Tokoh

Ketua DPD RI Periode 2024-2029 Sultan Bachtiar Najamudin

Sultan Bachtiar Najamudin terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk periode 2024-2029 menggantikan La Nyalla Mattalitti. Tokoh muda asli Bengkulu ini sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPD RI pada periode 2019-2024.

KOMPAS/HENDRA AGUS SETYAWAN

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Sultan Bachtiar Najamudin

Lahir
Anggut, Pino, Bengkulu Selatan, pada 11 Mei 1979

Almamater
Universitas Indonesia
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jabatan Terkini
Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI 2024-2029

Sultan Bachtiar Najamudin terpilih sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk periode 2024-2029 menggantikan La Nyalla Mattalitti. Hasil ini diperoleh usai penghitungan suara dari 151 senator yang hadir dalam rapat paripurna pemilihan pimpinan DPD RI.

Proses pemilihan pimpinan DPD disepakati menggunakan mekanisme paket calon pimpinan. Ada dua paket calon pimpinan yang ikut dalam bursa pemilihan dan masing-masing paket terdiri dari 4 orang.

Paket calon pimpinan kubu Sultan Najamudin sebagai ketua, dengan GKR Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung selaku bakal calon wakil ketua, mengantongi 95 suara.  Sementara paket calon pimpinan DPD kubu La Nyalla Mattalitti sebagai calon ketua, Nono Sampono, Elviana, dan Andi Muhammad Ihsan sebagai bakal calon wakil ketua, memperoleh 56 suara.

Sebelum pemilihan, Sultan Najamudin memaparkan visi-misinya di hadapan anggota DPD. Menurut Najamudin, kolaborasi dengan pemerintah menjadi kata kunci yang penting agar dari sisi legislasi, anggaran, dan representasi, DPD RI dapat memperkuat tajinya.

Kolaborasi dan sikap yang inklusif, menurutnya, membuatnya optimistis DPD RI bisa semakin diperhitungkan. Ia juga mengakui yakin mampu menyempurnakan jauh lebih baik dari apa yang sudah dicapai oleh Ketua DPD sebelumnya.

Asli Melayu

Pria yang lahir di Anggut, Pino, Bengkulu Selatan pada 11 Mei 1979 ini merupakan anak bungsu dari pasangan Najamudin dan Nuraini. Sang ayah merupakan petani yang mengandalkan hasil pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga dan latar belakang daerah yang belum maju, Sultan kecil, tumbuh di tengah suasana tradisi Melayu yang terkenal menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Ia mengenyam pendidikam dasarnya di  SD Negeri Gedung Agung, Kecamatan Pino, Kabupaten Bangkulu Selatan pada 1986. Enam tahun kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Ulu Talo, di Kabupaten Seluma di wilayah Bengkulu.

Tiga tahun berselang ia meneruskan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Manna, dan pindah SMA Negeri 3 Manna di Kabupaten Bengkuu Selatan hingga lulus pada 1998. Ia kemudian merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan tingginya di  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (S-1) dan beberapa tahun kemudian mengambil pendidikan pascasarjana di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Karier

Sebelum terjun ke dunia politik, Sultan memulai kerja profesional sebagai seorang pengusaha. Dia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang penjualan senjata, bahan peledak, dan tabung gas skala nasional di bawah bendera ASA karya Group.

Tahun 2009 atau saat usia tiga puluh tahun ia memutuskan untuk pulang ke Bengkulu untuk membangun daerah kelahirannya. Ia memulai dengan menjadi aktivis pemuda dan berhasil menjadi ketua KNPI provinsi Bengkulu dan sempat bertarung menjadi kandidat untuk memperebutkan ketua umum KNPI nasional.

Kemudian Sultan memutuskan terjun ke dunia politik dengan menjadi calon senator dari Bengkulu pada Pemilu 2009. Ia pun maju sebagai calon anggota legsilatif (caleg) DPD RI dari daerah pemilihan (dapil) Bengkulu pada 2009. Saat itu, dia terpilih sebagai senator mewakili Bengkulu dan menjabat ketua hubungan antar lembaga di DPD RI.

Baru tiga tahun menjalankan tugasnya sebagai Senator, Sultan Najamudin akhirnya mengundurkan diri karena terpilih menjadi Wakil Gubernur Bengkulu sisa masa bakti 2010-2015.

Pada meilihan Gubernur Bengkulu 2015, Ia juga sempat maju sebagai calon gubernur Bengkulu pada 2015. Berpasangan dengan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Mujiono, Sultan Najamudin harus mengakui keunggulan lawannya yakni Ridwan Mukti – Rohidin Mersyah. Sultan-Mujiono meraih 384.339 suara, sedangkan Ridwan-Rohidin yang memenangi kontestasi mendapatkan 517.190 suara dari total suara sah sebanyak 901.529 suara.

Usai mengalami kekalahan, Sultan Najamudin kembali maju pada Pileg 2019 sebagai caleg DPD RI dari Provinsi Bengkulu. Setelah pencoblosan, dia meraih dukungan 191.499 suara dan melenggang ke Senayan untuk kedua kalinya. Pada periode itu, pria jebolan FISIP Universitas Indonesia ini menduduki jabatan Wakil Ketua III DPD RI.

Selanjutnya, pada Pileg 2024, Sultan Najamudin kembali maju sebagai caleg DPD RI dari Provinsi Bengkulu. Ia kembali lolos untuk periode ketiganya dengan memeroleh 129.495 suara. Setelah dilantik sebagai anggota DPD RI, ia memenangi voting dalam proses pemilihan paket Ketua dan Wakil Ketua DPD RI periode 2024-2029.

Selain karier politik, ia juga aktif di sejumlah organisasi kemasyrakatan sejak muda. Di usianya yang masih belia, selain menjadi Wakil Gubernur, Sultan Najamudin juga memimpin Kwartir Daerah Pramuka Bengkulu. Selain itu, Ia juga pernah dipercayakan menjadi Ketua HIPMI Bengkulu (2011-2014); KONI Bengkulu (2011-2013); PARFI (2006-sekarang); hingga KADIN DKI pada 2003.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Calon ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan Bactiar Najamudin saat membeberkan visi dan misinya sebagai calon ketua DPD saat pemilihan ketua DPD dalam Sidang Paripurna DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Daftar Penghargaan

  • Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya (14 Agustus 2024)
  • Senator Kritis dan Prodemokrasi dari Koordinator Wartawan Parlemen (KWP) (2 Oktober2024)

Penghargaan

Saat menjabat Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin menerima penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden pada 14 Agustus 2024. Selain itu, Sultan juga mendapat penghargaan sebagai Senator Kritis dan Prodemokrasi oleh Koordinator Wartawan Parlemen (KWP) pada Senin (2/10/2024) di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Ketua Dewan Perwakilan Daerah terpilih Sultan Bachtiar Najamudin (tengah) memberikan keterangan pers seusai terpilih memimpin DPD 2024-2029 dalam Sidang Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2024) dini hari.

“Kami akan membentuk bahwa DPD ini adalah lembaga perwakilan kolaboratif dan inklusif,” kata Sultan di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2024)

Peran DPD

Setelah terpilih sebagai Ketua DPD periode 2024-2029, Sultan Bachtiar Najamudin mengatakan ingin menjadikan DPD sebagai lembaga yang kolaboratif dan inklusif. Ia menegaskan bahwa DPD bukan lembaga yang eksklusif dan selalu memprotes apa yang dilakukan oleh Negara.  Sultan mengatakan, DPD akan mendukung kebijakan-kebijakan yang dinilai baik untuk dijalankan oleh negara dan ia akan memberikan masukan secara produktif dan positif.

Sebelum pelantikan sebagai anggota DPD, Sultan Baktiar Najamudin juga menekankan peran DPD harus bisa memperkuat perwakilan masyarakat daerah, khususnya di periode 2024-2029. Meski demikian, penguatan itu tidak akan mengurangi porsi DPR yang juga menyerap aspirasi rakyat.

Sultan selanjutnya ingin keberadaan DPD dirasakan masyarakat daerah. Ia ingin membuat agar DPD menjadi lembaga politik, perwakilan yang representatif, yang kuat, yang bisa memuat aspirasi masyarakat daerah terlayani dengan baik. Selain itu, Sultan menambahkan DPD harus berkolaborasi serta bersinergi dengan pemerintah, DPR, dan pemangku kepentingan.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 2024-2029 Sultan Bachtiar Najamudin (dua dari kanan) bersama tiga wakil ketua DPD (kanan ke kiri) Yorrys Raweyai, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, dan Tamsil Linrung seusai sidang paripurna pemilihan pimpinan DPD 2024-2029, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/10/2024) dini hari.

Harta kekayaan

Sultan terakhir kali melaporkan harta kekayaan pada 28 Maret 2024 untuk tahun periodik 2023 ke KPK. Dalam laporan tersebut, dia masih menjabat sebagai Wakil Pimpinan DPD RI. Sultan melaporkan harta kekayaan Rp 5,3 miliar. Rinciannya, harta tersebut terdiri dari tiga bidang tanah dan bangunan hasil sendiri yang berada di Jakarta Selatan dan Bandung dengan total nilai Rp 3,99 miliar.

Dalam laporan itu, Sultan juga tercatat memiliki empat unit mobil senilai Rp 685 juta. Rinciannya, Toyota Alphard 2004 seharga Rp 150 juta, Nissan President 1992 senilai Rp 85 juta,Toyota Avanza 2007 seharga Rp 50 juta, dan Mercedes Bens S350 2008 senilai Rp 400 juta. Sultan juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 66 juta.  Dia juga melaporkan kepemilikan kas dan setara kas sebanyak Rp 556 juta.

Referensi

Biodata

Nama

Sultan Bachtiar Najamudin

Lahir

Anggut, Pino, Bengkulu Selatan, pada 11 Mei 1979

Jabatan

Ketua DPD RI 2024-2029

Pendidikan

  • SD Negeri Gedung Agung Pino
  • SMP Negeri Ulu Talo
  • SMA Negeri 1 Manna
  • SMA Negeri 3 Manna
  • Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (S-1)
  • Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (S-2)

Karier

  • Wakil Gubernur Bengkulu (2013-2015)
  • Anggota DPD-RI (2009-2013)
  • Komisaris Asa Karya Group
  • Pimpinan Perusahaan Majalah EKBIS
  • CEO Majalah Health News
  • Wakil Ketua DPD-RI (2019-2024)
  • Ketua DPD RI (2024-2029)

Organisasi

  • HIPMI Bengkulu (2011-2014)
  • KONI Bengkulu (2011-2013)
  • PARFI (2006-sekarang)
  • KADIN DKI (2003)
  • HIMA Fisip UI (2003)

Penghargaan

  • Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya (14 Agustus 2024)
  • Senator Kritis dan Prodemokrasi dari Koordinator Wartawan Parlemen (KWP) (2 Oktober2024)

Sumber
Litbang Kompas