30 Januari 2010, hal. 30.
- “Blatter Restui Kongres: Mantan Pemain Timnas Inginkan Perombakan PSSI”, KOMPAS 25 Maret 2010, hal. 30.
- “Hari Ini Presiden Buka Kongres Sepak Bola”, KOMPAS 30 Maret 2010, hal. 30.
- “Kongres Sepak Bola Nasional: PSSI Didesak Lakukan Reformasi dan Restrukturisasi”, KOMPAS 1 April 2010, hal. 1.
- “Bekas Narapidana Dilarang Aturan * PSSI Harus Mematuhi Aturan Komite Olimpiade”, KOMPAS 16 Agustus 2010, hal. 30.
- “LPI Bakal Bergulir Oktober * PT LI Ancam Coret Klub Peserta”, KOMPAS 18 September 2010, hal. 30.
- “Liga Primer Indonesia: Tonggak Kemerdekaan Sepak Bola Indonesia”, KOMPAS 25 Oktober 2010, hal. 31.
- “Awal Perubahan di Solo”, KOMPAS 8 Januari 2011, hal. 29.
- “Kongres PSSI: Upaya Melanggengkan Kekuasaan”, KOMPAS 24 Januari 2011, hal. 30.
- “Kisruh Sepak Bola: Batal, Pencalonan Nurdin-Nirwan”, KOMPAS 26 Februari 2011, hal. 1.
- “Kisruh PSSI: Mosi Tidak Percaya 83 Anggota atas Nurdin”, KOMPAS 1 Maret 2011, hal. 1.
- “Blatter Cekal Nurdin *FIFA Memantau dan Tahu Persis Situasi di Indonesia”, KOMPAS 9 Maret 2011, hal. 29.
- “FIFA Bentuk Komite Normalisasi untuk Kasus PSSI”, KOMPAS 5 April 2011, hal. 1.
- “Sepak Bola Indonesia: FIFA Ancam Bekukan PSSI”, KOMPAS 23 April 2011, hal. 29.
- “Kongres PSSI: Djohar-Farid Harus Revolusioner”, KOMPAS 10 Juli 2011, hal. 8.
- “Klub-klub Profesional Diranking”, KOMPAS 4 Agustus 2011, hal. 31.
- “PSSI Tidak Akan Berkompromi * Penggabungan Klub untuk Memenuhi Kriteria AFC”, KOMPAS 5 Agustus 2011, hal. 31.
- “Klub Tak Penuhi Syarat”, KOMPAS 26 Agustus 2011, hal. 31.
- “FIFA dan AFC Bahas Kompetisi Pro”, KOMPAS 5 September 2011, hal. 31.
- “Musim 2011/2012 Bergulir Setahun Penuh”, KOMPAS 28 September 2011, hal. 31.
- “BOPI Izinkan Dua Liga Digelar Bersamaan”, KOMPAS 30 November 2011, hal. 31.
- “PSSI Beri Sanksi, LSI Jalan Terus”, KOMPAS 14 Desember 2011, hal. 30.
- “PSSI Tetap Gelar KLB Palangkaraya *KPSI Gelar Kongres Sendiri di Jakarta”, KOMPAS 10 Desember 2012, hal. 31.
- “PSSI dan KPSI Akhiri Konflik”, KOMPAS 19 Februari 2013, hal. 30.
- “FIFA Tegaskan Status KLB”, KOMPAS 6 Maret 2013, hal. 30.
- “Dualisme PSSI Berakhir Sudah”, KOMPAS 18 Maret 2013, hal. 1.
- “Verifikasi Klub Harus Pastikan Finansial”, KOMPAS 21 Maret 2013, hal. 30.
- “IPL Dihentikan, PSSI Gelar ”Play Off””, KOMPAS 3 Oktober 2013, hal. 30.
- “Unifikasi: Peserta Kompetisi Harus Tetap Diselamatkan”, KOMPAS 3 Oktober 2013, hal. 30.
- “Final ISL 15 November 2014: Sebanyak 22 Tim Dibagi dalam Wilayah Barat dan Timur”, KOMPAS 4 Januari 2014, hal. 22.
- “BOPI Minta ISL Ditunda”, KOMPAS 14 Februari 2015, hal. 30.
- “Klub ISL Keberatan”, KOMPAS 17 Februari 2015, hal. 31.
- “Menpora Segera Surati FIFA”, KOMPAS 21 Februari 2015, hal. 30.
- “Liga Super Indonesia: Polri – Persebaya dan Arema Tak Diberi Izin”, KOMPAS 4 April 2015, hal. 30.
- “Peringatan untuk PSSI”, KOMPAS 9 April 2015, hal. 30.
- “BOPI Tegur PT Liga Indonesia”, KOMPAS 11 April 2015, hal. 31.
- “Peringatan FIFA Harus Jadi ”Cambuk” bagi PSSI”, KOMPAS 13 April 2015, hal. 30.
- “Momentum Membenahi Sepak Bola Nasional”, KOMPAS 19 April 2015, hal. 1.
- “Momentum Perbaikan Liga”, KOMPAS 3 Mei 2015, hal. 8.
- “Momentum Perbaikan Sepak Bola Nasional”, KOMPAS 31 Mei 2015, hal. 1.
- “Pemerintah dan FIFA Sepakat Cari Solusi”, KOMPAS 3 November 2015, hal. 1.
- “FIFA: Komite ”Ad Hoc” Reformasi Jadi Solusi”, KOMPAS 4 November 2015, hal. 1.
- “Sejalan, Pemikiran Imam dan Agum”, KOMPAS 11 Februari 2016, hal. 28.
- “Akuntabilitas, Prasyarat Pencabutan Pembekuan”, KOMPAS 25 Februari 2016, hal. 1.
- “Klub-klub Usulkan KLB PSSI Terkait La Nyalla”, KOMPAS 19 Maret 2016, hal. 31.
- “Pemerintah Dukung Kompetisi ISC”, KOMPAS 11 April 2016, hal. 30.
- “Menpora Cabut Pembekuan PSSI”, KOMPAS 11 Mei 2016, hal. 29.
- “Perbaikan Tata Kelola Harus Berlanjut”, KOMPAS 15 Mei 2016, hal. 8.
- “PSSI Tanggapi Tuntutan Kongres Luar Biasa”, KOMPAS 19 Mei 2016, hal. 29.
- “Sikap FIFA Diharapkan Menjadi Awal Baik”, KOMPAS 16 Oktober 2016, hal. 9.
- “Pintu Masuk Pembenahan Sepak Bola”, KOMPAS 10 November 2016, hal. 31.
- “PSSI ”Rumah Besar” Sepak Bola Indonesia”, KOMPAS 11 November 2016, hal. 1.
- “Tonggak Bersejarah Sepak Bola Nasional * Program Kerja Garuda Emas Menjadi Acuan PSSI Membangkitkan Prestasi Tim Nasional”, KOMPAS 9 Januari 2017, hal. 31.
- “Korona Hentikan Liga”, KOMPAS 15 Maret 2020, hal. 4.
- “Liga Indonesia Dihentikan hingga Akhir Juni”, KOMPAS 28 Maret 2020, hal. 19.
- “Kompetisi Dipastikan Berlanjut”, KOMPAS 18 September 2020, hal. 13.
- “Klub-klub Masih Menunggu Kepastian”, KOMPAS 30 Oktober 2020, hal. 14.
- “Kompetisi Liga 1 dan 2 Dimulai Juli”, KOMPAS 25 Mei 2021, hal. 14.
- https://aremafc.com/
- https://bola.kompas.com/read/2022/07/18/04550068/arema-fc-juara-piala-presiden-2022–berawal-dengan-kalah-lalu-berjaya-bersama?page=all
- https://bola.kompas.com/read/2022/07/17/22465578/arema-fc-juara-piala-presiden-2022-3-mantra-organisasi-kerja-dan-keluarga?page=all
- https://www.malangkab.go.id/mlg/default/detail-potensi?daerah=52
- https://www.kompas.com/properti/read/2022/10/02/110000121/profil-stadion-kanjuruhan-saksi-bisu-tragedi-arema-vs-persebaya?page=all
- https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/10/02/aremania-dan-identitas-sosial-arek-malang
- https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/03/235900979/arema-fc-sejarah-julukan-singo-edan-?page=all
- https://www.kompas.com/sports/read/2022/10/02/00123768/rekor-23-tahun-arema-patah-aremania-turun-ke-lapangan-usai-laga?page=all