Paparan Topik

Hari Inovasi Indonesia: Mendorong Kreativitas untuk Masa Depan

Proses inovasi sering kali menantang status quo, mendorong individu dan organisasi untuk berpikir di luar kebiasaan dan mengambil risiko yang terukur.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Siswa sekolah menjajal simulator pesawar R 80 yang dipamerkan dalam Bekraf Habibie Festival 2018 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (20/9/2018). Festival yang memamerkan perkembangan teknologi dan inovasi tersebut digelar hingga 23 September 2018.

Fakta Singkat Hari Inovasi

  • Hari Inovasi Indonesia diperingati setiap tahun pada 1 November.
  • Inisiatif peringatan HII lahir dari kesadaran akan urgensi inovasi dalam menciptakan solusi bagi tantangan yang dihadapi bangsa.
  • Inovasi adalah upaya untuk menghasilkan ide, produk, atau layanan baru yang meningkatkan efisiensi, memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi, atau menawarkan pendekatan segar dalam pemecahan masalah.
  • Dalam laporan Global Innovation Index (GII) 2024 yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia berhasil mencatatkan peringkat ke-54 dari 133 negara dengan skor 30,6.
  • Posisi ini masih di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya. Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Dalam dunia yang terus berkembang pesat, inovasi menjadi kunci untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam konteks ini, Hari Inovasi Indonesia yang diperingati setiap tahun pada 1 November merupakan momentum penting untuk menghargai dan mendorong tumbuhnya inovasi di Tanah Air.

Peringatan ini pertama kali digagas oleh Handi Irawan D, chairman dari Tera Foundation. Inisiatif ini lahir dari kesadaran akan urgensi inovasi dalam menciptakan solusi bagi tantangan yang dihadapi bangsa. Dalam konteks global yang semakin kompleks, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa inovasi bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan mendesak.

Melalui Hari Inovasi Indonesia, diharapkan masyarakat tidak hanya terinspirasi untuk berinovasi, tetapi juga terdorong untuk menciptakan produk dan solusi yang mampu menjawab tantangan saat ini. Lebih dari itu, inovasi harus mampu mempersiapkan kita untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Kita dapat menemukan cara baru dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pertumbuhan dan perkembangan.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) memperagakan penggunaan kacamata cerdas Tulibot yang disambungkan dengan aplikasi Tulibot.com untuk membatu hambatan komunikasi penyandang disabilitas tunarungu/tuli di acara Vokasifest X Festival Kampus Merdeka di Jakarta, Senin (11/12/2023).

Apa itu Inovasi?

Inovasi, sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Merriam-Webster, mencakup berbagai aspek penemuan yang berbeda dari yang sudah ada. Konsep ini juga sejalan dengan definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang menyebut inovasi sebagai penemuan baru yang tidak hanya berbeda, tetapi juga memberikan nilai tambah.

Pada dasarnya, inovasi adalah upaya untuk menghasilkan ide, produk, atau layanan baru yang meningkatkan efisiensi, memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi, atau menawarkan pendekatan segar dalam pemecahan masalah. Di tengah tantangan yang terus berkembang dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, dan teknologi, peran inovasi menjadi sangat penting. Penerapannya dapat menciptakan perubahan yang berdampak luas, membuka peluang baru, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Proses inovasi sering kali menantang status quo, mendorong individu dan organisasi untuk berpikir di luar kebiasaan dan mengambil risiko yang terukur. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, kemampuan untuk berinovasi bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. Mereka yang mampu menghadirkan inovasi akan memiliki daya saing yang lebih baik di dunia yang semakin kompetitif.

Keberhasilan inovasi tidak terlepas dari beberapa faktor kunci. Rasa ingin tahu, kreativitas, dan komitmen untuk melakukan perbaikan adalah pendorong utama. Pola pikir yang terbuka terhadap perubahan, penerimaan terhadap ide-ide baru, serta dorongan untuk bereksperimen menjadi elemen penting dalam proses ini. Dengan sikap ini, individu dan organisasi tidak hanya dapat beradaptasi, tetapi juga menciptakan terobosan yang akan membentuk masa depan.

Selain itu, keberanian untuk mengambil risiko juga sangat penting. Dalam proses menemukan sesuatu yang baru, risiko dan kemungkinan gagal selalu ada. Namun, keberanian untuk melangkah maju, meskipun menghadapi ketidakpastian, adalah kunci untuk mendorong inovasi.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Pengunjung mencoba gim virtual reality di salah satu stan peserta Pameran Inovasi dan Teknologi Indonesia (INTI) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024). Pameran ini juga dirangkai dengan berbagai kegiatan seminar, diskusi, workshop, dan konferensi yang mengetengahkan berbagai topik menarik seperti teknologi AI, Internet of Things (IoT), cloud computing, IT security, serta digital infrastructure. Pameran berlangsung selama tiga hari hingga 14 Agustus 2024.

Potensi Bonus Demografi

Indonesia saat ini berada di ambang peluang besar melalui bonus demografi. Proyeksi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 297 juta jiwa, atau sekitar 64 persen dari total populasi. Momen ini, jika dimanfaatkan dengan baik, bisa menjadi pendorong utama bagi kemajuan bangsa.

Sejarah mencatat, para pendiri Republik, seperti Bung Karno dan Bung Hatta, mulanya juga merupakan generasi muda yang memiliki visi jauh ke depan. Kini, tantangan yang dihadapi generasi muda tidak kalah berat, namun juga penuh harapan. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dan menciptakan solusi inovatif.

Generasi muda Indonesia, yang penuh dengan energi dan kreativitas, memiliki peran kunci dalam mewujudkan potensi ini. Mereka diharapkan menjadi inovator yang mampu menciptakan solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi bangsa.

Korea Selatan bisa menjadi contoh nyata bagi Indonesia dalam memperkuat inovasi. Dengan fokus pada pendidikan dan riset, negara tersebut mampu mengubah diri dari ekonomi kelas menengah menjadi negara maju. Produk teknologi tinggi yang dihasilkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi mereka. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa melalui investasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan, generasi muda bisa mendorong kemajuan yang signifikan.

Anak muda Indonesia sudah mulai menunjukkan kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan perubahan ini. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul berbagai usaha rintisan (startup) yang diinisiasi oleh anak-anak muda. Mereka tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi juga memacu pertumbuhan ekonomi digital yang pesat.

Terbaru, salah satu inovasi yang menarik adalah aplikasi Tulibot, yang dikembangkan oleh alumni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Aplikasi ini tidak hanya memenangkan 1st runner up dalam World Bank Pitch Competition 2024 di Washington D.C., tetapi juga menunjukkan betapa kreatif dan inovatifnya generasi muda kita.

Tulibot dirancang mengatasi hambatan komunikasi bagi penyandang disabilitas tunarungu dengan menghadirkan kacamata cerdas yang terhubung dengan aplikasi. Inovasi ini mampu mengubah cara kita berinteraksi, sekaligus memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berkomunikasi tanpa batas.

Dengan keberadaan inovasi seperti Tulibot, kita melihat bagaimana anak muda Indonesia tidak hanya beradaptasi, tetapi juga menjadi pionir dalam menciptakan solusi yang berdampak positif bagi masyarakat.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Siswa tuna netra dari SLB Pembina Jakarta memanfaatkan telepon selulernya untuk mengikuti permainan dalam Jakarta Innovation Days Expo 2024 di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2024). Pameran inovasi teknologi ini menjadi media pembelajaran bagi para pelajar. 

Indeks Inovasi

Indonesia menunjukkan sinyal positif dalam upayanya untuk meningkatkan inovasi. Dalam laporan Global Innovation Index (GII) 2024 yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia berhasil mencatatkan peringkat ke-54 dari 133 negara dengan skor 30,6. Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi.

GII, yang merupakan kolaborasi antara WIPO, Cornell University, dan INSEAD, memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan inovasi di berbagai sektor. Dengan menggunakan 80 indikator yang dikelompokkan ke dalam dua kategori utama, input dan output inovasi, laporan ini menjadi tolok ukur penting untuk memahami sejauh mana inovasi dapat mendorong pembangunan ekonomi suatu bangsa.

Laporan ini mencakup beberapa indikator yang dinilai dari 143 negara yang disurvei, termasuk infrastruktur inovasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta kecanggihan bisnis. Indikator ini meliputi pekerja terdidik dan terlatih, inovasi dalam menciptakan relasi, serta penyerapan pengetahuan.

Dalam laporan terbaru, Indonesia mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada 2020, Indonesia berada di urutan ke-85 dengan skor 26,49, sebelum mengalami penurunan dua peringkat pada 2021. Namun, langkah-langkah strategis dan kolaboratif dalam dua tahun terakhir berhasil membawa Indonesia ke posisi ke-61 dengan skor 30,3 pada 2023, sebelum mencapai pencapaian terbaiknya tahun ini, yakni peringkat ke-54 dari 133 negara dengan skor 30,6.

Berdasarkan laporan tersebut, performa inovasi Indonesia tahun ini ditunjukkan terutama oleh dua pilar utama, yaitu kekuatan pasar dan institusi, yang masing-masing meraih peringkat ke-35 dan ke-40 secara global. Ini menunjukkan bahwa dalam hal pengaturan dan kerangka kerja yang mendukung bisnis, Indonesia mulai menunjukkan kemajuan.

Namun, tantangan tetap ada di beberapa pilar lainnya. Sumber daya manusia dan penelitian, kekuatan bisnis, serta pengetahuan dan teknologi masih belum mampu menembus 50 besar dunia.

Walaupun peringkat 54 merupakan prestasi tertinggi dalam empat tahun terakhir, Indonesia tidak bisa berpuas diri. Posisi ini masih kalah bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina berada di posisi yang lebih baik, menunjukkan bahwa Indonesia harus lebih serius dalam upaya meningkatkan inovasi.

Performa Indonesia dalam hal keluaran inovasi juga masih lemah, dengan peringkat ke-67 untuk hasil inovasi, lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal ini menandakan bahwa, meskipun ada kemajuan dalam input inovasi, masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan dampak dan hasilnya.

Oleh karena itu, ke depan, perlu upaya yang lebih intensif dan terintegrasi untuk mendorong inovasi yang lebih berdaya saing, agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Di era globalisasi yang semakin kompetitif, penting bagi Indonesia untuk menumbuhkan budaya inovasi yang kuat. Dalam upaya ini, baik pemerintah maupun masyarakat memiliki peran yang sangat krusial.

Pemerintah memiliki tanggung jawab utama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi. Langkah pertama yang perlu diambil adalah merumuskan kebijakan yang mendukung. Kebijakan insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) adalah salah satu contohnya. Hal ini akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk melakukan inovasi.

Selain itu, investasi dalam infrastruktur juga menjadi sangat penting. Akses internet yang cepat, fasilitas penelitian yang memadai, dan pusat inovasi harus diperkuat agar para peneliti dan pelaku industri dapat berkembang. Tanpa infrastruktur yang memadai, upaya inovasi akan terhambat.

Pendidikan dan pelatihan juga tidak kalah penting. Pemerintah perlu memperkuat kurikulum pendidikan dengan fokus pada keterampilan kritis dan kreativitas. Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja harus diperluas agar masyarakat siap menghadapi tantangan inovasi di masa depan.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Aktivitas siswa di bengkel kerja pembuatan komplet atau kompor pelet di SMK Negeri 2 Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Jumat (8/10/2021). Kompor pelet merupakan inovasi dari siswa SMK Negeri 2 Ende yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kompor minyak tanah.
 

Selanjutnya, mendorong kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah adalah langkah strategis. Forum dan jaringan inovasi dapat menjadi wadah bagi pertukaran pengetahuan dan pengalaman, yang pada gilirannya akan mempercepat proses inovasi.

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam menumbuhkan budaya inovasi. Kesadaran akan pentingnya inovasi perlu ditingkatkan. Masyarakat dapat membentuk kelompok diskusi atau komunitas untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Pertukaran ide dalam komunitas ini akan merangsang pemikiran kreatif dan menciptakan kolaborasi yang bermanfaat.

Selain itu, dukungan terhadap produk lokal yang inovatif sangat penting. Dengan membeli dan menggunakan produk serta layanan dari pelaku usaha lokal, masyarakat dapat memberikan dorongan yang berarti bagi mereka untuk terus berkarya.

Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung melalui kebijakan yang tepat dan keterlibatan aktif masyarakat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan inovasi. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Arsip Kompas
  • “Tingkat Inovasi Teknologi Indonesia Termasuk Terendah di ASEAN,” Kompas, 28 September 2020.
  • “Mendongkrak Inovasi Indonesia,” Kompas, 2 Februari 2023.
  • “Perguruan Tinggi Didukung Cari Solusi Berbasis Riset dan Inovasi,” Kompas, 19 Oktober 2023.
  • “Tulibot, Aplikasi dan Kacamata Cerdas untuk Atasi Hambatan Komunikasi,” Kompas, 18 Desember 2023.
Internet

Artikel terkait