KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Pemanfaatan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI), ChatGPT, di sebuah kantor di Jakarta, Selasa (7/3/2023). ChatGPT adalah chatbot AI berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.
Fakta Singkat
- ChatGPT diluncurkan oleh perusahaan OpenAI pada 30 November 2022.
- ChatGPT merupakan model kecerdasan buatan atau AI dengan teknologi natural language processing dan dibangun dengan sistem pembelajaran.
- Sejumlah fungsi yang dapat dilakukan ChatGPT adalah menjawab pertanyaan, merespon layaknya percakapan umum, menyusun kode program, menulis makalah atau esai, membuat puisi, dan menyusun sonata.
- Pengembangan ChatGPT sejatinya telah dilakukan sejak tahun 2020 dengan didahului oleh model InstructGPT, pengembangan model large language models, dan sistem transformer.
- Pelatihan sistem ChatGPT untuk “belajar” melibatkan dialog antara pelatih AI dengan chatbot, sehingga dapat diperoleh contoh data untuk memberikan kapasitas dan kemampuan percakapan bagi ChatGPT.
- Proyek ChatGPT menarik perusahaan Microsoft yang lantas menyuntikkan dana $10 miliar ke OpenAI dan memasukkan sistem ChatGPT dalam search engine.
- ChatGPT menjadi layanan digital tercepat yang meraih 100 juta pengguna, dengan hanya memerlukan waktu dua bulan.
- ChatGPT menawarkan bantuan yang signifikan bagi pekerjaan manusia, akses yang lebih inklusif terhadap sistem AI bagi awam, dan menggeser masalah manusia terhadap persoalan teknis.
- Sejumlah negara, seperti China, Korea Selatan, Rusia, Italia, Irak, hingga Jepang telah menunjukkan kekhawatiran terhadap ancaman yang dapat diberikan ChatGPT.
- Ancaman yang muncul dari ChatGPT adalah tidak jelasnya arah privasi data, penyalahgunaan secara tidak jujur pada lingkup pendidikan, mengaburkan kebenaran informasi, dan mematikan daya kritis manusia modern.
Masyarakat dunia tengah menyaksikan kehadiran sebuah entitas artifisial baru. Entitas tersebut, dengan kapasitas kecerdasan yang ditawarkannya, mendorong popularitas yang luar biasa masif. Penggunaannya menjadi salah satu tren teraktual yang merebak ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Entitas artifisial ini bernama Chat Generative Pre-trained Transformer, namun publik biasa mengenalnya dengan ChatGPT.
Meski menawarkan berbagai kemudahan, produk kecerdasan buatan ini juga mengandung potensi ancaman. Pemanfaatan ChatGPT yang secara meluas dan terus-menerus akan membuat ancaman tersebut kian mengemuka. Pada taraf yang kasat, terdapat potensi ancaman seperti keamanan data pribadi dan penyalahgunaan. Sementara secara implisit, ancaman datang dari dimensi moral dan filosofis.
Merebaknya demam penggunaan ChatGPT pun turut disertai kekhawatiran. Atas hal tersebut, sejumlah negara mulai turut meresponnya dengan membangun kebijakan larangan pembatasan. Dalam tataran yang lebih luas, masyarakat dunia harus segera bersiap diri atas kian merebaknya variasi entitas kecerdasan buatan pada masa mendatang. Hadirnya ChatGPT kini menjadi modal awal kesiapan manusia menuju suatu fase yang sama sekali baru.
AFP/STEFANI REYNOLDS
Dalam foto yang diambil pada 15 Maret 2023 ini menunjukkan logo ChatGPT di sebuah kantor di Washington, DC. Pengawas privasi Italia mengatakan pada 31 Maret 2023 telah memblokir robot kontroversial ChatGPT dan mengatakan aplikasi kecerdasan buatan tidak menghargai data pengguna dan tidak dapat memverifikasi usia pengguna.
Apa itu ChatGPT?
ChatGPT merupakan produk dari teknologi kecerdasan buatan atau articial intelligence (AI) termutakhir. Kehadirannya menjadi perwujudan model bahasa kecerdasan buatan besar (large language model atau LLM) yang disusun atas basis data teks yang masif untuk mereplikasi komunikasi manusia. Dalam basis data yang mendukungnya, ChatGPT dioperasikan dengan bentuk mengimitasi atau meniru komunikasi manusia.
Kini, ChatGPT tengah mendulang popularitasnya. Kehadiran ChatGPT tengah memberikan warna baru dalam industri teknologi yang kian berkembang. Popularitas yang demikian pesat dari ChatGPT didorong oleh kemampuannya dalam menawarkan berbagai kemudahan.
ChatGPT mampu secara instan mengerjakan berbagai tugas yang diperintahkan termasuk menulis, membuat puisi, merangkum artikel, dan menjawab pertanyaan. Dalam banyak sektor, fungsi-fungsi yang ditawarkan bahkan melampaui mesin pencarian (search engine) yang selama ini umum dikenal, terutama seperti Google Search yang berfungsi untuk menemukan artikel, gambar, video, dan konten digital yang dipublikasikan di internet.
Mengacu pada laman resmi OpenAI (openai.com) selaku perusahaan yang membangun ChatGPT, kelebihan utama dari ChatGPT dari sistem AI umum adalah dimungkinkannya interaksi komunikasi yang berkesimbungan dalam konteks percakapan yang sesuai. Hal tersebut dimungkinkan karena OpenAI melatih model ChatGPT untuk berkomunikasi dalam format dialog atau percakapan dengan penggunanya. Sistem ChatGPT sendiri juga merupakan hasil penggabungan dari teknologi pemahaman bahasa alami atau natural language understanding (NLU) dengan teknologi pengolahan bahasa alami atau natural language processing (NLP).
Sistem ChatGPT memiliki kapasitas untuk menjawab pertanyaan tindak lanjut dari jawaban yang dirinya berikan. Selain itu, dalam pola komunikasi tersebut ChatGPT juga mampu mengakui kesalahannya, menantang premis yang salah, bahkan menolak permintaan yang tidak pantas. Masyarakat jagat maya juga kerap memamerkan hasil penggunaan ChatGPT dalam membantu tugas-tugas mereka seperti menulis kode program, menulis esai, surat, puisi, dan surat elektronik.
Tangkapan layar ChatGPT-4.0 yang digunakan dalam Bing, mesin pencari buatan Microsoft.
Selain kemampuan berkomunikasi dalam konteks percakapan yang relevan, terobosan penting lain dari fungsi ChatGPT adalah kemampuannya untuk “belajar” secara terus menerus. ChatGPT dibangun dengan sistem pembelajaran (machine learning). Dalam sistem tersebut, dimungkinkan penyusunan sintesis jawaban berdasarkan pengetahuan terus menerus. Lewat sistem ini, semakin sering digunakan, maka semakin komprehensif dan akurat responsnya (Kompas.id, 15/12/2022, “ChatGPT Bakal Menenggelamkan Google”).
Perkembangan teknologi AI ini begitu memberikan kemudahan pada manusia dan oleh karenanya juga mengubah cara manusia melakukan pekerjaan. Kehadiran ChatGPT terbukti mampu memberikan kemudahan dan instanitas dengan menyelesaikan tugas yang memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bertahun-tahun bagi manusia.
Artikel terkait
Kelahiran dan Pengembangan ChatGPT
Konsep Kecerdasan Buatan
Mengacu pada laman Kompaspedia (27/3/2023, “Kecerdasan Buatan: Sejarah, Perkembangan, dan Potensinya”), istilah AI sendiri telah muncul sejak tahun 1956. John McCarty menjadi sosok yang memperkenalkannya pertama kali. Dalam konsep awalnya, AI didefinisikan sebagai ilmu dan teknik pembuatan mesin cerdas, khususnya program komputer cerdas.
Dengan perkembangan waktu, pemahaman akan AI pun berkembang. Kini AI secara luas dipahami sebagai teknologi digital atau robot yang dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas yang terkait manusia, utamanya tugas yang membutuhkan kecerdasan dan kearifan manusia. Meski begitu, tidak ada AI dengan fungsi khususnya yang dapat menandingi manusia dalam konteks variasi dan generalisasi pekerjaan yang dilakukan. Namun dalam pekerjaan yang spesifik, sejumlah AI telah dapat menandingi manusia.
Dalam konteks bahasa Indonesia, AI diterjemahkan sebagai “kecerdasan buatan”. Konsep ini lantas memperoleh definisinya sendiri, yakni program komputer yang meniru kecerdasan manusia, seperti mengambil keputusan, menyediakan dasar penalaran, dan karakteristik manusia lainnya. Dalam ragam pemahaman yang ada, AI pun hakikatnya adalah teknologi yang dirancang untuk mampu meniru kecerdasan manusia dan mengerjakan tugas manusia.
Dalam pemahaman demikian, pada dasarnya AI memang dibangun untuk menyerupai keterampilan dan kecerdasan seperti manusia, secara khusus dalam bidang kognitif, pembelajaran, dan penalaran. Hingga kini, kehadiran AI telah membantu ragam disiplin ilmu seperti ilmu komputer, psikologi, matematika, dan robotika.
Bantuan yang diberikan oleh AI dalam disiplin ilmu tersebut utamanya melalui penyusunan kompilasi data dan penyimpulan informasi. Untuk itu, umumnya AI dilengkapi dengan fungsi teknologi jaringan saraf (neural network), pembelajaran mesin (machine learning), pembelajaran mendalam (deep learning), dan NLP.
AP/RICHARD DREW
Logo Microsoft Bing dan halaman situs web ditampilkan dalam foto ini yang diambil di New York pada Selasa, 7 Februari 2023. Microsoft menggabungkan teknologi mirip ChatGPT ke dalam mesin pencari Bing, mengubah layanan internet yang kini berada jauh di belakang Google menjadi cara baru berkomunikasi dengan kecerdasan buatan.
Penemuan dan pengembangan ChatGPT
ChatGPT sebagai teknologi dengan basis AI lahir dari tangan perusahaan OpenAI. Perusahaan yang berlokasi di Amerika Serikat ini memfokuskan diri pada industri AI, secara khusus melakukan riset pengembangan AI dan memperomosikan model AI yang bersahabat. Lahir pada 11 Desember 2015 dengan dipimpin oleh Sam Altman sebagai pendiri sekaligus CEO.
Pengembangan ChatGPT sendiri mulai dilakukan oleh OpenAI sejak tahun 2020. OpenAI membangun dan melatih sistem ChatGPT dengan menggunakan Pembelajaran Penguatan dari Umpan Balik Manusia atau Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF).
Metode demikian sebelumnya telah digunakan OpenAI dalam membangun InstructGPT, namun dengan menambahkan dan memperbaiki sedikit perbedaan dalam proses pengumpulan data. InstructGPT sendiri adalah model AI pendahulu sekaligus kembaran dari ChatGPT yang dikembangkan OpenAI dan diluncurkan pada Januari 2021.
Perbedaan utama InstructGPT dari ChatGPT terletak pada tujuan dari fungsionalitasnya. Sementara ChatGPT dapat dioperasionalkan dalam bentuk komunikasi dialog dan dapat mengerjakan tugas-tugas yang diminta, InstructGPT secara spesifik didesain untuk memberikan petunjuk instruksional, seperti resep dan tutorial. Petunjuk diberikan dalam rupa langkah-langkah untuk beragam pekerjaan.
Baik InstructGPT dan ChatGPT merupakan generasi lebih lanjut dari GPT-3, sebuah large language models atau LLM, suatu algoritma kecerdasan buatan yang disusun dengan proses belajar dari volume data yang sangat besar. Model LLM ini menjadi kunci penting bagi pengembangan InstructGPT dan ChatGPT. Oleh karena LLM inilah, ChatGPT dapat dioperasikan dengan model dialog, sehingga manusia penggunanya dapat berkomunikasi dengan mesin layaknya percakapan normal.
OpenAI menjelaskan, sistem GPT-3 saja telah diajarkan untuk memahami 45 terabita data teks. Jumlah ini setara dengan 330 kilometer buku yang dideretkan. Sistem pengajaran memiliki dasar yang sama dengan kecerdasan manusia. Layaknya manusia yang akan semakin pintar apabila diberi semakin banyak ilmu, begitu juga AI apabila diberi semakin banyak data untuk dipelajari dan dicari polanya (Kompas.id, 22/2/2023, “Perubahan Besar dengan Kecerdasan Buatan”).
Seluruh prototipe AI ini sendiri lahir setelah OpenAI terlebih dahulu mengembangkan teknologi transformer atau transformator. Teknologi transformer inilah yang lantas mengubah model machine learning dan search engine menjadi mesin untuk fungsi umum (general purpose machine).
Transformer adalah arsitektur teknologi pengolahan bahasa alami yang begitu canggih dan efektif dalam menghasilkan model bahasa alami generatif. Sejatinya, transformer telah dikembangkan oleh Google sejak 2017. Dengan kemampuannya demikian, teknologi ini telah banyak digunakan untuk beberapa aplikasi NLP, termasuk juga ChatGPT.
Dalam teknologi transformer, termuat sistem untuk memahami dan memproses bahasa alami melalui beberapa lapisan (layer) yang dilatih dengan menggunakan teknik-teknik spesifik. Pendekatan demikian digunakan untuk meningkatkan kemampuan prediksi dari model tersebut. Melalui pendekatan tersebut, tercapai efektivitas yang sangat baik dalam menghasilkan model-model NLP yang canggih dan realistis. Oleh karena inilah, ChatGPT mampu meniru cara manusia berbicara dan memberikan respons yang realistis layaknya percakapan.
Pada laman resmi OpenAI, pelatihan terhadap ChatGPT untuk memiliki kapasitas percakapan dilakukan dengan menggunakan penyetelan yang diawasi manusia secara langsung. Terdapat pelatih AI yang akan menyediakan dan memfasilitasi percakapan. Pelatih ini lantas berperan sebagai pengguna, untuk kemudian melakukan percakapan dua arah dengan asisten AI yang berupa chatbot. Metode inilah yang dimaksud dari RLHF atau Reinforcement Learning from Human Feedback .
Untuk melakukan metode tersebut, OpenAI memberikan akses saran ke pelatih untuk dapat menulis model bahasa sehingga dapat membantu sistem ChatGPT memberikan respon dalam waktu dan konteks yang berbeda. Hasil percakapan dan model respon yang diperoleh ini lantas menjadi data tersendiri bagi OpenAI. Lebih lanjut, set atau kumpulan data dialog baru yang diperoleh digabungkan dengan set data InstructGPT, diubah menjadi format dialog, lalu dimasukkan dalam sistem respon ChatGPT.
Usai alur pengembangan yang demikian kompleks, ChatGPT pun diluncurkan oleh OpenAI pada 30 November 2022. Akses terhadap layanan ChatGPT awalnya diluncurkan secara gratis dengan rencana monetisasi layanan untuk waktu mendatang. Monetisasi ini diperlukan oleh OpenAI karena biaya operasional dan perawatan sistem ChatGPT yang sama sekali tidak murah.
Komputasi untuk server ChatGTP menghabiskan banyak sekali uang. Apalagi dengan jumlah pengguna yang masif secara serentak. Dalam lima hari sejak tanggal peluncurannya, sebanyak 1 juta orang mencoba penggunaan ChatGTP. Jumlah tersebut membuat OpenAI harus menggelontorkan jutaan dolar untuk menjalankan server dalam waktu singkat.
Selain operasional server, biaya pemeliharaan sistem juga begitu mahal, termasuk memelihara sistem LLM atau Large Language Model. Proses pembangunan LLM sendiri membutuhkan waktu pelatihan berbulan-bulan dan biaya yang besar. Untuk menjalankan sistem dengan skala yang besar ini, turut diperlukan tenaga ahli teknis yang spesifik.
AFP/JASON REDMOND
Yusuf Mehdi, Wakil Presiden Perusahaan Microsoft, mengumumkan integrasi ChatGPT dan Bing (Microsoft) di Washington, pada 7 Februari 2023. Mesin pencari Bing Microsoft akan mengintegrasikan kemampuan yang kuat dari kecerdasan buatan berbasis bahasa sebagai era baru untuk pencarian online.
Kerja Sama Microsoft dan Capaian Pasar ChatGPT
Pengembangan fitur dan perluasan bisnis sangat penting bagi perusahaan teknologi untuk bertahan di pasar modern. Inilah yang kemudian dilakukan Microsoft dengan menginvestasikan $10 miliar di perusahaan OpenAI pada awal 2023. Dalam proyek investasi tersebut, Microsoft diprediksi akan memperoleh 75 persen dari total pendapatan OpenAI untuk mengembalikan angka masif yang telah dikeluarkannya di awal. Setelah modal awal investasi kembali, Microsoft akan mengakuisisi 49 persen saham kepemilikan perusahaan OpenAI.
Popularitas yang telah menjadi viral dan kompetensi ChatGPT mengungguli teknologi dan popularitas sistem AI yang selama ini beredar di pasar. Situasi bisnis tersebut dinilai potensial dan menguntungkan, sehingga Microsoft yang sudah menjalin kerja sama dengan OpenAI sejak 2019 bersedia untuk memperpanjang kontrak kerja sama dan menambahkan suntikan dana.
Kehadiran ChatGPT juga dinilai sangat optimis bagi perusahaan OpenAI sendiri. OpenAI menargetkan pendapatan hingga $200 juta pada tahun 2023 dan $1 miliar pada tahun 2024. Bagi OpenAI, investasi yang dilakukan Microsoft akan berdampak pada peningkatan nilai valuasi perusahaannya hingga $29 miliar.
Sementara bagi Microsoft, proyek investasi dan kolaborasi ini menjadi katalis penting untuk mengembangkan mesin pencari mereka, Bing. Selama ini Google konsisten menguasai pasar mesin pencari global, sementara Bing hanya mampu menjangkau sebagian kecil pasar. Untuk itu, ChatGPT diharapkan dapat mendukung nilai lebih bagi kapasitas Bing, terutama untuk melawan dominasi Google dengan menghadirkan model AI.
Sebagai hasilnya, pada Februari 2023 Microsoft meluncurkan Bing versi terbaru yang telah dilengkapi dengan kemampuan AI yang sama dari ChatGPT. Kehadiran sistem AI ChatGPT memampukan Bing untuk bisa menampilkan informasi yang ingin dicari pengguna secara spesifik, dengan mudah, dan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Mengacu pada laman resminya, Bing versi baru akan memberikan fitur-fitur seperti asisten peneliti, perencana pribadi, dan mitra kreatif. Kehadiran teknologi AI juga memampukan pengguna mengajukan pertanyaan rumit, Bing menawarkan jawaban yang diringkas, menuliskan puisi, cerita, atau memberikan ide untuk sebuah proyek. Layaknya ChatGPT, Bing versi baru juga dioperasionalkan dalam metode percakapan, sehingga pengguna dapat mengajukan pertanyaan lanjutan.
Sumber: UBS
Dengan suntikan dana besar yang diberikan oleh Microsoft, OpenAI dapat melanjutkan bisnisnya dan menjaga pengoperasian server ChatGPT yang memerlukan biaya besar. Begitu juga dengan dimungkinkannya pemberian akses gratis terhadap layanan ChatGPT. Dalam waktu singkat, ChatGPT pun menarik perhatian masyarakat dunia.
Mengacu pada UBS yang dikutip oleh Yahoo Finance, ChatGPT telah menggaet 100 juta pengguna hanya dalam dua bulan. Jumlah tersebut dicapai pada akhir Januari 2023 dengan jumlah pengguna setiap bulan sekitar 13 juta orang. Sementara hingga April 2023, rata-rata kunjungan ChatGPT mencapai 1,8 miliar kali per bulan.
Capaian ini turut menjadikan ChatGPT sebagai layanan digital tercepat yang meraih 100 juta pengguna. Sebagai perbandingan, layanan TikTok membutuhkan waktu sembilan bulan untuk mencapai capaian yang sama. Sementara Instagram, salah satu media sosial paling populer selama satu dekade terakhir harus memerlukan waktu hingga lebih dari dua tahun.
AP/MICHAEL DWYER
Logo OpenAI terlihat pada ponsel di depan layar komputer yang menampilkan tampilan dari ChatGPT, Selasa, 21 Maret 2023 di Boston. Para ilmuwan menyatakan teknologi bergerak terlalu cepat dalam meluncurkan teknologi kecerdasan buatan yang suatu hari bisa mengakali manusia.
Sisi Positif Penggunaan ChatGPT
Perkembangan model mesin dan kemampuan AI sudah pasti tak dapat dibendung. Kehadirannya telah memunculkan permintaan atau demand baru pada pasar digital, sehingga kini AI telah menjadi salah satu komoditas yang bernilai. Untuk itu, berbagai perusahaan pun berlomba-lomba mengembangkan sistem AI sendiri.
Sebelum ChatGPT, ada DALL-E yang spesifik dibangun untuk bidang seni. Perusahaan Apple mengembangkan teknologi AI pada gawai yang mereka namai Siri. Selain itu, ada pula sistem AI dengan nama Alexa yang dikembangkan oleh perusahaan Amazon. Siri dan Alexa memungkinkan operasional sistemnya berjalan melalui perintah suara.
Sejak kelahiran ChatGPT, pertarungan di pasar digital pun juga terdampak. Dikembangkannya Bing dengan kolaborasi bersama OpenAI oleh perusahaan Microsoft membuat Google merespon agresif. Pada awal Februari 2023, Google meluncurkan layanan percakapan berbasis AI bernama Bard. Sementara dari negara China, perusahaan Baidu akan segera meluncurkan chatbot Ernie pada Maret 2023 lalu.
Meningkatnya permintaan pada pasar digital jelas bukan tanpa alasan. Sistem AI, secara khusus ChatGPT, terbukti memberikan ragam kemudahan bagi manusia. Hal ini sekaligus menjadi daya tawar utama dari kehadiran ChatGPT bagi kehidupan manusia. Kemudahan yang ditawarkan termasuk menjawab pertanyaan sulit dengan jelas, meniru gaya penulisan, menulis sonata, menyusun makalah, hingga menjawab pertanyaan ujian. ChatGPT juga dapat digunakan untuk menulis coding komputer oleh mereka yang tak memiliki pengetahuan teknis.
Pada taraf demikian, tampak bagaimana kehadiran sistem ChatGPT mampu menggeser makna persoalan yang dihadapi manusia. Dengan mengandalkan ChatGPT, manusia tidak lagi dihadapkan pada tugas kompleks yang tadinya memerlukan keterampilan tertentu. Awam pun dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampulan khusus.
Sebagai contohnya adalah bidang pengeditan foto dan video. Semula, kedua aktivitas tersebut memerlukan keahlian dan aplikasi khusus seperti Photoshop. Dengan kehadiran ChatGPT, awam pun dapat melakukan proses pengeditan dengan hasil yang tak berbeda. Cukup unggah foto dan video yang ingin diedit, ketik perintah sederhana, dan AI akan mengirimkan kembali foto atau video yang telah dimanipulasi sesuai perintah.
Atas dasar contoh demikian, maka kedepannya, kehadiran teknologi semacam ChatGPT akan memampukan manusia untuk tidak lagi terhambat pada persoalan teknis dalam mewujudkan ide atau gagasan mereka. Dengan mudahnya, manusia dapat menerjemahkan apa yang ada dalam pikiran kepada produk visual. Untuk itu, kedepannya manusia akan lebih dihadapkan pada persoalan ide dan kreativitas daripada pembuatan dan perwujudan ide.
Atas dasar demikian, kualitas utama yang harus dikedepankan oleh seorang pekerja urban adalah orisinalitas ide, bukan lagi keahlian apalagi yang bersifat teknis. Kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan di luar kebiasaan akan menjadi komoditas kualitas sumber daya manusia yang paling dibutuhkan yang sulit dimiliki oleh AI.
Kompas.id (28/3/2023, “Ketika Mesin Pencari Semakin Pintar”) juga menyoroti dua poin positif lain dari ChatGPT. Pertama, kehadiran ChatGPT telah meruntuhkan tembok ekslusif pengaksesan AI sehingga juga dapat digunakan oleh orang awam. Dengan kehadiran ChatGPT, masyarakat biasa pun dapat merasakan mafaat teknologi AI dari rumahnya sendiri untuk kepentingan harian.
Selama ini, AI telah eksis dan banyak digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan manusia. Namun keperluannya jamak bagi kepentingan spesifik perusahaan. Sebagai contoh adalah algoritma konten di Instagram dan kinerja sistem search engine Google.
Kedua, kemampuan NLP pada ChatGPT menjadikannya begitu mudah digunakan. ChatGPT mampu secara langsung merespons pertanyaan atau perintah yang diberikan dengan pendekatan layaknya interaksi dengan seorang ahli menggunakan bahasa sehari-hari. Pada tahap lebih lanjut, kemudahan penggunaan ini akan berdampak pada kian luasnya manfaat yang dirasakan oleh pengguna dan distribusi teknologi AI yang lebih inklusif.
Yusuf Mehdi, Wakil Presiden Perusahaan Pencarian Microsoft berbicara kepada media tentang integrasi mesin pencari Bing dan browser Edge dengan OpenAI pada Selasa, 7 Februari 2023, di Redmond, Washington. Microsoft menggabungkan teknologi mirip ChatGPT ke dalam mesin pencari Bing, mengubah layanan internet yang kini tertinggal jauh di belakang Google menjadi cara baru berkomunikasi dengan kecerdasan buatan.
Sisi Kontra Penggunaan ChatGPT
Meski tercatat berbagai poin positif dalam kehadirannya, ChatGPT juga menyimpan sejumlah potensi ancaman terhadap penggunaannya. Narasi kontra yang kerap muncul terutama sekali adalah potensi penyebaran data pribadi dan menurunnya kualitas manusia yang telah bergantung. Dengan demikian, tingginya popularitas ChatGPT juga perlu dibarengi dengan kemawasan dan daya kritis.
Ancaman Privasi Data
Perjalanan popularitas ChatGPT tak selalu berjalan mulus. Awal bulan April 2023, Italia menjadi negara Barat pertama yang memutuskan untuk memblokir ChatGPT. Otoritas perlindungan data Italia menilai adanya ancaman privasi yang berkaitan dengan OpenAI dan ChatGPT. Untuk itu, pemerintah Italia mengatakan akan melarang dan menyelidiki OpenAI dengan segera.
Selanjutnya, langkah tegas Italia demikian menginspirasi beberapa negara Eropa lainnya. Inspirasi terutama sekali untuk mempelajari apakah diperlukan tindakan yang lebih keras dan antisipatif untuk mengendalikan platform ChatGPT ini.
Sebelum diblok oleh Italia, ChatGPT sudah diblokir oleh sejumlah negara lain. Termasuk dalam negara-negara tersebut adalah China, Iran, Korea Utara, dan Rusia. Tak hanya pada tingkat pemerintah, sejumlah komunitas publik juga telah menganjurkan larangan terhadap penggunaan ChatGPT.
Berbagai rentetan pemblokiran oleh berbagai negara tersebut terutama sekali berangkat dari kekhawatiran akan privasi data. Tidak ada jaminan dan kepastian apakah OpenAI akan mendulang dan menyimpan data pengguna yang mengoperasikan layanan ChatGPT. Selain itu, belum diketahui pasti juga bagaimana ChatGPT menyerap informasi-informasi pribadi dari penggunanya.
Setelah kebijakan pemblokiras diberlakukan oleh Italia, Europol selaku badan kepolisian Uni Eropa mengumumkan peringatan bahwa penjahat siap memanfaatkan platform percakapan berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT untuk melakukan penipuan dan kejahatan dunia maya lainnya.
Tindakan yang dimaksudkan oleh Europol mencakup phishing, misinformasi, dan pengiriman malware. Europol memperingatkan bahwa kemampuan fasilitas percakapan dan informasi yang berkembang pesat akan juga dengan cepat dieksploitasi oleh mereka yang berniat jahat.
Selain itu, insiden pemblokiran ChatGPT di berbagai negara juga menunjukkan potensi risiko dalam isu perlindungan konsumen. Isu ini berjalan begitu liar karena Uni Eropa dan kebanyakkan negara masih belum memiliki landasan hukum yang aktual dengan perkembangan teknologi. Apalagi, perkembangan teknologi AI begitu cepat. Oleh karena itu, diperlukan segera regulasi yang memadai terkait perlindungan konsumen agar tidak kian tertinggal.
Ancaman Integritas Moral
Tidak hanya lembaga negara, sejumlah lembaga pendidikan juga merespon kehadiran ChatGPT dengan skeptis. Departemen Pendidikan di Negara Bagian Queensland dan Negara Bagian New South Wales, Australia misalnya, telah memblokir fasilitas ChatGPT hingga kelayakannya bisa diuji. Sejumlah universitas di Jepang pun telah memblokir ChatGPT di lingkungan mereka.
Lembaga-lembaga tersebut khawatir bahwa ChatGPT akan digunakan untuk perbuatan curang. Perbuatan tersebut terutama sekali digunakan para mahasiswa untuk membuat tugas esai atau makalah penulisan.
Kekhawatiran ini sendiri bukan tanpa dasar. Banyak anak-anak muda telah memamerkan bahkan memberikan tutorial menggunakan ChatGPT untuk mengerjakan tugas-tugas. Ancaman demikian jelas menimbulkan kecurangan di lingkungan pendidikan dan pada taraf yang lebih luas merusak kualitas siswa itu sendiri, baik secara akademis maupun integritas.
Mengacu pada Kompas.id (10/2/2023, “Hakikat Pendidikan”), ChatGPT memampukan mahasiswa untuk menyusun disertasi doktor yang secara substansi ilmiah mampu memenuhi syarat kelulusan. Hal demikian menjadi mungkin karena 175 miliar parameter lapisan konten pengetahuan yang dimiliki oleh ChatGPT.
Teknologi ini jelas menarik bagi pelajar yang rela menghalalkan segala cara dan fasilitas bantuan demi memperoleh gelar secepat mungkin dan semudah mungkin. Paradigma pendidikan pun tereduksi menjadi semata jalan formalitas pencarian gelar, bukan jalan penggalian pengetahuan, wawasan, apalagi idealisme.
Meski begitu, nyatanya ancaman ini secara cepat telah direspon oleh OpenAI. Mereka lantas merilis teknologi baru yang mampu membantu tenaga pendidikan, seperti dosen dan guru, untuk mendeteksi apakah siswa mereka menggunakan bantuan ChatGPT saat mengerjakan tugasnya. Teknologi tersebut disebut AI Text Classifier dan diluncurkan akhir Januari 2023 sebagai respon terhadap kekhawatiran yang masif merebak (Kompas.id, 1/2/2023, “AI Kian Mirip Manusia, Kawan atau Lawan?”).
AFP/LIONEL BONAVENTURE
Foto ini diambil pada 23 Januari 2023 di Toulouse, Prancis, menunjukkan layar yang menampilkan logo OpenAI dan ChatGPT. Aplikasi ChatGPT merupakan aplikasi perangkat lunak kecerdasan buatan percakapan yang dikembangkan oleh OpenAI.
Ancaman Kebenaran dan Daya Kritis Manusia
Mengacu pada buku New Dark Age: Technology and The End of The Future, James Bridle selaku penulis mengingatkan adanya tren dan ambisi pada masyarakat kontemporer untuk menjadikan segala sesuatunya tampak. Baik gagasan, ide, peristiwa, dan cerita semuanya divisualkan baik dalam rupa tulisan, gambar, dan video untuk menjadikannya tampak dan dapat dikonsumsi publik. Inilah “keharusan” baru pada masyarakat digital kontemporer.
Bridle mengakui argumen yang menyatakan bahwa tren tersebut memungkinkan dibukanya berbagai praktik jahat yang terjadi. Meski begitu, Bridle menegaskan bahwa asumsi tersebut tidaklah tepat seutuhnya. Data informasi rentan dimanipulasi oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan, baik itu rezim pemerintah maupun perusahaan. Merekalah kelompok yang paling memiliki akses terhadap distribusi data dan infrastruktur informasi.
Alhasil, data informasi yang hilir-mudik dan dikonsumsi masyarakat pun telah terpotong-potong, disesuaikan dengan kepentingan penguasa. Bahkan sangat rentan, informasi tersebut adalah suatu bentuk misinformasi yang diproduksi untuk melanggengkan kekuasaan yang berlangsung.
Ancaman demikian tidak lepas dari ChatGPT. Meski telah dibangun dengan basis data informasi yang begitu kaya, namun data yang dimasukkan pada sistem bergantung dengan arah kebijakan dan karakter perusahaan. Selain itu, informasi arus utama yang beredar dan selama ini dapat diakses pun tak lepas dari pengaruh kekuasaan.
Apabila ChatGPT belum tuntas belajar, mengikutkan sumber situs teori konspirasi, dan diberikan basis data informasi yang tidak lengkap atau tidak sesuai, justru akan kian meningkatkan misinformasi dan keterbatasan pengetahuan di masyarakat. Ditambah lagi, masyarakat cenderung menerima mentah-mentah informasi yang didulang dari sumber informasi digital, dalam hal ini ChatGPT.
Dalam banyak kasus dan skenario, ChatGPT mampu menghasilkan jawaban yang luar biasa. Kemampuan demikian akan menjadi berbahaya jika masyarakat tidak paham cara AI bekerja, lalu menganggap semua hasil jawaban ChatGPT niscaya benar. Pada titik inilah, daya kritis manusia terkikis dan memunculkan era pasca kebenaran atau post-truth.
Pada konteks yang lebih spesifik, yakni di Indonesia, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki kecukupan tingkat berpikir kritis. Pada 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat bahwa indeks literasi digital secara nasional berada di angka 3,49. Capaian angka tersebut menempatkan Indonesia dalam kategori sedang dalam skala skor 0–5. Pada 2022, indeks literasi digital nasional hanya naik tipis menjadi 3,54.
Sementara kehadiran hoaks di Indonesia relatif masih tinggi. Rata-rata per tahun sejak 2018 mencapai jumlah 900 hoaks. Kian sulit untuk mencegah aliran hoaks-hoak ini karena kehadirannya luwes sesuai dengan konteks kemasyarakatan yang tengah aktual. Sepanjang 2020–2021 pada masa awal pandemi Covid-19 misalnya, hoaks didominasi isu kesehatan.
Mulai pertengahan tahun 2022, (Kompas.id, 14/2/2023, “Kemunculan ChatGPT Dikhawatirkan Meningkatkan Penyebaran Hoaks”), hoaks bertema politik kembali mengalami kenaikan. Dikhawatirkan, hoaks politik ini akan terus meningkat masif seiring pada 2023 seiring kian dekatnya Pemilu 2024. (LITBANG KOMPAS)
Referensi
- Bridle, J. (2018). New Dark Age: Technology and The End of The Future. London: Verso.
• OpenAI. (2022, November 30). Introducing ChatGPT . Diambil kembali dari OpenAI.com: https://openai.com/blog/chatgpt
• Microsoft. (2023). Introducing the new Bing . Diambil kembali dari bing.com: https://www.bing.com/new
• OpenAI. (2022, Januari 27). Aligning language models to follow instructions . Diambil kembali dari openai.com: https://openai.com/research/instruction-following
• Yahoo Finance. (2023, Februari 3). ChatGPT on track to surpass 100 million users faster than TikTok or Instagram: UBS . Diambil kembali dari finance.yahoo.com: https://finance.yahoo.com/news/chatgpt-on-track-to-surpass-100-million-users-faster-than-tiktok-or-instagram-ubs-214423357.html
- Kompaspedia. (2023, Maret 27). “Kecerdasan Buatan: Sejarah, Perkembangan, dan Potensinya”. Diambil kembali dari kompaspedia.kompas.id: https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kecerdasan-buatan-sejarah-perkembangan-dan-potensinya
- Kompas.id. (2023, Maret 28). “Ketika Mesin Semakin Pintar”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/opini/2023/03/27/ketika-mesin-semakin-pintar
- Kompas.id. (2023, Februari 22). “Perubahan Besar dengan Kecerdasan Buatan”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/opini/2023/02/21/perubahan-besar-dengan-kecerdasan-buatan
- Kompas.id. (2022, Desember 15). “ChatGPT Bakal Menenggelamkan Google”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/opini/2022/12/15/chatgpt-bakal-menenggelamkan-google-1
- Kompas.id. (2023, April 13). “Nasib ChatGPT ”Digebuki” Banyak Pihak”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/opini/2023/04/13/nasib-chatgpt-digebugi-banyak-pihak
- Kompas.id. (2023, Februari 1). “AI Kian Mirip Manusia, Kawan atau Lawan?”. Diambil kembali dari interaktif.kompas.id: https://interaktif.kompas.id/baca/ai-kian-mirip-manusia-musuh-atau-teman/
- Kompas.id. (2023, Februari 10). “Hakikat Pendidikan”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/opini/2023/02/09/hakikat-pendidikan
- Kompas.id. (2023, Februari 14). “Kemunculan ChatGPT Dikhawatirkan Meningkatkan Penyebaran Hoaks”. Diambil kembali dari Kompas.id: https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/02/14/kemunculan-chatgpt-dikhawatirkan-meningkatkan-penyebaran-hoaks