Tokoh

Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo

Hary Tanoesoedibjo merupakan pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia atau Perindo. Melalui Partai Perindo, Hary Tanoe bercita-cita menghadirkan kesejahteraan dengan memperbaiki perekonomian dan mendorong kemajuan masyarakat menengah ke bawah, nelayan, petani, dan buruh.

KOMPAS.COM

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Hary Tanoesoedibjo

Lahir
Surabaya, 26 September 1965

Almamater
Charleton University, Kanada
Ottawa University, Kanada

Jabatan Terkini
Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo)

Nama Hary Tanoesoedibjo telah lama dikenal dalam industri media elektronik, baik televisi maupun radio. Ia kemudian juga terjun ke bisnis media cetak baik koran maupun majalah. Melalui benis tersebut namanya kemudian dikenal sebagai konglomerat media massa.

Hary Tanoe kemudian mengabungkan bisnis medianya dalam MNC Grup dan menjadi Chairman MNC Group yang menguasai jaringan media terbesar di Indonesia mulai dari televisi, radio, koran, hingga platform informasi digital.

Tidak hanya di media cetak dan ekektronik, Hary Tanoe pun kemudian membentuk perusahaan investasi dan keuangan, bahkan ia terjun dalam bisnis properti. Tidak tanggung-tanggung, ia menjadi pemilik dan pengelola tambang batu bara skala besar di Indonesia, hingga kekayaannya ditaksir mencapai 1,5 miliar dollar AS.

Kekayaan dan kemasyhuran tidak membuatnya berhenti berkarya, ia pun kemudian terjun ke politik. Hary memulai karier politiknya dengan menjadi Dewan Penasihat Partai Nasional Demokrat. Namun, tidak bertahan lama kemudian Hary Tanoe bergabung dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai.

Hary Tanoe hengkang setelah sekitar setahun di Partai Hanura dan mendirikan partai sendiri, yakni Partai Persatuan Indonesia atau Perindo. Partai itu menjadi wadah bagi raja media ini untuk mencurahkan gagasannya. Hary Tanoe bercita-cita menghadirkan kesejahteraan dengan memperbaiki perekonomian masyarakat menengah ke bawah Indonesia, nelayan, petani, buruh, serta mendukung UMKM.

Keluarga pengusaha

Pria kelahiran Surabaya tahun 1965 ini merupakan putra bungsu dari Ahmad Tanoesoedibjo. Ayahnya adalah pria yang sangat sederhana yang tidak tamat Sekolah Dasar. Sang ayah dikenal ulet dan gigih dalam menafkahi keluarganya dengan bekerja sebagai loper koran hingga sopir taksi. Sang ayah kemudian mengumpulkan uang untuk mengikuti beragam pelatihan hingga akhirnya berani membuka usaha sendiri dan menjadi pengusaha.

Hary Tanoe menghabiskan masa kecilnya di Kota Surabaya. Ia mengenyam Pendidikan SMA di SMAK St Louis Surabaya, namun kebiasaan buruk berkelahi dan tawuran membuat diskors selama 6 bulan dan akhirnya Hary keluar dari sekolah tersebut. Hary Tanoe kemudian mengikuti ujian persamaan yang digelar  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Surabaya sehingga ia bisa memiliki ijazah persamaan SMA.

Hary Tanoe kemudian melanjutkan Pendidikan di Charleton University, Kanada dan lulus tahun 1988. Tak berselang, ia mengambil gelar Master of Business Administration di Ottawa University Kanada tahun 1989.

Karier

Berbekal gelar Bachelor dan Master dari Kanada serta kecakapan yang dimiliki, tidak sulit bagi Hary Tanoe mengembangkan bisnis miliknya. Ia mendirikan PT Bhakti Investama sekaligus sebagai pemegang saham dan Presiden Eksekutif tahun 1989. Perusahaan ini banyak bergerak dalam bidang manajemen investasi yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan kemudian membenahinya dan setelah berkembang kemudian dijual kembali.

Ketika krisis ekonomi global menghantam Indonesia dan banyak perusahaan tumbang, PT Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham  PT Bimantara Citra Tbk tahun 2000. Ketika seluruh saham Bimantara telah menjadi miliknya Hary Tanoe mengubah namanya menjadi PT Global Mediacom Tbk sekaligus dia  menjadi Presiden Direktur  tahun 2002 di perusahaan tersebut. Pada tahun 2004 ia menjadi Pesiden Direktur PT Media Nusantara Citra TBK (MNC) dan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia sejak tahun 2003, kemudian menjadi Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk dan Indovision, dan mulai memasuki bisnis televisi berbayar.

Ekspansi bisnisnya mulai memasuki bisnis saham dengan membentuk PT MNC Sekuritas dengan Hary Tanoe sebagai Komisaris Utama. Perusahaan Global Mediacom kemudian menaungi tiga stasiun televisi swasta yaitu RCTI, MNCTV dan Global TV selain juga bisnis penyiaran stasiun radio Trijaya FM. Kemudian ia bermain dalam media cetak seperti Harian Seputar Indonesia, majalah Trust yang berfokus pada ekonomi dan bidang usaha, juga majalah remaja Genie.

Perusahaan MNC menjadi rumah produksi yang membuat acara ke televisi swasta seperti RCTI, TPI, Global TV, dan berbagai jaringan radio hingga ia membangun jaringan radio nasional. Tidak cukup dengan bisnis radio dan televisi, Hary Tanoe pernah menjadi Bendahara Komite Olahraga Nasional (KONI). Pengalaman dan kepiawaian membangun kerajaan bisnis membuatnya sering didapuk untuk  menjadi dosen tamu ataupun pembicara dalam Keuangan Perusahaan, Investasi, dan Manajemen Strategis di berbagai perguruan tinggi. Dalam forbes.com, Hary Tanoe memiliki 60 perusahaan media seperti televisi, radio, media cetak dan online.

Kesuksesan dan kekayaan Hary Tanoe terus berlipat ganda dengan kepemilikan tambang batubara, dia mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) yang memiliki 9 izin usaha pertambangan IUP di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Bahkan, pada kuartal pertama tahun 2022, PT MNC Energi Invesment Tbk mencatatkan laba bersih 9,4 juta dollar Amerika. Melalui MNC Land, raja media ini  membangun resor di Bali dan Jawa Barat dengan menggandeng perusahaan milik Donald Trump.

Setelah sukses sebagai pengusaha, Hary Tanoe kemudian terjun ke dunia politik praktis. Karier dalam dunia politik dimulai saat ia bergabung dengan Partai Nasional Demokrat pada Oktober 2011. Saat itu, ia menduduki jabatan Dewan Ketua Pakar. Namun, dua tahun kemudian ia memilih keluar dari Nasdem karena perbedaan pandangan dengan pemimpin Nasdem Surya Paloh pada Januari 2013.

Pada Februari 2013, ia mendirikan organisasi kemasyarakatan yang dinamai Persatuan Indonesia (Perindo). Selain Hary Tanoe, deklarator ormas ini, antara lain, Yusril Ihza Mahendra, Romli Atmasasmita, dan mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Ahmad Rofiq.

Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Hary Tanoe bergabung dengan Partai Hanura bentukan Jenderal TNI (Purn) Wiranto. Wiranto dan Hary Tanoe kemudian menjadi bakal calon pasangan presiden dan wakil presiden pada para pertengahan 2013. Pasangan tersebut  sempat mendeklarasikan diri untuk Pemilu 2014, tetapi akhirnya Hary mengundurkan diri setelah melihat perolehan suara Hanura dalam pemilu 2014 sangat kecil.

Hary Tanoe kemudian mundur dari Hanura dan secara terbuka mendukung pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa saat pilpres 2014, sedangkan Wiranto mendukung pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla.

Pada 7 Februari 2015, Hary Tanoe kemudian mendeklarasikan pembentukan Partai Perindo dan ikut mendaftarkan partainya di KPU pada Februari 2018. Parindo pun akhirnya menjadi peserta Pemilu 2019, namun suaranya terbilang kecil dan hanya mendapatkan 3.738.320 suara atau sebesar 2,67 persen. Perolehan itu tidak mencapai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. Meski demikian, capaian itu paling tinggi ketimbang 7 partai politik nonparlemen lainnya yang juga ikut pada Pemilu 2019.

Kemudian menjelang pilpres 2019, Hary Tanoe dan Perindo berkoalisi mendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bahkan hal itu dikukuhkan secara resmi dalam Rapat Pimpinan Nasional Perindo pada 21 Maret 2018 di Jakarta.

Selain dunia politik, Hary Tanoe juga aktif di organisasi masyarakat. Ia pernah didapuk menjadi Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia dua periode, yaitu 2014–2018 dan 2018–2022. Kemudian Hary Tanoe juga menjadi Ketua Umum PB POBSI (Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia) periode 2019–2023.

KOMPAS.COM

Presiden RI Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kanan) dalam perayaan hari ulang tahun ke-8 Perindo di MNC Center, Jakarta,Senin (7/11/2022)

Daftar penghargaan

  • Masuk dalam daftar Asian Globe sebagai salah satu dari 50 pemimpin baru   yang membawa perubahan (2018)
  • tokoh inspirator bangsa dari Serikat Pekerja Bank Bank Tabungan Negara (SP-BTN). (2018)

Penghargaan

Tahun 2018 Hary Tanoe masuk dalam daftar Asian Globe sebagai salah satu dari 50 pemimpin baru yang membawa perubahan dalam masyarakat. Hary Tanoe juga meraih penghargaan sebagai tokoh inspirator bangsa dari Serikat Pekerja Bank Bank Tabungan Negara (SP-BTN) pada 2018. Pengharagaan itu diberikan lantaran Hary Tanoe dinilai memiliki peran penting dalam sejarah SP-BTN.

KOMPAS.COM

Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedijo dan istri, Liliana Tanoesoedibjo, berjalan kaki menyambangi kantor KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2017). Diiringi seribuan kader Partai Perindo serta pawai marching band dan pakaian adat, kedatangan Hary mendaftarkan Partai Perindo sebagai calon peserta pemilu 2019.

KOMPAS.COM

Sukses tidak tergantung dari berapa lama kita memulai, tapi sukses tergantung dari sejauh mana ketepatan kita bekerja,” ujar Hary Tanoesoedibjo saat kegiatan Konsolidasi Nasional dan Bimbingan Teknis yang diikuti anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota dan DPW Partai Perindo se-Indonesia (13/12/2022).

Target Perindo

Partai Perindo sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)  sebagai peserta Pemilu 2024 dengan nomor urut 16. Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo menargetkan partainya mendapat 60 kursi DPR RI atau mengincar dua digit pada Pemilu 2024.

Menurutnya, target tersebut selaras dengan keinginannya agar Perindo menjadi partai besar yang mempunyai cukup kursi di DPR RI dan pemerintahan. “Target kami dapat kursi di parlemen 2 digit. Satu digit tidak bisa bikin perubahan, kalau dua digit bisa,” ujar HT Tanoe dalam perayaan hari ulang tahun ke-8 Perindo di MNC Center, Jakarta, Senin (7/11/2022).  Sebelumnya, saat mendaftarkan partainya di Kantor KPU Jakarta, Hary Tanoe juga mengatakan target Perindo tahun 2024 memperoleh kursi DPR minimal 60 kursi atau di atas 10 persen perolehan suara.

Untuk mewujudkan target itu Hary Tanoesoedibjo mengajak seluruh kader Perindo agar kerja cerdas dan keras untuk mencapai tujuan partai. Pemilik MNC Group itu juga mengingatkan kepada kadernya untuk memilih caleg yang benar-benar ingin berjuang untuk rakyat di semua tingkatan. Menurut Hary, caleg yang benar adalah mereka yang mau turun langsung untuk membantu permasalahan masyarakat.

Selain itu, Hary Tanoe juga menekankan pentingnya soliditas internal dan inklusivitas, sebagai kunci keberhasilan Partai Perindo. Hal itu bisa diwujudkan dengan melakukan langkah-langkah penguatan organisasi, kelembagaan, struktur partai sampai ke tingkat ke bawah, tingkat ranting, dan juga TPS-TPS yang ada, serta kualitas dari bakal calon anggota legislatif.

KOMPAS.COM

Harta kekayaan

Dalam catatan Forbes, kekayaan Harry Tanoe mencapai 1,2 miliar dollar AS di tahun 2021 atau tercatat sebagai 40 orang terkaya di Indonesia. Kemudian, hartanya meningkat menjadi 1,5 miliar dollar AS sehingga naik peringkat menjadi 21 orang terkaya di Indonesia.

Secara global Hary Tanoe berada pada peringkat 1.929 orang terkaya dunia. Kekayaan Hary Tanoe bersumber dari saham yang dimilikinya di sejumlah perusahaan antara lain PT MNC Investama Tbk memiliki saham secara pribadi sebesar 2,59 persen atau 2.166.568.300 lembar, kemudian Invesment Development Ltd, Hary Tanoe memiliki 15,85 persen atau 13.238.835.716 lembar saham.

Selain itu, dalam anak perusahaan PT MNC Investama Tbk, dia memiliki saham seperti PT Global Mediacom Tbk sebanyak 45,75 persen, PT Global Transport Service sebanyak 99,99 persen, PT MNC Energi 99,99 persen, dan PT MNC Capital Indonesia Tbk 54 persen. Di bisnis tambang, Hary Tanoe memiliki cadangan batubara sebesar 20,58 MT atau setara dengan nilai 56,6 juta dollar Amerika pada April 2022.

Referensi

Biodata

Nama

Hary Tanoesoedibjo

Lahir

Surabaya, 26 September 1965

Jabatan

Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo)

Pendidikan

  • SMAK St Louis Surabaya
  • Charleton University, Kanada 1988
  • Ottawa University, Kanada 1989

Karier

  • Presiden Direktur MNC Asia Tbk 2022 –
  • Presiden Komisaris PT MNC Land Tbk 2022 –
  • Presiden Direktur MNC Digital Entertainment Tbk 2022 –
  • Presiden Komisaris Rajawali Citra Televisi 2019-
  • Presiden Direktur PT MNC Picture 2017 –
  • Presiden Komisaris PT Media Nusantara Citra 2016
  • CEO Global Informasi Bermutu 2009–
  • CEO PT Global Mediacom Tbk 2007
  • Presiden Komisaris PT MNC Sekuritas 2004 –
  • CEO Gmc Ltd 2002
  • Pendiri PT Bhakti Group 1989 —
  • Presiden Direktur PT Infokom Elektrindo 2022-2022
  • Presiden Komisaris PT MNC Investama Tbk 2016-2022
  • Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk

Organisasi

  • Ketua Umum Partai Perindo
  • Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia 201-4-2018 & 2018–2022
  • Ketua Umum PB POBSI 2019–2023

Penghargaan

  • Masuk dalam daftar Asian Globe sebagai salah satu dari 50 pemimpin baru   yang membawa perubahan dalam masyarakat (2018)
  • penghargaan sebagai tokoh inspirator bangsa dari Serikat Pekerja Bank Bank Tabungan Negara (SP-BTN) (2018)

Karya

Buku

Keluarga

Istri

Liliana Tanaja

Anak

  • Angela Herliani Tanoeseodibyo
  • Valencia Herliani Tanoeseodibyo
  • Jessica Herliani Tanoeseodibyo
  • Clarissa Herliani Tanoeseodibyo
  • Warren Harryputra Tanoeseodibyo

Sumber
Litbang Kompas