Tokoh

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Anis Matta

Anis Matta merupakan pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Partai Gelora sejak 2019. Sebelum mendirikan Partai Gelora, Anis Matta dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan pernah menjabat Presiden PKS.

KOMPAS.COM

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Muhammad Anis Matta

Lahir
Bone, Sulsel, 7 Desember 1968

Almamater
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta

Jabatan Terkini
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora)

Pria yang bernama lengkap Muhammad Anis Matta ini merupakan tokoh muda perintis Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kiprahnya di panggung politik nasional dimulai ketika terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004–2009. Ia kemudian terpilih kembali pada periode keduanya, yakni 2009–2014 dan didapuk menjadi Wakil Ketua DPR mewakili PKS.

Pada masa kepengurusan di Dewan Pengurus Pusat PKS, Anis menjadi Sekretaris Jenderal sejak partai itu berdiri hingga 2013. Ia kemudian diangkat oleh Majelis Syuro PKS menjadi presiden partai sejak 1 Februari 2013 sampai 10 Agustus 2015. Saat menjabat Presiden PKS, Anis mengundurkan diri dari anggota DPR guna fokus membenahi dan menahkodai partai yang dihantam kasus korupsi yang melibatkan presiden partai sebelumnya.

Setelah lengser dari jabatan presiden PKS pada 2015, Anis sempat berselisih dan berkonflik dengan pimpinan PKS terkait keterbukaan partai. Puncaknya ia dipecat dari seluruh jenjang struktural di partai. Anis kemudian mendirikan Partai Gelombang Rakyat atau Partai Gelora. Partai baru yang didirikannya itu berhaluan gabungan Islam dan Nasionalis yang berasaskan Pancasila.

Melalui Partai Gelora, Anis ingin partainya menjadi kompas atau petunjuk arah bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Ia mengharapkan keberadaan Gelora di panggung politik Indonesia bisa membawa arah baru Indonesia menjadi negara yang super power di dunia.

Putra Bone

Anis Matta lahir di Welado, Bone, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1968. Anak keenam dari delapan bersaudara ini menghabiskan masa kecil dan remaja di beberapa daerah di Indonesia Timur. Ia pernah menempuh sekolah dasar di SD Katolik Mathias I di Tual, Maluku Tenggara, lalu kembali ke Bone dan lulus dari SD Inpres Welado, Bone, Sulawesi Selatan.

Setelah lulus SD, Anis lalu masuk pondok pesantren pada usia SMP–SMA di Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar. Anis kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Jakarta setelah mendapat beasiswa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta.

Ia merampungkan sarjana jurusan syariah pada 1992. Selama kuliah di Jakarta, Anis mengikuti kursus bahasa Inggris di bilangan Salemba, Jakarta Pusat. Selain itu, Anis pernah mengikuti program American Council for Young Political Leader (ACYPL) di Amerika Serikat (2000) dan Kursus Singkat Angkatan ke-9 Lemhanas.

Karier

Setelah selesai kuliah, Anis pernah menjadi direktur pusat studi Islam Al-Manar, komisaris PT Indo Media Green Pages, Preskom PT Manara Inti Tijara, direktur Pusat Studi Islam Almanar, dosen agama Islam FE UI Program Extension selama dua tahun, dari tahun 1996–1998.

Selain mengajar, aktivitas yang ditekuni Anis adalah berdakwah di masjid-masjid perkantoran di Jakarta. Ia juga menekuni profesi sebagai pembicara dan konsultan pengembangan organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

Bersama rekan-rekan aktivis masjid, Anis kemudian mendirikan Partai Keadilan (PK) pada 1998. Partai Keadilan (PK) kemudian dideklarasikan di Jakarta pada 20 Juli 1998 dan menjadi salah satu parpol peserta Pemilu 1999. Setelah pemilihan umum 1999, PK berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2 Juli 2003. Anis didapuk menjadi sekjen partai sejak partai itu berdiri hingga tahun 2013.

Karier politik Anis bersama PKS terbilang moncer. Pada Pemilu 2004, Anis terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2004–2009 dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar). Ia bertugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, luar negeri dan intelejen.

Pada Pemilu 2009, Anis terpilih kembali untuk periode 2009–2014 dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan I yang wilayahnya meliputi Kabupaten Bantaeng, Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Takalar, dan Kota Makassar. Pada periode keduanya menjadi anggota dewan, Anis didapuk sebagai Wakil Ketua DPR RI mewakili PKS.

Tahun 2013, Anis mengudurkan diri dari posisinya  sebagai anggota dewan karena dirinya ditunjuk menjadi Presiden PKS, menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang tersandung kasus korupsi dan ditahan KPK. Anis terpilih atas hasil rapat maraton Dewan Pimpinan Pusat PKS di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Sebelum menduduki posisi tersebut, Anis Matta menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKS sejak tahun 1998.

Sebagai Presiden PKS, Anis Matta berhasil mempertahankan perolehan suara PKS pada Pemilu 2014, yakni 8.480.204 suara atau sekitar 6,79 persen, di tengah prediksi banyak kalangan suara PKS bakal turun akibat kasus korupsi yang menjerat Presiden PKS sebelumnya Luthfi Hasan Ishaaq. Perolehan suara PKS pada pemilu sebelumnya, sebanyak 8.204.946 suara (7,89 persen).

Pada Pemilihan Presiden 2014, Anis Matta bersama PKS masuk dalam koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan wakil presiden 2014. Meski koalisi itu gagal memenangi Pilpres 2014, Anis tetap bersama Prabowo di luar pemerintahan dan menjadi partai oposisi pemerintah.

Dalam Musyawarah ke-1 Majelis Syura PKS di Bandung, Jawa Barat pada Agustus 2015, Anis lengser dari Presiden PKS dan digantikan oleh Sohibul Iman sebagai Presiden PKS untuk lima tahun ke depan.

Setelah lengser dari kursi Presiden PKS, Anis Matta aktif di organisasi kemasyarakatan (ormas) bernama Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi). Ormas itu dibentuk oleh beberapa tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satunya Anis Matta sendiri dan Fahri Hamzah.

Setelah keluar dari PKS, Anis bersama Fahri Hazah dan tokoh-tokoh lainnya mendirikan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora) pada 28 Oktober 2019 atau beberapa bulan setelah Pemilu 2019 digelar. Partai itu dideklarasikan dalam acara konsolidasi nasional di Jakarta pada 10 November 2019. Anis Matta ditunjuk sebagai ketua umum partai tersebut.

Partai Gelora lantas mendaftarkan diri ke Kemenkumham sebagai partai politik pada 31 Maret 2020. Partai Gelora resmi menjadi partai politik setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) bernomor M.HH-11.AH.11.01 Tahun 2020 dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) pada 2020.

Pada 7 Agustus 2022, Anis memimpin Partai Gelora untuk mendaftar ke KPU sebagai peserta Pemilu 2024. Setelah melalui proses verifikasi KPU, Partai Gelora pun dinyatakan lolos sebagai partai peserta Pemilu 2024 dan mendapat nomor urut 7. Anis optimis partainya bakal memenuhi ambang batas parlemen 4 persen dan melenggang ke Senayan. Bahkan, perolehan suaranya bakal lebih besar dari apa yang ditargetkan.

Selain sebagai politisi, Anis cukup produktif menulis buku-buku politik dan dakwah, dan tulisannya banyak menjadi rujukan di kalangan aktivis dakwah kampus. Sejak 2002 hingga 2014 sudah 10 buku ditulisnya, yaitu Delapan Mata Air Kecemerlangan (2009), Momentum Kebangkitan (Kumpulan Pidato) (2014), Gelombang Ketiga Indonesia (2014), Menikmati Demokrasi (2002), Model Manusia Muslim: Pesona Abad ke-21 (2002), Membentuk Karakter Cara Islam (2003), Mencari Pahlawan Indonesia (2004), Dari Gerakan Menuju Negara (2006), Integrasi Politik dan Dakwah (2007), Serial Cinta (2008).

KOMPAS.COM

Partai Gelora mengikuti pengundian nomor urut peserta Pemilu 2024 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022) malam. Dalam pengundian itu, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan Wakil Ketua Fahri Hamzah yang mewakili partainya mendapatkan nomor urut 7 untuk Pemilu 2024 nanti.

PRI

“Musuh terbesar dalam diri kita adalah keraguan. Begitu punya rencana, kekuatan utama kita adalah keyakinan yang akan mengantar kita mencapai tujuan. Jadi kalahkan diri sendiri, kalahkan dulu keraguan. Jangan beri ruang keragu-raguan untuk berkembang, kita harus fokus pada keyakinan dan tujuan kita,” ujarnya Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta (17/12/2022).

Arah baru Indonesia

Partai Gelora didirikan untuk dapat berkontribusi memberikan narasi arah baru Indonesia sekaligus juga melahirkan para pemimpinnya yang akan membawa Indonesia bersama elemen lainnya untuk menjadi negara dengan kekuatan lima terbesar dunia.

Pada Pemilu 2024, Anis menyampaikan target awal partainya, yakni bisa masuk ke parlemen terlebih dahulu dan lolos parlementary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen. Bahkan, capaian Partai Gelora tersebut diyakini akan melebihi target yang telah ditetapkan.

Menurut Anis Matta, Partai Gelora yang mendapatkan nomor urut 7 merupakan simbol dari Arah Baru Indonesia, yang ingin menjadikan Indonesia lima besar dunia. Anis Matta menegaskan, bahwa Arah Baru Indonesia akan menjadi sumber optimisme dan keyakinan Partai Gelora untuk memenangi Pemilu 2024.

Anis Matta berharap sumber keyakinan Partai Gelora ini, harus ditularkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Keyakinan tersebut akan menjadi kekuatan utama untuk mencapai tujuan.

KOMPAS.COM

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora) Anis Matta dan Pengurus Partai Gelora tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta Pusat untuk mendaftar sebagai calon peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Minggu (7/8/2022).

MYE

Harta kekayaan

Saat menjadi anggota DPR untuk periode kedua, Anis mengumumkan harta kekayaannya dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK pada 7 Desember 2009, Total kekayaan Anis Matta capai Rp 6,47 miliar.

Rinciannya, 14 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 5,77 miliar yang tersebar di Bekasi, Jakarta, dan Kendari berupa warisan, hibah, dan hasil sendiri. Kemudian  harta bergerak senilai 580 juta yang terdiri dari , mobil Toyota Harrier tahun 2008, Toyota Kijang tahun 2000, dan Honda Supra tahun 1996, serta giro dan setara kas lainnya senilai Rp 125 juta dan 10.000 dollar AS.

Referensi

Biodata

Nama

Muhammad Anis Matta

Lahir

Bone, Sulsel, 7 Desember 1968

Jabatan

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora) 2019–2024

Pendidikan

  • SD Inpres Welado, Bone, 1980
  • SMP Darul Arqam Muhamadiyah, Makasar, 1983
  • SLTA Darul Arqam Muhammadiyah, Makasar, 1986
  • Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta jurusan Syariah 1992

Karier

  • Direktur Pusat Studi Islam Al-Manar
  • Komisaris PT Indo Media Green Pages
  • Preskom PT Manara Inti Tijara
  • Direktur Pusat Studi Islam Almanar
  • Dosen Agama Islam FE UI Program Extension 1996-1998
  • Anggota DPR RI, 2004-2009
  • Anggota DPR RI 2009-2014
  • Wakil Ketua DPR, 2009-2013

Organisasi

  • Majelis Hikmah PP Muhammadiyah
  • Anggota Ikatan Alumni Lemhanas 2001-2006
  • Sekretaris Jenderal PKS 2003-2005, 2005-2010, 2010-2013
  • Presiden Partai Keadilan Sejahtera, 1 Februari 2013 – 10 Augustus 2015
  • Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia, 10 November 2019 – sekarang

Karya

Buku

  • Menikmati Demokrasi (2002)
  • Model Manusia Muslim: Pesona Abad ke-21 (2002)
  • Membentuk Karakter Cara Islam (2003)
  • Mencari Pahlawan Indonesia (2004)
  • Dari Gerakan Menuju Negara (2006)
  • Integrasi Politik dan Dakwah (2007)
  • Serial Cinta (2008)
  • Delapan Mata Air Kecemerlangan (2009)
  • Momentum Kebangkitan (Kumpulan Pidato) (2014)
  • Gelombang Ketiga Indonesia (2014)
  • Haji: Catatan & Refleksi (2021)
  • Pesan Islam Menghadapi Krisis (2021)

Keluarga

Istri

  1. Anaway Irianty
  2. Szilvia Fabula (dari Eropa Timur)

Anak

  • 10 orang

Sumber
Litbang Kompas