Tokoh

Gubernur Aceh Nova Iriansyah

Nova Iriansyah adalah kader Partai Demokrat yang secara resmi menjabat Gubernur Provinsi Aceh sejak tahun 2020. Nova awalnya menjadi wakil gubernur mendampingi Irwandi Yusuf yang terpilih dalam Pilkada Aceh 2017. Setahun kemudian, Nova menjabat pelaksana tugas Gubernur Aceh karena Irwandi Yusuf tertangkap tangan KPK atas dugaan kasus korupsi.

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Ir Nova Iriansyah, M.T.

Lahir
Banda Aceh, 22 November 1963

Almamater

Jabatan Terkini
Gubernur Aceh 2020–2022

Nova Iriansyah bukanlah sosok asing bagi masyarakat kota Banda Aceh dan sekitarnya, jauh sebelum dia terjun dalam dunia politik pria kelahiran Banda Aceh ini telah lama mengabdi pada masyakarat Aceh. Setelah selesai kuliah Teknik Arsitektur ITS Surabaya Nova langsung kembali ke kampung halaman dan mengabdi sebagai dosen di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 1989.

Selain aktif mengajar di Unsyiah, Nova juga terlibat dalam berbagai aktivitas kemanusiaan di tanah kelahirannya tersebut. Tahun 2004 Nova menjadi Koordinator LSM SAVE ACEH untuk korban gempa dan tsunami, di samping ia juga aktif dalam berbagai kegiatan proyek pembangunan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Nova terjun ke dunia politik praktis dengan bergabung dalam Partai Demokrat. Ia menjadi Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah  Partai Demokrat Provinsi NAD tahun 2002–2006, kemudian  terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat  pada 2006. Selanjutnya ia terpilih sebagai anggota DPR RI masa bakti 2009–2014 dari Daerah Pemilihan Aceh.

Di sela-sela kesibukannya sebagai anggota legislatif, Nova sempat mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur Aceh mendampingi calon gubernur Muhammad Nazar dalam Pilkada Aceh 2012, tetapi ia kalah dan kembali ke Senayan hingga akhir masa jabatan 2014. Tiga tahun kemudian ia terpilih menjadi Wakil Gubernur Provinsi NAD mendampingi Irwandi Jusuf dalam Pilkada Aceh 2017. Setahun kemudian, ia menjabat Plt Gubernur Aceh karena Irwandi tersandung kasus korupsi. Setelah Irwandi divonis bersalah dan hukuman tujuh tahun penjara, Nova kemudian dilantik menjadi Gubernur definitif pada 5 November 2020.

Putra Gayo

Nova Iriansyah adalah putra Aceh yang lahir di Banda Aceh pada 22 November 1963. Ia tumbuh dan melewati masa mudanya di wilayah yang mendapat julukan “Serambi Mekkah”. Sang ayah yang bernama Nurdin Sufie berasal dari Linung Bulen I, sebuah kampung di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah. Ayahnya, adalah politisi kawakan yang menjadi Bupati Aceh Tengah pada tahun 1970 hingga 1974.

Nova kecil mengecap pendidikan dasarnya di  Sekolah Dasar Negeri 3 Takengon, Aceh Tengah, suatu daerah yang terletak di kawasan dataran tinggi Gayo berhawa sejuk. Setelah lulus SD pada 1976, ia kembali ke Banda Aceh dan melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di SMPN 1 Banda Aceh, kemudian ia lanjut ke SMA Negeri 1 di kota yang sama.

Setelah lulus dari SMA tahun 1982, Nova memutuskan merantau ke tanah Jawa dan menjatuhkan pilihan  ke kota besar Surabaya dengan mengambil jurusan Arsitektur di Institut Teknis Sepuluh November. Di kota Pahlawan ini, ia juga memulai pengalamannya berorganisasi selain mempelajari arsitektur. Setelah menyandang gelar sarjana tahun 1988, Nova memutuskan kembali ke tanah kelahirannya dan mengajar di Unsyiah Banda Aceh.

Tahun 1995, Nova kembali ke tanah Jawa untuk mengambil pendidikan master atau pascasarjana di Institut Teknologi Bandung. Tahun 1998 Nova menyelesaikan pendidikan di Teknik Arsitektur dan meriah gelar Master Teknik dari kampus tersebut. Nova pun kemudian kembali lagi ke Aceh dan mengajar di kampus yang sama.

Selain pendidikan formal Nova juga menjalani beberapa kursus dan workshop  seperti Training Technical Consultancy Development Program On Asia Pacific di Denpasar, Bali tahun 2003 dan  Workshop Building Information Center (BIC) di Bandung pada tahun yang sama, kemudian Worshop Under Price Bid LPJK, Surabaya tahun 2005.

Setelah menjadi kader Partai Demokrat, ia mengikuti pelatihan kepemimpinan kader Partai Demokrat tahun 2008. Kemudian pelatihan calon legislatif DPR RI terpilih tahun 2009 dan pada tahun yang sama dia menjalani workshop New Parliamentary Member, Berlin, Jerman.

Karier

Setelah lulus dari ITS, Nova Iriansyah memulai karier dengan bekerja sebagai dosen di Unsyiah tahun 1989. Kemudian pada 2004, ia terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Unsyiah. Posisi itu dia emban hingga tahun 2006.

Selain mengajar di Fakultas Teknik Unsyiah, Nova juga berkarier sebagai pengusaha sejak tahun 2006. Ia mendirikan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi yaitu PT Mega Desain Konsultan dan PT Archie Forum Konsultan. Di dua perusahaan konsultan tersebut, Nova memegang jabatan sebagai komisaris dari tahun 2006 hingga 2008.

Usai bencana tsunami melanda Aceh pada Desember 2004, Nova  banyak terlibat dalam proyek pembangunan Aceh. Ia juga berperan serta aktif sebagai koordinator LSM SAVE ACEH untuk korban gempa & tsunami Aceh dan koordinator Posko kemanusiaan Partai Demokrat untuk gempa dan tsunami Aceh.

Karier politiknya dimulai saat ia menjadi kader Partai Demokrat pada tahun 2002. Ia menjabat Wakil Ketua DPD Demokrat Provinsi Aceh. Empat tahun kemudian ia menjabat Ketua DPD Demokrat Provinsi Aceh (2006-2011). Jabatan ketua DPD disandangnya hingga tiga periode berturut-turut (2011–2021).

Pada periode pertama menjabat kedua DPD Partai Demokrat, ia berhasil lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI terpilih dari Partai Demokrat periode 2009–2014. Ia mencalonkan diri dari Daerah Pemilihan 1 Aceh yang wilayahnya di Banda Aceh.

Dalam Pilpres tahun 2009, Nova menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono untuk Provinsi Aceh. Ia dinilai sukses menggalang suara warga Aceh untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut. Pasangan yang didukungnya meraih persentase 94 % di seluruh Aceh dan merupakan persentase tertinggi yang diraih SBY–Boediono dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.

Saat menjadi anggota legislatif dari Demokrat, Nova mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur Aceh dalam Pilkada Aceh 2012. Nova Iriansyah menjadi calon wakil gubernur berpasangan dengan Muhammad Nazar sebagai calon gubernur. Hasil data suara Komisi Independen Pemilihan (KIP), lembaga yang menyelenggarakan pemilu kepala daerah di Aceh, pasangan tersebut hanya meraih 182,079 suara atau 7,65 persen. Pasangan tersebut hanya meraih peringkat ketiga dari 5 pasangan calon kepala daerah yang berlaga dalam pilkada tersebut.

Usai mengakui kekalahannya, Nova kembali ke Senayan dan menjalankan tugasnya kembali sebagai anggota legislatif dari Partai Demokrat. Nova kembali bertugas di Komisi V DPR. Komisi yang menangani bidang-bidang perhubungan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, dan daerah tertinggal. Tugas sebagai anggota dewan dijalaninya hingga masa tugasnya berakhir tahun 2014.

Berselang dua tahun kemudian, Nova kembali maju dalam Pilkada Aceh 2017. Namanya diumumkan sebagai calon wakil gubernur dari Partai Demokrat yang berpasangan dengan calon gubernur Irwandi Yusuf pada 8 Agustus 2016. Kemudian pasangan itu diusung oleh Partai Nasional Aceh, Partai Demokrat, Partai Damai Aceh, Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI Perjuangan dalam pilkada tersebut.

Dalam pilkada yang digelar pada 15 Februari 2017, pasangan Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah keluar sebagai pemenang mengalahkan lima pasangan calon lainnya. Meski diwarnai dengan protes dan penolakan perhitungan suara, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh menetapkan  Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah sebagai pemenang dengan meriah 898.710 suara dari total 2.414.801 di 23 kota/kabupaten di Provinsi Aceh.

Pasangan Irwandi–Nova dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh oleh Mendagri Tjahyo Kumolo pada 5 Juli 2017 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang dihadiri sekitar 1.200 undangan.

Meski demikian, pasangan tersebut tidak lama bekerja sebagai tim gubernur dan wakil gubernur. Setahun kemudian Irwandi Yusuf tertangkap tangan oleh KPK atas dugaan kasus korupsi. Tak berselang kemudian, Nova Iriansyah ditunjuk menjadi Pelaksana tugas Gubernur Aceh pada tanggal 9 Juli 2018. Jabatan itu diemban Nova sekitar dua tahun hingga tahun 2020.

Setelah Irwandi divonis bersalah terkait kasus korupsi dan diganjar hukuman tujuh tahun penjara, Nova pun kemudian dilantik menjadi Gubernur definitif pada 5 November 2020. Ia dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian atas nama Presiden RI dalam sidang paripurna yang dipimpin Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh.

Selain berkarier di bidang politik dan pemerintahan, Nova juga aktif di sejumlah organisasi. Selama kuliah di ITS, misalnya ia pernah menjadi Ketua Temu Karya Ilmiah ke-5 Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia di Surabaya tahun 1985. Kemudian sebagai putra asli dan kelahiran Aceh, Nova juga pernah menjadi Ketua Pelajar Mahasiswa Keluarga Tanah Rencong (PMKTR) Surabaya 1986–1988.

Setelah dia kembali ke Aceh dan menjadi dosen arsitektur di Unsyiah, Nova kemudian terlibat aktif dalam organisasi profesi. ia menjadi Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Aceh dan pada saat yang bersamaan ia juga menjadi Sekretaris DPD Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Provinsi Aceh.

Sebagai seorang arsitek, Nova menjadi Anggota  Pengurus Perhimpunan Pengembang Jalan/Jembatan (HPJI) Provinsi Aceh. Selanjutnya ia menjadi Komite Jasa Kontruksi KADIN Indonesia (2008–2011), selain itu pada periode yang bersamaan, ia juga menduduki jabatan sebagai Ketua Umum LPJKD Provinsi Aceh.

KOMPAS/ZULKARNAINI

Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjalani vaksinasi Covid-19 di RSUDZA Banda Aceh, Jumat (15/1/2021). Sebanyak 3.785.510 orang di Aceh akan divaksin

Daftar penghargaan

  • Innovative Government Award (IGA) 2020 dari Kementrian Dalam Negeri
  • Kepala Daerah/Plt Gubernur Terbaik tahun 2019 dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
  • Gubernur yang memiliki semangat dedikasi memajukan perpustakaan daerah di Provinsi NAD dari Perpustakaan Nasioal (2020)
  • Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) kantor Wilayah Aceh (2020)
  • Sebagai Tokoh Waspada Peduli Sehat 2020 dari Harian Waspada, Medan, Sumatera Utara (2021)

Penghargaan

Nova Iriansyah mendapat penghargaan Kepala Daerah/Plt Gubernur Terbaik Tahun 2019 dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena sebagai Plt Gubernur Nova Iriansyah dianggap turut membantu pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya dalam hal mempermudah akses keuangan/pendanaan, pasar, teknologi, dan inovasi. Serta mampu mendorong  pengembangan manajerial dan kewirausahaan.

Setahun kemudian, ia meraih penghargaan Innovative Government Award  (IGA) 2020 dari Kementerian Dalam Negeri karena berdasarkan penilaian indeks inovasi daerah, Provinsi NAD dianggap sangat inovatif, penghargaan dari Perpustakaan Nasional Jakarta sebagai gubernur yang memiliki semangat dedikasi memajukan perpustakaan daerah di Provinsi NAD.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) kantor Wilayah Aceh tahun 2020 juga memberikan penghargaan pada Nova karena berjasa atas terwujudnya sinergitas dalam penertiban barang milik negara (BMN). Nova juga mendapat penghargaan dari Harian Waspada sebagai Tokoh Waspada Peduli Sehat 2020 karena dianggap memiliki kepedulian terhadap situasi dan aksi dalam menghadapi pandemi Covid-19.

KOMPAS/ZULKARNAINI

Ketua KPK Firli Bahuri (kiri, batik merah), Gubernur Aceh Nova Iriansyah (putih, tengah), dan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman (kanan, batik kuning) saat penyerahan gedung Madani Center dari Pemko Banda Aceh kepada Pemprov Aceh, Jumat (26/3/2021)

Meski sulit akibat pandemi, saya akan melanjutkan 15 program ’Aceh Hebat’, Beberapa program itu antara lain meningkatkan kualitas pendidikan, penguatan ekonomi, pengentasan warga dari kemiskinan, dan penguatan perdamaian” ujar Nova Iriansyah (kompas.id 5/11/2020).

Pembangunan Aceh

Sebelum terjun ke dunia politik, Nova Iriansyah dikenal sebagai dosen Unsyiah Banda Aceh dan banyak berkecimpung di perencanaan pembangunan wilayah. Kemudian ia menjadi tokoh yang berpengaruh di Partai Demokrat di wilayah Aceh setelah menjadi Ketua DPD Provinsi Aceh. Nova paham bagaimana mendekati dan mendapatkan simpati bukan hanya dari kader Partai Demokrat, tetapi juga dari masyarakat Aceh.

Sesaat setelah Irwandi Yusuf tertangkap tangan KPK dengan tuduhan korupsi dana otonomi khusus, Nova yang kemudian diangkat sebagai Pelaksana tugas Gubernur Aceh menyebut Irwandi sebagai sahabat dan mitra yang baik. Hal itu membuat jajaran pemerintahan Aceh dan masyarakat berduka karena kehilangan sosok orang baik.

Pernyataan itu kemudian ditindaklanjuti Nova dengan bekerja keras melanjutkan pembangunan wilayah Provinsi Aceh untuk mewujudkan “Aceh Hebat” sesuai dengan slogan mereka saat kampaye pilkada 2017. Program Aceh Hebat mengusung 15 program unggulan, antara lain, meningkatkan kualitas pendidikan, penguatan ekonomi, pengentasan kemiskinan dan penguatan perdamaian.

Salah satu yang dianggap menjadi keberhasilan Nova adalah Pemerintah Aceh berhasil mengambil alih pengelolaan Migas Blok B di Aceh Utara yang sebelumnya dikelola oleh  Mobil Oil (Exxon Mobil) kini dipegang oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Setelah 44 tahun, kini dikelola oleh  PT Pembangunan Aceh PEMA yang merupakan Badan Usaha Milik Aceh.

Nova sangat pandai mengelola isu-isu populis masyarakat Aceh, antara lain, pengelolaan tambang  yang dipegang oleh PT Emas Mineral Murni (PT EMM) pada tahun 2019. Nova menghadapi para pendemo dan menandatangani petisi yang isinya, antara lain, akan mencabut Rekomendasi Pencabutan Izin PT EMM yang artinya akan bertentangan dengan pemerintah pusat, karena keberadaan PT EMM dalam kegiatan pertambangan adalah atas izin pemerintah pusat.

Usai dilantik secara resmi sebagai Gubernur Aceh, Nova mengatakan, bakal melanjutkan rencana pembangunan jangka menengah yang pernah disusun bersama Irwandi. Keduanya pernah mengusung slogan ”Aceh Hebat” dengan 15 program unggulan. Beberapa programnya, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, penguatan ekonomi, pengentasan warga dari kemiskinan, dan penguatan perdamaian.

Selain itu, Nova juga menyampaikan empat program prioritas pembangunan Aceh saat menyampaikan nota keuangan dalam sidang paripurna DPR Aceh pada November 2020. Empat program prioritas itu, yakni mendorong pemulihan agroindustri dan pemberdayaan usaha kecil mikro dan menengah, kemudian peningkatan sumber daya manusia yang berdaya saing, penguatan ketahanan dan kemandirian pangan, dan terakhir peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Aceh.

Gubernur Aceh Nova Iriansyah

Harta kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara yang dikeluarkan oleh KPK tahun 2019, Nova Iriansyah memiliki harta kekayaan total senilai Rp9,18 miliar. Sebagian besar kekayaan Nova berasal dari aset tanah dan bangunan yang totalnya mencapai Rp5,915 miliar. Aset tanah dan bangunan itu, di antaranya, sebidang tanah dan rumah di Banda Aceh senilai 1 miliar rupiah, satu rumah di Tangerang senilai Rp350 juta, dan tiga bangunan di Jakarta Pusat senilai Rp2 miliar, serta rumah di Jakarta Barat senilai 1,8 miliar rupiah. Di tanah kelahirannya di wilayah Bener Meriah dan Banda Aceh, Nova memiliki sejumlah bidang tanah dengan total keseluruhan bernilai Rp706 juta.

Selain itu dia memiliki dua kendaraan roda empat, yaitu Toyota Alpard Minibus dan BMW dan empat kendaraan roda dua, semuanya bernilai Rp1.568.100.000,00. Nova juga memiliki harta bergerak lainnya Rp160 juta, kas/setara kas Rp1,9 miliar, serta harta lainnya Rp159 juta.

Referensi

Arsip Kompas

Demokrat Deklarasikan Dua Calon Gubernur,  Kompas, 06 Aug 2016

Kemiskinan Masih Jadi Tantangan, Kompas, 06 Jul 2017

Pembangunan Aceh Tak Boleh Terhambat, Kompas, 06 Jul 2018

Situs web

https://regional.kompas.com/read/2017/02/25/20360671/kip.aceh.ketuk.palu.untuk.kemenangan.irwandi.yusuf-nova.iriansya

hhttps://www.kompas.id/baca/nusantara/2018/07/05/wagub-nova-iriansyah-sebut-aceh-sedang-berduka/

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2020/11/05/tito-karnavian-lantik-nova-iriansyah-sebagai-gubernur-aceh/

https://acehprov.go.id/pejabat/pimpinan-daerah/plt-gubernur-aceh

Biodata

Nama

Ir. Nova Iriansyah, M.T.

Lahir

Banda Aceh 22 November 1963

Jabatan

Gubernur Aceh 2020–2022

Pendidikan

  • SD negeri 3 Takengon (1976)
  • SMP Negeri 1 Banda Aceh (1979)
  • SMA Negeri 1 Banda Aceh (1982)
  • Teknik Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) (1988)
  • Magister Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) (1998)

Karier

  • Dosen – Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Unsyiah (1989–2006)
  • Ketua Juusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Unsyiah (2004–2006)
  • Komisaris PT. Mega Desain Konsultan dan Archie Forum Konsultan (2006–2009)
  • Anggota DPR RI – Fraksi Partai Demokrat (2009–2014)
  • Wakil Gubernur Aceh (2016–2017)
  • Plt Gubernur Aceh (2017–2019)
  • Gubernur Aceh (2020–sekarang)

Organisasi

  • Ketua Temu Karya Ilmiah ke-5 Mahasiswa Arsitektur se-Indonesia di Surabaya (1985)
  • Ketua Pelajar Mahasiswa Keluarga Tanah Rencong (1986–1988)
  • Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Aceh (1992–1995)
  • Ketua DPP Ikatan Nasional konsultan Indonesia (Innkindo) Provinsi Aceh (1994–1995)
  • Ketua DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Provinsi NAD (2001–2004)
  • Anggota Perhimpunan Pengembang Jalan/Jembatan (HPJI) Provinsi NAD (2002–2005)
  • Ketua Umum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah (LPJKD) Provinsi Aceh (2004–2008)
  • Komite Jasa Konstruksi KADIN Indonesia (2008–2011)
  • Ketua Umum LPKJ Provinsi Aceh (2008–2012)

Parpol

  • Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat Provinsi NAD (2002–2006)
  • Pelaksana Harian Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrat Provinsi NAD (2004–2006)
  • Ketua Posko Kemanusiaan Partai Demokrat untuk gempa dan tsunami Aceh (2004)
  • Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Aceh (2006–2011)
  • Ketua Tim Kampanye Daerah SBY–Boediono untuk wilayah Aceh (2009)
  • Ketua Departemen Perindustrian  DPP Partai Demokrat (2010–2015)
  • Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Aceh (2016–2021)

Penghargaan

  • Innovative Government Award (IGA) 2020 dari Kementrian Dalam Negeri
  • Kepala Daerah/Plt Gubernur Terbaik tahun 2019 dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
  • Gubernur yang memiliki semangat dedikasi memajukan perpustakaan daerah di Provinsi NAD dari Perpustakaan Nasioal (2020)
  • Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) kantor Wilayah Aceh (2020)
  • Sebagai Tokoh Waspada Peduli Sehat 2020 dari Harian Waspada, Medan, Sumatera Utara (2021)

Karya

Buku

Keluarga

Istri

Dyah Erti Idawati

Anak

Riandi Oyadiwa
Ghaqa Dirgandana

Sumber
Litbang Kompas