Tokoh

Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor

Isran Noor adalah Gubernur Kalimantan Timur periode 2018-2023 yang pernah menjabat Bupati Kutai Timur. Ketua DPW Partai Nasdem ini pernah menjadi Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) periode 2009-2015.

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Dr. Ir. H. Isran Noor, M.Si.

Lahir
Sangkulirang, Kutai Timur, 20 September 1957

Almamater
Universitas Mulawarman, Samarinda
Universitas Padjadjaran, Bandung

Jabatan Terkini
Gubernur Kalimantan Timur 2018–2023

Gubernur Kalimantan Timur ini dikenal sebagai sosok politisi sekaligus akademisi. Sebagai politisi, ia dikenal sebagai sosok yang tidak ajek pada satu partai, sementara di bidang akademisi, ia menyandang gelar doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran, Bandung.

Karier politiknya dimulai setelah pensiun dari PNS di Pemda Kaltim, Isran Noor terjun ke politik dengan menjadi kader Partai Demokrat dan terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat Kutai Timur. Karier di Parpol kemudian meningkat  dengan menjabat Ketua DPD Demokrat Kalimantan Timur. Aktivitas di Partai Demokrat menghantarkannya memenangkan Pilkada Kutai Timur.

Setelah lengser dari jabatan bupati pada 2015, Isran berpindah partai ke Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pimpinan Sutiyoso. Isran Noor selanjutnya mengantikan posisi Sutiyoso yang ditunjuk Presiden menjabat Ketua Badan Intelejen Negara (BIN).

Tiga tahun tahun kemudian, Isran menjadi calon gubernur yang diusung Gerindra, PAN dan PKS dalam Pilkada Kaltim 2018. Isran dan pasangannya berhasil meraih suara terbanyak dan ditetapkan KPU Kaltim sebagai gubernur terpilih dalam pilkada tersebut. Ia dilantik sebagai Gubernur Kaltim  di Istana Negara, Jakarta pada 1 Oktober 2018.

Setelah menjabat Gubernur Kaltim, Isran lantas menjadi kader Partai Golkar dan sempat menjadi kandidat ketua DPD Golkar Kaltim 2020. Berselang beberapa bulan kemudian, ia terpilih menjadi Ketua DPW Partai  Nasdem Kalimantan Timur menggantikan posisi Harbiansyah Hanafiah yang mengundurkan diri pada Juli 2020.

Putera Kutai Bugis

Isran Noor yang lahir pada 20 September 1957 menghabiskan masa mudanya di tempat kelahirannya di Sangkulirang, Kutai Timur. Pria berdarah Kutai Bugis ini memulai pendidikan dasarnya di SDN 1 Sangkulirang dan lulus pada 1970.  Berikutnya, dia melanjutkan pendidikan di SMP YPS Sangkulirang dan lulus tahun 1973. Lantas ia pindah ke Samarinda, Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Samarinda.

Setelah lulus dari SMA pada 1976, Isran Noor memilih untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Selama menjadi mahasiswa, Isran Noor terbilang aktif berorganisasi hingga menjadi Ketua Senat Fakultas Pertanian. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan strata satu dan meraih gelar sarjana pertanian pada 1980.

Di sela-sela bertugas sebagai PNS Pemprov Kaltim, Isran Noor sempat melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di Universitas Dr Soetomo di Surabaya pada 2001. Dua tahun kemudian ia menyelesaikan pendidikan masternya dari kampus tersebut.

Selanjutnya, saat menjabat Bupati Kutai Timur, ia mengambil program doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Isran Noor resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Pemerintahan, Universitas Padjajaran pada November 2014.

Gelar akademik prestisius itu disandang setelah ia berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Desentralisasi Pemberian Izin Pertambangan Batubara Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur” di depan dewan penguji dalam sidang promosi doktor di UNPAD. Ia lulus dengan predikat yudisium Cum Laude dan menyandang gelar lulusan terbaik program doktoral UNPAD pada 2015.

Karier

Setelah lulus dari Universitas Mulawarman dan menyandang gelar sarjana pertanian, Isran banyak menghabiskan kariernya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Provinsi Kaltim. Isran Noor pernah menjabat Kepala Bidang Usaha Pertanian Pemprov Kaltim (1996–2000).

Kemudian ia pindah di Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan menjabat sebagai Asisten Ekbang Setda Kabupaten Kutai Timur (2001–2004). Lantas ia mengundurkan diri dari ASN dan dicalonkan sebagai Wakil Bupati Kutai Timur mendampingi Awang Faroek Ishak sebagai calon bupati.

Dalam pemilihan yang digelar pada 2005, pasangan itu terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur. Awang Faroek Ishak –Isran Noor dilantik sebagai pasangan terpilih Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur pada 13 Februari 2006.

Belum genap menjabat bupati Kutai Timur, Awang Faroek Ishak lantas menjadi calon gubernur dalam Pilkada Kalimantan Timur 2008. Dalam pilkada tersebut, Awang terpilih sebagai Gubernur Kaltim 2008-2013. Sisa masa jabatan Bupati Kutai Timur kemudian dijabat oleh Isran Noor yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati. Isran Noor lantas menjabat Bupati dari 2009 hingga 2011.

Dalam Pilkada Kutai Timur 2011, Isran Noor kembali maju sebagai calon bupati dengan menggandeng calon wakil bupati Ardiansyah. Dalam pilkada tersebut, Isran Noor kembali mendapat kepercayaan masyarakat Kutai Timur untuk melanjutkan kepemimpinannya untuk masa jabatan 2011–2016. Pasangan itu meraih dukungan lebih dari separuh pemilih, yakni 51,1 persen suara.

Tahun 2014, Isran yang masih menjabat bupati Kutai Timur menjadi salah satu calon presiden dari Konvensi Rakyat yang digagas oleh Salahuddin Wahid. Konvensi Rakyat itu memunculkan tokoh-tokoh yang belum populer tetapi memiliki kapasitas dan kualitas untuk menjadi Presiden Indonesia 2014 dan diharapkan menjadi alternatif bagi rakyat yang selama ini apatis dengan capres-capres yang diusung parpol.

Pada 30 Maret 2015, Isran resmi menyatakan diri berhenti sebagai bupati, dan jabatannya diteruskan oleh wakilnya. Ia meletakkan jabatan yang seharusnya dipangkunya hingga Februari 2016. Kemudian, ia aktif di Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan sibuk mengalang dukungan dan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh nasional dalam persiapannya menjadi kandidat calon gubernur dalam Pilkada Kaltim 2018.

Dalam Pilkada Kaltim 2018, Isran Noor yang menggandeng Hadi Mulyadi, maju sebagai pasangan Calon Gubernur–Wakil Gubernur Kalimantan Timur. Pasangan yang didukung oleh Partai Gerindra, PKS, dan PAN itu berhasil memenangkan Pilkada Kaltim dengan meraih suara terbanyak.

Hasil rekapitulasi di tingkat KPU Kaltim, Isran Noor-Hadi Mulyadi meraih 417.711 suara (31,33 persen), mengungguli tiga pasangan calon lainnya, yakni Rusmadi Wongso–Safaruddin di posisi kedua dengan 324.226 suara (24,32 persen), Syaharie Jaang–Awang Ferdian dengan 302.987 suara (22,72 persen), dan Sofyan Hasdam–Rizal Effendi yang meraih 288.166 suara (21,61 persen).

Isran Noor dan Hadi Mulyadi lantas dilantik secara resmi oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim di Istana Negara, Jakarta pada 1 Oktober 2018. Pelantikan Isran Noor dan Hadi Mulyadi ditetapkan  berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 174/P Tahun 2018 tanggal 14 September 2018.

Setelah pelantikan, Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur itu melakukan acara syukuran di Jakarta yang dihadiri masyarakat, sejumlah pejabat dan tokoh mayarakat Kalimantan Timur di Jakarta, serta pimpinan OPD Lingkungan Pemprov Kaltim.

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo datang ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (1/10/2018), bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru-Mawardi Yahya serta Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor-Hadi Mulyadi (kanan ke kiri). Tjahjo beserta gubernur dan wakil gubernur bertemu pimpinan KPK seusai dilantik Presiden Joko Widodo.

Artikel Terkait

Daftar penghargaan

  • Top Pembina BUMD 2019 dari majalah TopBusiness
  • Indonesia Government Procurement Award 2020
  • Penghargaan dari Yayasan Chandra Sangkala Soenda (2012)
  • Plakat Abdi Bakti Tani (2019)
  • Graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) (2019)
  • Wahana Tata Nugraha (WTN) 2019 dari Kementerian Perhubungan
  • Provinsi dengan pengendalian inflasi terbaik di Indonesia (2019)
  • Kaltim mendapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI (2019)

Penghargaan

Selama menjabat Gubernur Kaltim, Isran Noor menerima sejumlah penghargaan, antara lain, Top Pembina BUMD 2019 dari majalah TopBusiness (2019), Indonesia Government Procurement Award (2020), dan penghargaan dari Yayasan Chandra Sangkala Soenda berupa Iket Kepala dan Kujang berkat pemikiran dan perjuangan dalam memperkuat NKRI (2012),

Selama dua tahun memimpin Kaltim, provinsi tersebut juga meraih sejumlah penghargaan, di antaranya Plakat Abdi Bakti Tani sebagai Unit Kerja Pelayanan Berprestasi Utama (2019), Provinsi Terbaik dalam keberhasilan Graduasi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (2019), Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Kementerian Perhubungan (2019), dan Provinsi dengan pengendalian inflasi terbaik di Indonesia (2019), serta Pemprov Kaltim kembali mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.

Kompas/Wawan H Prabowo

Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor meninjau lokasi calon ibu kota negara di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). Presiden berharap pemindahan ibu kota tidak sekadar memindahkan fisik kantor atau gedung pemerintahan dari Jakarta. Menurutnya, dengan pindahnya ibu kota, diharapkan ada sebuah transformasi budaya kerja, sistem kerja, dan pola pikir bangsa.

“Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim mendorong tumbuhnya beberapa sektor ekonomi potensial seperti sektor pertanian, sektor industri hilir perkebunan, migas, batu bara dan manufaktur, sektor jasa dan perdagangan, sektor konstruksi dan transportasi, sektor pariwisata, dan sektor industri kreatif dan UMKM” ujar Isran Noor dalam kuliah umum di Universitas Indonesia (7/4/2021)

Ibu Kota Negara baru

Gubernur Kaltim Isran Noor dalam kuliah umum di Universitas Indonesia yang diselenggarakan pada 7 April 2021, memaparkan tentang tujuh alasan yang menjadi keunggulan dan potensi dipilihnya kabupaten Penajam Pasir Utara dan Kutai Kartanegara sebagai Ibu Kota Negara Baru (IKN).

Ketujuh alasan itu, yaitu (1) lokasi strategis Kaltim yang berada di tengah Indonesia; (2) tersedia lahan milik Negara; (3) ditinjau secara geografis provinsi Kaltim minim risiko bencana karena tidak ada gunung berapi; (4) Kaltim dekat dengan kota existing yang berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda; (5) memiliki insfrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan dengan daerah di sekitarnya; (6) masyarakat Kaltim yang heterogen dan memiliki budaya yang terbuka terhadap pendatang; (7) serta memenuhi perimeter pertahanan dan keamanan.

Menurut Isran, pada tahun 2020–2024 tahapan pembangunan yang dilakukan adalah pengadaan lahan untuk akses jalan dan sarana prasarana, kemudian pembangunan infrastruktur dasar seperti air minum, pengolahan limbah terpadu, persampahan, dan drainase. Tahapan selanjutnya adalah penyediaan jaringan listrik dan telekomunikasi, serta rehabilitasi hutan dan lahan.

Isran juga menyampaikan harapannya menjadikan Kaltim sebagai Ibu Kota NKRI baru yang modern melalui konsep Smart City dan Forest City, serta menjadikannya sebagai simbol identitas bangsa dan negara Indonesia. Ia juga berharap IKN dapat meningkatkan kehidupan sosial-budaya seluruh masyarakat Pulau Kalimantan agar mampu bersaing dengan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

Gubernur Kalimantan Selatan Isran Noor

Harta kekayaan

Sejak menjabat Bupati Kutai Timur hingga Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor telah melaporkan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)  yang dilaporkan Isran ke KPK pada 31 Maret 2021, ia memiliki total kekayaan Rp18,9 miliar pada tahun 2020.

Menurut laporan itu, Isran Noor tercatat memiliki empat bidang tanah dan bangunan yang berlokasi di Kota Samarinda dengan nilai kekayaan mencapai Rp16,2 miliar. Semua tanah dan bangunan itu tercatat atas hasil sendiri.

Selain itu, dalam LHKPN tersebut Gubernur Kaltim ini memiliki satu mobil, yakni Mitshubishi Pajero Sport tahun 2011 senilai Rp174 juta. Isran juga tercatat  memiliki kas dan setara kas senilai Rp2,56 miliar. Dalam laporan itu, ia tercatat tidak memiliki surat berharga dan utang, dengan demikian total harta kekayaannya adalah Rp18,9 miliar.

Jika dibandingkan dengan LHKPN sebelumnya, harta kekayaaannya itu hanya sedikit mengalami kenaikan. Dalam LHKPN tahun 2019, mantan Bupati Kutai Timur ini memiliki harta senilai Rp17,99 miliar, sementara pada LHKPN 2017, saat Isran mencalon diri sebagai Gubernur Kaltim hartanya tercatat Rp17,28 miliar. Adapun saat ia masih menjabat Bupati Kutai Timur, hartanya tercatat Rp1,79 miliar pada tahun 2010.

Referensi

Arsip Kompas
  • Pemerintahan: Bupati Mundur, Nasib Kutai Timur Terulang. Kompas, 28 Feb 2015, halaman 21.
  • Pemerintahan Daerah: Nasib Kutai Timur yang Terulang. Kompas, 27 April 2015, halaman 3.
  • Tantangan dari Sektor Pertambangan *Rumah Pilkada 2018. Kompas, 12 April 2018, halaman 5.
  • Menakar Asa Ibu Kota Baru * Edisi Khusus Ibu Kota Negara. Kompas, 5 April 2021, halaman 1.

Biodata

Nama

Dr. Ir. H. Isran Noor, M.Si.

Lahir

Sangkulirang, Kutai Timur, 20 September 1957

Jabatan

Gubernur Provinsi Kalimantan Timur 2018–2023

Pendidikan

  • SD Negeri 1 Sangkulirang (1965–1970)
  • SMP YPS Sangkulirang (1970–1973)
  • SMA Negeri 1 Samarinda (1973–1976)
  • S1 Universitas Mulawarman Samarinda (1976–1980)
  • S2 Universitas Dr. Soetomo Surabaya (2001–2003)
  • S3 Universitas Padjadjaran Bandung (2014)

Karier

  • PNS Pemprov Kaltim (1981–1995)
  • Kepala Bidang Usaha Pertanian Pemprov Kaltim (1996–2000)
  • Asisten Ekbang Setdakab Kutai Timur (2001–2004)
  • Wakil Bupati Kutai Timur (2006–2008)
  • Bupati Kutai Timur (2009–2011)
  • Bupati Kutai Timur (2011–2015)
  • Gubernur Kalimantan Timur (2018–2023)

Organisasi

  • Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Pertanian UNMUL tahun 1978–1979.
  • Anggota Pengurus Badan Koordinasi Kemahasiskwaan (BKK) UNMUL Tahun 1979–1980.
  • Anggota Pengurus KOSGORO Propinsi Kalimantan Timur tahun 1991–1992.
  • Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) Propinsi Kalimantan Timur tahun 1986–2000.
  • Sekretaris Harian Brunei-Indonesia-Malaysia-The Philipine East Asean Growhte Area (BIMP-EAGA) tahun 1996–2000.
  • Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Daerah Wilayah Kaltim.
  • Pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) tahun 2009–2011.
  • Ketua DPD Demokrat Kutai Timur
  • Ketua Partai Demokrat Propinsi Kalimantan Timur tahun 2011–2014.
  • Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) tahun 2011–2015.
  • Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (DPW PERHIPTANI) Propinsi Kalimantan Timur masa bakti 2011–2016.
  • Ketua Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (DPP PERHIPTANI) masa bakti 2011–2016.
  • Ketua Badan Tim Nasional PSSI (2013)
  • Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (DPW PERHIPTANI) Propinsi Kalimantan Timur masa bakti 2016–2021.
  • Ketua Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (DPP PERHIPTANI) masa bakti 2016–2021.
  • Ketua Umum DPP Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (2015)
  • Ketua Umum PP IKA Unmul (2015–2020)
  • Ketua DPW Partai NasDem Kalimantan Timur (2020–2024)

Penghargaan

  • Top Pembina BUMD 2019 dari Majalah TopBusiness
  • Indonesia Government Procurement Award 2020
  • Penghargaan dari Yayasan Chandra Sangkala Soenda (2012)
  • Plakat Abdi Bakti Tani (2019)
  • Graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) (2019)
  • Wahana Tata Nugraha (WTN) 2019 dari Kementerian Perhubungan
  • Provinsi dengan pengendalian inflasi terbaik di Indonesia (2019)
  • Kaltim mendapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI (2019)

Karya

Publikasi

Keluarga

Istri

Norbaiti

Anak

  • Muhammad Rahman Isran
  • Siti Rahmawati Isran
  • Siti Annisa Isran

Sumber
Litbang Kompas