Peta Tematik | Lebaran

Sebaran Lokasi Pengamatan Hilal

Penentuan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri diputuskan melalui sidang Isbat. Penentuannya dapat berdasarkan pengamatan hilal atau melalui metode hisab.

sebaran-lokasi-pengamatan-hilal

Setiap tahun, Kementerian Agama menggelar sidang isbat untuk menetapkan jatuhnya awal Ramadhan dan 1 Syawal. Tahun 2021, sidang penentuan awal Ramadhan 1442 Hijriyah dilakukan pada Senin 12 April 2021 yang menetapkan puasa pertama pada Selasa, 13 April 2021. Sedangkan sidang penentuan 1 Syawal 1442 Hijriyah dilakukan pada Selasa 11 Mei 2021 yang menetapkan hari pertama Idul Fitri pada Kamis, 13 Mei 2021. Dengan demikian, puasa Ramadhan kali kedua di masa pandemi ini berjalan selama 30 hari.

Selama pandemi, sidang dilakukan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) yang diikuti oleh Organisasi Kemasyarakatan Islam dan stakeholder terkait. Beberapa ormas Islam yang hadir antara lain Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Washliyah, sedangkan dari stakeholder terkait di anataranya Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha ITB, Planetarium, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama, serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.

Sidang Isbat dilaksanakan dalam tiga tahapan, tahap pertama pemaparan posisi hilal oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama. Tahap kedua yaitu sidang Isbat yang digelar secara tertutup, dan tahap terakhir konferensi pers hasil sidang Isbat.

Dalam pengamatan hilal, Kementerian Agama menggelar pemantauan di 86 lokasi yang tersebar di 34 provinsi. Sebaran lokasi pengamatan hilal tersebut dapat dilihat pada peta di atas. Pemantau berasal dari petugas kantor wilayah Kementerian Agama di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta lembaga terkait setempat.

Istilah ‘Hilal’ merupakan serapan dari bahasa Arab yang berarti bulan sabit. Meski demikian, tidak semua bulan sabit dapat di sebut hilal, melainkan hanya bulan sabit pertama yang dapat dilihat dengan mata telanjang ataupun alat bantu pengamatan. Fase bulan baru ini berada dekat dengan matahari terbenam, sehingga pengamatan dilakukan pada saat menjelang matahari terbenam.

Perbedaan hasil pengamatan dikarenakan umumnya terdapat dua metode, yaitu metode rukyat yang mana arah ketinggian hilal lebih dari 2 derajat dari horizon, dan metode wujudul hilal yang mana hilal sudah terlihat di cakrawala berapapun arah ketinggiannya.

Sumber:

  • Siaran Pers Kementerian Agama RI, Sidang Isbat 12 April 2021 terkait penetapan awal Ramadhan 1442 Hijriyah yang jatuh pada Selasa 13 April 2021.
  • Siaran Pers Kementerian Agama RI, Sidang Isbat 11 Mei 2021 terkait penetapan 1 Syawal 1442 Hijriyah yang jatuh pada Kamis 13 Mei 2021.
  • Artikel Kompas.com “Memahami Hilal dan Metode Rukyat, Penanda Awal Bulan Ramadhan” (5 Mei 2019).

Muhammad Fiqi Fadillah

Editor
Slamet JP