KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
FIFA saat pengecekan kesiapan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/2/2023) untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Surabaya termasuk dalam enam kota penyelenggara turnamen bersama Palembang, Jakarta, Bandung, Solo, dan Gianyar (Bali).
Fakta Singkat
Piala Dunia U-20
- Piala Dunia U-20 pertama kali diselenggarakan pada tahun 1977 di Tunisia.
- Negara tersukses dalam sejarah perhelatan Piala Dunia U-20 adalah Argentina, dengan capaian enam kali juara. Diikuti oleh Brazil dengan lima kali juara.
- Piala Dunia U-20 identik sebagai panggung perdana talenta-talenta bersejarah dalam sepak bola yang disebut juga sebagai “the tournament of tomorrow’s superstars”.
- Tim nasional U-20 Indonesia pernah satu kali ikut berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20, yakni pada 1979.
- Penundaan Piala Dunia U-20 pada 2021 akibat pandemi Covid-19 menjadi kali pertama penundaan pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang seharusnya diselenggarakan tiap dua tahun sekali.
- Rekor gol terbanyak dalam satu kali turnamen Piala Dunia U-20 dipegang oleh pemain junior Argentina, Javier Saviola dengan 11 gol.
- Sepanjang sejarah, pergantian tuan rumah Piala Dunia U-20 sudah terjadi sebanyak lima kali, yakni pada 1991, 1995, 1993, 2003, dan 2023.
- Terdapat enam konfederasi sepak bola di seluruh dunia. Masing-masing konfederasi memiliki turnamen U-20 sendiri sebagai tahap kualifikasi sebagai peserta Piala Dunia U-20.
Pemberitaan tentang Piala Dunia U-20 begitu marak dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini bermula dari kian dekatnya pelaksanaan turnamen internasional terbesar bagi pemuda tersebut yang sejatinya akan dipentaskan di Indonesia. Namun, Indonesia batal menjadi tuan rumah. Piala Dunia U-20 dipindahkan ke Argentina. Piala Dunia U-20 tahun 2023 ini merupakan penyelenggaraan ke-24 yang rencananya diselenggarakan di Argentina pada Mei hingga Juni 2023.
Sementara dalam konteks masyarakat Indonesia, meningkatnya diskusi tentang Piala Dunia U-20 didorong oleh status tuan rumah Indonesia yang dicabut. Sebelumnya, Indonesia sendiri memperoleh hak untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023. Pencabutan tersebut berangkat dari penolakan dan kalangan internal politik nasional terhadap kedatangan tim nasional U-20 Israel.
Hal demikian memberikan kehilangan yang cukup signifikan bagi potensi industri sepak bola, ekonomi, dan pariwisata Indonesia. Piala Dunia U-20 telah menjadi panggung historis dalam sepak bola dunia. Meski tarafnya tidak sama dengan Piala Dunia senior yang umum diketahui, Piala Dunia U-20 memiliki daya tariknya tersendiri.
AP PHOTO/FRED ERST
Striker Argentina, Lionel Messi, saat mencetak gol dari titik penalti pada partai final Kejuaraan Dunia U-20, menghadapi Nigeria, di Utrecht, Belanda, Juli 2005. Messi masuk skuad Argentina ke Piala Dunia 2006 di Jerman.
Kompetisi Piala Dunia U-20
Konsep “Piala Dunia” merujuk pada kompetisi sepak bola di tingkat internasional yang mempertemukan tim-tim nasional berbagai negara. Seluruh tim yang lolos untuk mengikuti kompetisi tersebut, bersaing untuk memperoleh gelar juara. Kompetisi Piala Dunia terkini diadakan di Qatar pada akhir 2022 lalu.
Selain kompetisi Piala Dunia antarnegara tersebut, FIFA juga menyelenggarakan turnamen sepak bola internasional bagi anak muda, perempuan, klub sepak bola, hingga turnamen jenis sepak bola lain seperti futsal dan sepak bola pantai.
Terdapat turnamen sepak bola internasional bagi anak muda, yakni Piala Dunia U-17 dan U-20. Frasa “U-20” merujuk pada Under 20, atau pemain sepak bola muda di tim nasional yang berusia di bawah usia 20 tahun.
Berbagai kompetisi internasional tersebut diorganisasi oleh FIFA, sebagai pengurus utama cabang sepak bola di seluruh dunia. Secara struktur FIFA sendiri berada di bawah Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) yang merupakan induk bagi olahraga dunia dan bertugas mengorganisasi berbagai kegiatan terkait olahraga.
Pada tataran tersebut, di bawah IOC terdapat sejumlah lembaga pengorganisasian cabang-cabang olahraga yang lebih spesifik. Lembaga tersebut menjadi induk penanggung jawab dan organisasi bagi cabang olahraga terkait di tingkat internasional. Sebagai contoh, terdapat Federasi Bulu Tangkis Dunia Badminton World Federation (BWF), Induk Atletik Dunia/World Athletics, Federasi Basket Internasional/International Basketball Federation (FIBA), dan juga FIFA.
Dalam kapasitas induk organisasi internasional sepak bola, FIFA memiliki tanggung jawab untuk mengorganisasi pelaksanaan berbagai kompetisi sepak bola. Indonesia yang lolos sebagai tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20 pun tidak lepas dari supervisi FIFA, menjelang maupun saat pelaksanaan kegiatan.
Selain perbedaan usia pemain yang terlibat dalam kompetisi, Piala Dunia yang biasa dikenal selama ini dan Piala Dunia U-20 memiliki perbedaan pada waktu penyelenggaraan dan tahun dimulainya.
Piala Dunia yang umum diadakan oleh FIFA setiap empat tahun sekali. Penyelenggaraannya pertama kali dihelat pada 1930. Sementara Piala Dunia U-20 diselenggarakan setiap dua tahun sekali bagi para pemain tim nasional muda dan baru dimulai pada 1977.
Piala Dunia U-20 pun berkembang menjadi salah satu turnamen muda yang banyak diminati. Sebagaimana akan dijelaskan lebih mendalam pada bagian-bagian selanjutnya, Piala Dunia U-20 menjadi panggung unjuk talenta dan potensi para pemain muda.
Oleh karena itu, momen penyelenggaraanya tak hanya menarik penonton untuk menyaksikan keterampilan kontrol bola, tetapi juga dapat menjadi ruang para talent scout untuk menyaksikan talenta-talenta potensial pemain. Talent scout adalah orang bekerja untuk suatu klub sepak bola untuk mencari pemain-pemain potensial untuk direkrut.
Untuk penyelenggaraan 2023, Piala Dunia U-20 diikuti oleh 24 tim dari 24 negara berbeda. Pemain dari tim-tim nasional tersebut akan memperebutkan trofi bergengsi U-20. Lebih lanjut, ke-24 tim nasional tersebut dibagi untuk masuk dalam enam grup eliminasi melalui tahap pengundian. Masing-masing grup terdiri atas empat tim.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2020). Stadion ini ditetapkan menjadi salah satu tempat untuk pertandingan Piala Dunia U-20.
Sejarah Piala Dunia U-20
Dari 1977 hingga 2023
Piala Dunia U-20 pertama kali diselenggarakan pada tahun 1977. Selama masa periode awal pelaksanaannya tersebut, turnamen sepak bola ini dikenal sebagai Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA atau FIFA World Youth Championship. Dalam perhelatan pertama tersebut, negara Tunisia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Dalam industri sepak bola, Tunisia memanglah bukan nama yang akrab. Pemilihan Tunisia sebagai tuan rumah berangkat dari penampilannya yang baik dalam sejumlah turnamen sepak bola negara-negara Afrika pada periode waktu 1960-an. Selain itu, pemilihan tersebut juga didorong oleh keinginan Wakil Presiden FIFA (1960–1980) Harry Cavan untuk memperluas industri sepak bola ke negara-negara berkembang.
Pada penyelenggaraan tahun 1977 tersebut, sebanyak 16 tim nasional berpartisipasi. Uni Soviet (saat ini Rusia) keluar sebagai juara Piala Dunia U-20 pertama itu. Tim nasional Uni Soviet U-20 menjadi juara setelah menang atas Meksiko U-20 melalui babak adu penalti dengan skor 9–8. Sebelumnya, babak normal dan babak perpanjangan waktu ditutup dengan skor imbang 2–2. Sementara itu, juara tiga diraih oleh tim Brasil U-20 setelah mengalahkan Uruguay U-20 dengan skor 4–0.
Layaknya pelaksanaan kompetisi FIFA, pemberian hadiah tidak hanya diberikan pada permainan kolektif tim. Individu-individu yang menunjukkan penampilan mencolok pun juga diganjar penghargaan. Pemain Uni Soviet U-20 Volodymyr Bessonov memperoleh penghargaan sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen. Sementara pemain Brasil U-20 Guina menjadi pencetak gol terbanyak dengan jumlah catatan empat gol.
Piala Dunia U-20 1977 terbukti berjalan sukses. FIFA lantas kembali menyelenggarakan edisi keduanya pada 1979, kali ini di Jepang. Edisi Piala Dunia U-20 kedua ini juga menjadi momen spesial bagi bangsa Indonesia, tim nasional U-20 Indonesia mencatatkan penampilan perdananya dalam turnamen internasional ini. Dalam kesempatan tersebut, tim nasional Indonesia U-20 gugur di fase grup.
Penyelenggaraan Piala Dunia U-20
Tahun |
Tuan Rumah |
Juara |
1977 |
Tunisia |
Uni Soviet |
1979 |
Jepang |
Argentina |
1981 |
Australia |
Jerman Barat |
1983 |
Meksiko |
Brasil |
1985 |
Uni Soviet |
Brasil |
1987 |
Chile |
Yugoslavia |
1989 |
Arab Saudi |
Portugal |
1991 |
Portugal |
Portugal |
1993 |
Australia |
Brasil |
1995 |
Qatar |
Argentina |
1997 |
Malaysia |
Argentina |
1999 |
Nigeria |
Spanyol |
2001 |
Argentina |
Argentina |
2003 |
Uni Emirat Arab |
Brasil |
2005 |
Belanda |
Argentina |
2007 |
Kanada |
Argentina |
2009 |
Mesir |
Ghana |
2011 |
Kolombia |
Brasil |
2013 |
Turki |
Prancis |
2015 |
Selandia Baru |
Serbia |
2017 |
Korea Selatan |
Inggris |
2019 |
Polandia |
Ukraina |
2023 |
Argentina |
(belum dimulai) |
Sumber: FIFA
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Foto udara kawasan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (23/3/2023). Sejak Oktober 2022 delegasi FIFA sudah empat kali meninjau stadion yang akan dijadikan salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut. Inspeksi terakhir tersebut menentukan terpilihnya stadion ini menjadi salah satu tempat penyelenggaraan.
Hingga 2019, Piala Dunia U-20 telah diselenggarakan sebanyak 23 kali. Dari rangkaian penyelenggaraan selama ini, tidak pernah terjadi penundaan waktu pelaksanaan di mana selalu konsisten diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Selain itu, negara tuan rumah juga selalu konsisten berpindah. Artinya, tidak ada negara yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sebanyak dua kali.
Pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 seharusnya diselenggarakan pada tahun 2021 di Indonesia. Namun pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan turnamen tersebut menjadi tidak memungkinkan dan ditunda hingga 2023.
Jika selama ini tidak ada negara yang lebih dari satu kali menjadi tuan rumah Piala Duia U-20, kini Argentina kan menjadi negara yang dua kali menjadi penyelenggara. Pada 2023 ini, FIFA memutuskan negara Argentina menjadi tuan rumah menggantikan Indonesia. Hak tuan rumah ini menjadi kali kedua Argentina menyelenggarakan Piala Dunia U-20 setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada tahun 2001.
Meski dalam berbagai aspek, menjadi tuan rumah memberikan banyak keuntungan bagi negara terkait, sejarah Piala Dunia U-20 menunjukkan tren yang sebaliknya dalam konteks kejuaraan.
Negara tuan rumah hampir sering gagal meraih trofi Piala Dunia U-20. Sejak 1977, hanya dua negara yang menjadi tuan rumah yang mampu melampaui “kutukan” tersebut, antara lain, Portugal (1991) dan Argentina (2001).
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Ruang ganti di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (23/3/2023). Sejak Oktober 2022 delegasi FIFA sudah empat kali meninjau stadion yang akan dijadikan salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut. Inpeksi terakhir tersebut menentukan terpilihnya stadion ini menjadi salah satu tempat penyelenggaraan.
Pemindahan Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Dicabutnya hak Indonesia sebagai tuan rumah bukan kali pertama dalam sejarah pelaksanaan Piala Dunia U-20. Setidaknya, sudah empat kali hal tersebut dilakukan oleh FIFA – di mana masing-masing dilakukan karena mengacu pada situasi negara bakal tuan rumah yang tidak kondusif. Peristiwa pertama terjadi dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 edisi 1991. FIFA memberikan hukuman bagi Nigeria yang seharusnya menjadi tuan rumah, karena memainkan pemain di atas usia pada Piala Dunia U-20 1989. Akibatnya, hak tuan rumah mereka dicabut dan dipindahkan ke Portugal.
Pada edisi 1995, Nigeria kembali memperoleh hak untuk menjadi tuan rumah. Namun, lagi-lagi hal tersebut harus dibatalkan dengan FIFA menggeser lokasi Piala Dunia U-20 ke Qatar. Penyebaran wabah meningitis di Nigeria menjadi ihwal dari keputusan tersebut.
Kali ketiga terjadi pada turnamen edisi 1993. Negara Yugoslavia seharusnya menjadi tuan rumah, namun FIFA menggeser lokasi pelaksanaan di Australia. Serentetan gejolak dan konflik politik di negeri tersebut, berakibat pada terjadinya perang antaretnis yang baru berakhir pada 2001.
Pergantian tuan rumah Piala Dunia U-20 yang keempat kali terjadi pada edisi 2003. Seharusnya, Irak menjadi lokasi terselenggaranya turnamen tersebut. Namun, lokasi Piala Dunia U-20 dipindahkan ke Uni Emirat Arab karena terjadinya perang di negeri Irak pada tahun yang sama. Pada tahun tersebut, Amerika Serikat melakukan invasi “Operasi Pembebasan Irak”.
Dipindahkannya lokasi pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia pun menjadi peristiwa kelima yang terjadi. Mengacu pada pernyataan resmi FIFA, pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah disebabkan oleh “situasi terakutal” yang terjadi di Indonesia. Situasi aktual mengacu pada Tragedi Kanjuruhan, kesiapan infrastruktur lapangan sepak bola dan diskursus di masyarakat terkait penolakan kedatangan tim nasional U-20 Israel.
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Pelatih Indonesia U-20 Shin Tae-yong memakaikan sarung tangan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali pada acara seremoni peluncuran 100 hari jelang Piala Dunia U-20 2023, Kamis (9/2/2023), di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Sebelum menyelenggarakan Piala Dunia U-20, PSSI berencana menggelar turnamen mini.
Panggung Talenta Bersejarah
Piala Dunia U-20 menjadi panggung yang memberikan daya tarik tersendiri – bahkan daripada Piala Dunia tim nasional senior. Panggung sepak bola ini merupakan kesempatan bagi munculnya talenta atau bibit-bibit pemain legendaris. Bahkan FIFA menyebutkan Piala Dunia U-20 sebagai “the tournament of tomorrow’s superstars” atau “turnamen bagi bintang besar masa depan”.
Pemain legendaris seperti Pele, Diego Maradona, dan Lionel Messi pernah terlibat dalam kompetisi Piala Dunia U-20. Pada edisi Piala Dunia U-20 1979, Maradona menjadi bagian dalam skuad yang meraih juara bagi tim nasional U-20 Argentina. Juara ini begitu berarti, karena Argentina menjadi negara pertama meraih trofi Piala Dunia U-20.
Sementara sinar dari nama Lionel Messi juga telah terpancar tidak hanya dari tim junior klub sepak bola Barcelona, namun juga tim junior Argentina. Sama seperti legenda Maradona, Messi juga mencapai kesuksesan besar dalam Piala Dunia U-20. Tim yang dipimpinnya menyabet gelar juara pada edisi Piala Dunia U-20 2005. Selain itu, Messi juga menorehkan prestasi individual dengan gelar Pencetak Gol Terbanyak (enam gol) dan Pemain Terbaik Piala Dunia U-20.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Bacuya, maskot Piala Dunia U-20 2023, menyapa warga disepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta, saat peluncurannya, Minggu (18/9/2022). Maskot Piala Dunia U-20 ini merupakan seekor badak jawa asli Indonesia. Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Disebutkannya nama Diego Maradona dan Lionel Messi menjadi wujud supremasi tim nasional U-20 Argentina. Terbukti, dalam catatan historis, Argentina menjadi tim paling sukses dalam gelaran turnamen Piala Dunia U-20. Secara total, tim nasional Argentina U-20 telah memenangkan lima trofi.
Tak hanya itu, dua kemenangannya terakhir pada edisi Piala Dunia U-20 2005 dan 2007 juga melahirkan bintang seperti Javier Saviola, Sergio Aguero, Javier Mascherano, dan Angel di Maria. Nama yang pertama disebutkan sendiri tercatat masih menorehkan rekornya dalam sejarah Piala Dunia U-20 menjadi pencetak gol terbanyak dalam satu edisi turnamen Piala Dunia U-20. Saviola sukses melesakkan 11 gol sepanjang turnamen Piala Dunia U-20 2001.
Nama-nama menjadi bagian kecil dari bukti suksesnya negara Argentina dalam Piala Dunia U-20. Secara historis, Argentina memang menjadi negara paling sukses dalam turnamen internasional ini. Perolehan enam trofi Piala Dunia U-20 menjadi bukti nyata hal tersebut – diikuti dengan salah satu rival terbesarnya dalam sepak bola, Brasil dengan lima kali juara.
Selain nama-nama pemain asal Argentina tersebut, tentunya Piala Dunia U-20 juga menjadi panggung bagi talenta-talenta dari negara lain. Nama-nama yang bersinar di Piala Dunia U-20 tersebut lantas berkembang menjadi pemain dunia berkualitas. Dari sekian banyak nama, terdapat Edinson Cavani (Uruguay), Juan Mata (Spanyol), Paul Pogba (Prancis), Harry Kane (Inggris), Heung-min Son (Korea Selatan), Jadon Sancho (Inggris), dan Erling Haaland (Norwegia).
Erling Haaland menjadi talenta besar dalam turnamen Piala Dunia U-20 tahun 2019. Haaland menunjukkan diri sebagai talenta penyerang yang berbahaya dengan mencatatkan sembilan gol dan memperoleh piala Golden Boot atas capaian tersebut. Tidak hanya itu, Haaland juga menorehkan rekor gol terbanyak dalam satu pertandingan Piala Dunia U-20 seluruh golnya pada turnamen tersebut terjadi pada laga melawan Honduras yang berakhir 12–0.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Baliho sosialiasi pelaksanaan Piala Dunia U-20 terpasang di Kompleks Kantor Kemenpora di Jakarta, Rabu (29/3/2023). FIFA telah membatalkan ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Penentuan Negara Peserta Piala Dunia U-20
Berbeda dari tahapan penentuan negara tuan rumah Piala Dunia U-20 yang cenderung administratif dan penuh dengan lobi-lobi, tahapan untuk menjadi negara peserta turnamen didasarkan pada capaian tim nasional U-20 dari negara terkait. Kompetisi ini mempertemukan 24 negara, terdiri atas 23 tim yang lolos fase kualifikasi dan satu tim nasional dari negara tuan rumah yang otomatis lolos.
Fase kualifikasi menjadi tahapan untuk mencapai kepesertaan dalam Piala Dunia U-20. Tahap kualifikasi berlangsung pada turnamen/kejuaraan di keenam konfederasi sepak bola yang ada di dunia. Masing-masing konfederasi sepak bola tersebut berada di bawah FIFA. Keenam konfederasi dan kejuaraan kualifikasi U-20 tersebut adalah sebagai berikut:.
Konfederasi |
Kejuaraan |
Konfederasi Sepak Bola Asia/Asian Football Confederation (AFC) |
|
Konfederasi Sepak Bola Afrika/Confederation of African Football (CAF) |
|
Konfederasi Asosiasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia/Confederation of North, Central America and Caribbean Association Football (CONCACAF) |
|
Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan/ Confederación Sudamericana de Fútbol (CONMEBOL) |
|
Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa/Union of European Football Associations (UEFA) |
|
Konfederasi Sepak Bola Oseania/Oceania Football Confederation (OFC) |
|
Sumber: FIFA
Ke-24 tim nasional sepak bola U-20 yang dinyatakan lolos kualifikasi akan dibagi ke dalam enam grup, yakni Grup A-F. Masing-masing grup terdiri atas empat tim nasional U-20.
Peringkat tim di setiap grup ditentukan berdasarkan poin yang diperoleh di semua pertandingan grup, selisih gol di semua pertandingan grup, dan jumlah gol yang dicetak di semua pertandingan grup.
Keempat tim akan memperebutkan posisi sebagai pemuncak grup. Mereka yang lolos fase grup adalah tim nasional yang berada di peringkat satu dan dua. Selain itu, empat tim nasional terbaik yang berada di peringkat tiga juga akan lolos dari fase grup.
Dari fase grup tersebut, tim-tim akan mencapai babak eliminasi yang dimulai dengan Babak 16 Besar. Keempat tim terbaik pada peringkat tiga akan dipertemukan dengan juara dari masing-masing grup. (LITBANG KOMPAS)
Referensi
- Crouch, Terry. 2006. The World Cup: The Complete History. London: Aurum Press Limited.
-
“Pemda Telanjur Siap”. Kompas, 30 Maret 2023. Hlm 14.
-
“Piala Dunia U-20 Jadi Atraksi Penarik Kunjungan Turis”. Kompas.id, 9 Maret 2023. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/03/09/piala-dunia-u-20-jadi-atraksi-penarik-kunjungan-turis
-
FIFA. (2023, Maret 29). FIFA removes Indonesia as host of FIFA U-20 World Cup 2023™. Diambil kembali dari fifa.com: https://www.fifa.com/about-fifa/organisation/media-releases/fifa-removes-indonesia-as-host-of-fifa-u-20-world-cup-2023-tm
-
FIFA. (2023). Regulations U-20 World Cup Indonesia. Swiss: FIFA.