RFZ
Fakta Singkat
Nama Lengkap
Jenderal TNI (Hor.) (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.
Lahir
Desa Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Jabatan
Presiden ke-6 RI (20 Oktober 2004 — 20 Oktober 2014)
Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa disapa SBY merupakan presiden pertama hasil pemilihan lansung oleh rakyat lewat Pemilu Presiden pada 20 September 2004. Pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949 ini berkarier di dunia militer dengan jabatan tertinggi sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI hingga 1999 dengan pangkat Letnan Jenderal.
Karier militer harus disudahinya lima tahun lebih awal karena ia diangkat menjadi Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Namun, ia kemudian mendapat anugerah pangkat kehormatan setingkat lebih tinggi menjadi Jenderal TNI (Hor).
Saat terjadi reshuffle Kabinet Persatuan Nasional, SBY digeser dari jabatan Mentamben menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) per 26 Agustus 2000. Namun, belum tuntas menjalankan tugas sebagai Menko Polsoskam, SBY diberhentikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
SBY kembali menduduki jabatan Menko Polkam saat terjadi pergantian kepemimpinan pemerintahan RI, Presiden Megawati Soekarnoputri menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid. Namun, kemudian mantan Ketua Umum Partai Demokat (2013–2020) ini mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam untuk mengikuti Pemilu Presiden (Pilpres) 2004.
Pilpres 2004 mengantarkan SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Kepemimpinannya berlanjut dua periode ketika ia kembali memenangkan Pilpres 2009 yang berpasangan dengan Boediono sebagai Wakil Presiden.
Anak prajurit
Susilo Bambang Yudhoyono lahir di Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949. Akrab disapa SBY, ia merupakan anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Ayahnya seorang pensiunan militer berpangkat Letnan Satu, sedangkan ibunya adalah putri pendiri Pondok Pesantren Tremas di Pacitan.
Masa kecil SBY dihabiskan di tanah kelahiran Pacitan. Menginjak kelas VI SD, SBY dipindahkan oleh orang tuanya ke rumah Sastro Suyitno di Pacitan. Ayahnya sebagai Danramil hidupnya selalu berpindah-pindah. Soekotjo pernah menjadi Danramil di Kecamatan Kebon Agung, Ngadirojo, Punung, dan Pacitan. Semua masih di wilayah Kabupaten Pacitan. Karena khawatir pendidikan anak semata wayangnya itu berbengkalai, SBY dititipkan kepada kakaknya, seorang Kepala Desa Ploso Pacitan.
Saat menginjak kelas satu SMA, kedua orang tuanya bercerai. Kenyataan itu menjadi titik balik bagi SBY untuk mengubah hidupnya. Ia meninggalkan Pacitan. Terbayang kenangan saat kelas V SD, diajak kedua orang tuanya wisata ke Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Kenangan itu memotivasi dirinya untuk menjadi seorang tentara.
Ia bertekad bisa masuk AMN (AKABRI) selepas SMA pada 1968. Namun, ia sempat terlambat mendaftar di AKABRI, sehingga untuk mengisi waktu menunggu pendafttaran dibuka, ia menempuh pendidikan di Teknik Mesin Institut Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. SBY juga melanjutkan studi di Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur.
Pendaftaran AKABRI dimulai akhir 1969 dan SBY baru masuk di Lembah Tidar awal 1970. Ia akhirnya bisa masuk AKABRI sebagai Angkatan 1970. Di AKABRI, SBY merupakan siswa berprestasi. Selama empat tahun ditempa di AKABRI, tidak kurang dari tujuh bintang penghargaan diraihnya.
Bersama 987 rekan seangkatannya, pada 11 Desember 1973, SBY dilantik menjadi seorang perwira oleh Presiden Soeharto di Surabaya. Ia dinobatkan sebagi lulusan terbaik 1973 dan menerima penghargaan lencana Adhi Makayasa.
Menjelang akhir masa pendidikan di AKABRI, ia berkenalan dengan putri Gubernur Akademi Militer Mayjen TNI Sarwo Edhie Wibowo. Pada 1976, SBY melangsungkan pernikahan dengan Kristiani Herawati di Hotel Indonesia, Jakarta. SBY dan Kristiani Herawati atau Ibu Ani dikaruniai dua putra, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
RZF
Artikel Terkait
Karier
Selepas dari AKABRI, SBY mulai menapaki karier milier. Berbagai pendidikan untuk melengkapi keahliannya dalam militer dengan tekun ia jalani, dimulai dari kursus Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Dasar Para tahun 1974. Kemudian, ia kursus bahasa Inggris tahun 1975. SBY juga belajar di American Language Course di Texas dan Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Amerika Serikat pada 1976.
Tahun 1982 hingga 1985 beberapa kursus militer yang diikutinya, antara lain, Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat pada 1982–1983, Jungle Warfare School di Panama tahun 1983, pendidikan Skill Qualification di US Army Infantery School di Amerika Serikat tahun 1984, dan kursus Komandan Batalyon pada 185.
SBY juga mengikuti Kursus Reguler Angkatan XXVI di Seskoad tahun 1988–1989 dan tercatat sebagai lulusan terbaik. Ia juga mengikuti pendidikan Command and General Staff College di Amerika Serikat.
Di sela-sela memperdalam ilmu militer, SBY mengambil Pendidikan Pascasarjana Master of Art Degree Management di Webster Universtiy, Amerika Serikat pada 1990–1991. Kemudian mulai tahun 2002, di setiap akhir pekan SBY mengikuti Program Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB). Gelar doktor di bidang ekonomi pertanian diraihnya pada 2 Oktober 2004, dengan disertasinya berjudul “Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal”.
Selama 30 tahun dinas aktif di militer, SBY pernah menyandang 28 jabatan. Sebanyak 21 jabatan diperolehnya semasa aktif dinas TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI pada 1999. Jabatan struktural pertama yang diembannya, yaitu menjadi Komandan Pleton (Danton) 3/A, Yonif Linud 330 Kostrad Bandung. Karier militer selanjutnya, SBY pernah menjadi komandan peleton, kompi, batalyon, brigade, dan resor militer.
Berbagai penugasan operasi militer pernah ia jalani, yaitu operasi militer Timor-Timur dengan nama sandi Operasi Seroja tahun 1976–1977, Operasi Tuntas tahun 1979–1980, dan Operasi Keamanan tahun 1986–1988. SBY pernah pula menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB di Bosnia tahun 1995–1996.
Jabatan struktural tertinggi yang bersifat komando, yaitu Panglima Kodam II/Sriwijaya, Palembang dengan pangkat Mayor Jenderal TNI pada 1996. Ia menjadi Pangdam termuda di antara 10 pangdam di Indonesia dengan usia 47 tahun, dan pangdam pertama dari alumni AKABRI tahun 1973. SBY menjadi Pangdam II/Sriwijaya merangkap Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa 1998). Kemudian tahun 1998, ia menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI hingga 1999.
Karier militernya berakhir saat SBY diangkat menjadi Menteri Pertambangan dan Energi oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999. Diangkatnya SBY sebagai menteri, membuat dirinya harus meninggalkan dunia militer lima tahun lebih awal dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI. Namun, setahun kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menganugerahkan pangkat kehormatan setingkat lebih tinggi, sehingga ia menjadi Jenderal TNI (Hor) Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.
Saat terjadi reshuffle Kabinet Persatuan Nasional pada 26 Agustus 2000, SBY bergeser menjadi Menteri Koordinator (Menko) Politik, Sosial dan Keamanan (Polsoskam). Belum genap setahun jabatan Menko, SBY diberhentikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
Kemudian terjadi pergantian kepemimpinan pemerintahan, Megawati Soekarnoputri menggantikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI, dan SBY kembali diangkat oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong. Namun, pada 11 Maret 2004, SBY mengundurkan diri sebagai Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong.
Mundur dari jabatan Menko Polkam, SBY kemudian berkampanye untuk Partai Demokrat yang mengantarkan dirinya sebagai calon presiden. Berpasangan dengan Jusuf Kalla, SBY mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilu Presiden (Pilpres) dari Partai Demokrat. Lolos Pilpres putaran pertama, ia bersaing dengan Megawati Soekarnoputri. SBY akhirnya memenangi Pilpres putaran kedua. Pelantikan SBY dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2004–2009 di Gedung DPR/MPR Jakarta pada 20 Oktober 2004.
Lima tahun kemudian, pada Pemilu 2009, SBY kembali maju sebagai calon Presiden RI berpasangan dengan Boediono sebagai calon Wakil Presiden. SBY kembali berhasil meraih kemenangan, dan menjadi Presiden RI untuk periode kedua (2009–2014).
Setelah tidak lagi menduduki jabatan Presiden RI, SBY tetap aktif berkecimpung di dunia politik nasional, khususnya di Partai Demokrat. Partai berlambang mercy ini didirikannya pada 9 September 2001, dan dirinya pernah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat sejak 2013 hingga digantikan oleh putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono pada 2020. Di partai berwarna dasar biru itu, SBY menduduki jabatan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk periode 2020–2025.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono hadir saat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pidato politik pada Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta, Jumat (16/9/2022)
Daftar penghargaan
- Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik (2003)
- Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek (2005)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio (2006)
- Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei (2012)
- Warga Kehormatan Kota Quito, Ekuador, di Museo de la Ciudad, di Pusat Kebudayaan Quito, Ekuador (2012)
- Knight Grand Cross in the Order of Bath, London, Inggris (2012)
- Penghargaan Lifetime Achievement dari Partai Demokrat (2012)
- World Statesman Award 2013 dari Appeal of Conscience Foundation, New York, Amerika Serikat (2013)
- Penghargaan Lifetime Achievement kedua dari Partai Demokrat (2021)
Penghargaan
Susilo Bambang Yudhoyono sejak muda telah mengukir prestasi. Saat menjadi taruna AKABRI, ia menyandang predikat lulusan terbaik tahun 1973 dan menerima penghargaan Adhi Makayasa. Selanjutnya selama berkarier di dunia militer, ia dikenal sebagai prajurit yang tekun dan cemerlang. Berbagai satya lencana dan bintang penghargaan diterimanya, di antaranya Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES) (1996), Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, Wing Penerbang TNI-AU, Wing Kapal Selam TNI-AL (1998), Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Dharma , dan Bintang Mahaputera Utama (1999).
Saat menjadi Presiden ke-6 RI, berbagai penghargaan diterimanya atas kiprahnya di berbagai bidang, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari dunia pendidikan, SBY mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio (2006) dan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) (2016). SBY juga dikukuhkan sebagi Guru Besar dalam bidang Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan pada 12 Juni 2014. SBY menjadi profesor pertama di Indonesia dalam bidang Ilmu Ketahanan Nasional.
Tahun 2012, SBY juga menerima Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei. Ia juga diangkat sebagai Warga Kehormatan Kota Quito, Ekuador, di Museo de la Ciudad, di Pusat Kebudayaan Quito, Ekuador. Selain itu, pemerintah Inggris memberikan penghargan Knight Grand Cross in the Order of Bath. Kemudian, atas jasa-jasanya dalam meningkatkan perdamaian, toleransi beragama, dan menyelesaikan konflik antar-etnik, SBY dianugerahi World Statement Award 2013 dari Appeal of Conscience Foundation di New York, Amerika Serikat pada 30 Mei 2013.
Penghargaan lainnya diperoleh dari The United Nations Environment Programme (UNEP) berupa “Champions of the Earth” di bidang “policy leadership” di Washington DC, AS pada 19 November 2014. Selain itu, SBY menerima penghargaan tertinggi oleh Republik Korea medali “The Grand Order of Mugunghwa”. Penghargaan itu diberikan oleh Presiden Korea Selatan Park Geun-hye di Blue House, Seoul pada 19 November 2013. Ia juga menerima penghargaan Global Statemanship Award saat World Economis Forum on East Asia (WEF-EA) ke-23 di Manila, Filipina pada 23 Mei 2014. Dari Partai Demokrat, SBY dua kali menerima penghargan Lifetime Achievement, pada 2012 dan 2021.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Presiden Joko widodo dan ibu Iriana menyambut kedatangan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono sebelum dimulainya Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).Hadir juga dalam acara itu, Presiden Ke-3 BJ Habibie, Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri serta pejabat tinggi negara lainnya.
Turun gunung
SBY yang kini sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, 15 September 2022 memberi pernyataan, bahwa ia mesti turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024. Ia melemparkan dugaan pihak tertentu mendesain Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden – wakil presiden. Ada kemungkinan pilpres berjalan tidak adil, alias penuh kecurangan. Mantan Presiden ke-6 RI ini menegaskan, dugaan ketidakjujuran Pemilu 2024 ini agar Partai Demokrat bersama dengan koalisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapres di Pilpres 2024.
Sejumlah tanggapan atas pernyataan SBY tersebut, antara lain, dari pengamat politik Kunto Adi Wibowo. Menurutnya, apa yang dilakukan SBY tidak lebih dari manuver politik untuk menarik perhatian publik pada Partai Demokrat. Rencana SBY turun gunung pada Pemilu 2024 merupakan hal yang posifif bagi upaya Demokrat melawan oligarki dan rezim saat ini. Ketokohan SBY bisa menjadi antitesis bagi rezim sekarang, serta angin segar bagi masyarakat yang membutuhkan harapan perubahan.
Di sisi lain, pengamat politik Ujang Komarudin berpendapat bahwa keuntungan yang bakal diperoleh Demokrat dari manuver yang dilakukan SBY tidak maksimal. Pasalnya, tingkah Demokrat selama menjadi oposisi pemerintahan Jokowi masih terlalu banyak kompromi dan terlihat setengah hati. Langkah SBY turun gunung dipandangnya tidak akan mampu mengalahkan oligarki dan rezim saat ini, karena SBY tidak memiliki jabatan yang strategis.
Sementara itu, mantan Wakil Presiden RI periode 2014–2019 Jusuf Kalla pada 22 September 2022 mengatakan, bahwa apa yang disampaikan SBY merupakan peringatan bagi pemerintah, penguasa saat ini. Jusuf Kalla berkeyakinan bahwa itu tidak akan terjadi.
“Intinya jangan demokrasi ditahan, sehingga capres-cawapres pada Pemilu 2024 tidak hanya dua pasang. Saya percaya Pak Jokowi,” tegas JK. Lalu JK menyebut bahwa ada tiga pesan Presiden Joko Widodo kepada masyarakat. Pertama, taat konstitusi. Kedua, jalankan demokrasi dengan baik. Ketiga, ikuti kehendak masyarakat.
HAS
Referensi
- “Susilo Bambang Yiudhoyono Anak Tunggal yang ‘Charming'”. Kompas, 24 Juni 2004.
- “Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla paduan Kehati-hatian dan Kecepatan Memanfaatkan Kesempatan”. Kompas, 24 Juni 2004.
- “Yudhoyono Ujian Tertutup Program Doktor”. Kompas, 19 September 2004.
- “Dari Pacitan: Menuju Istana * Presiden 2004-2009”. Kompas, 20 Oktober 2004.
- “Menghitung Hari-hari SBY”. Kompas, 28 Februari 2007.
- “Susilo Bambang Yudhoyono: Demokrasi dan Mimpi Anak Desa”. Kompas, 30 Juni 2009.
- “Susilo Bambang Yudhoyono: jenderal “Akademi” di Panggung Politik”. Kompas, 30 Juni 2009.
- “Obituari Ani Yudhoyono. Ketika Flamboyan Itu Telah Pergi”. Kompas, 2 Juni 2019.
- “Trah Yudhoyono Terus Berlanjut”. Kompas, 16 Maret 2020.
- Yudhoyono, Susilo Bambang. SBY Selalu Ada Pilihan: Untuk Pecinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2014.
- https://tni.mil.id/tokoh-11-susilo-bambang-yudhoyono.html
- https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/23/140000079/biografi-susilo-bambang-yudhoyono-presiden-ke-6-indonesia?page=all
- https://nasional.kompas.com/read/2022/02/28/18171571/profil-susilo-bambang-yudhoyono-dari-militer-hingga-ke-kursi-presiden
- https://polkam.go.id/susilo-bambang-yudhoyono/
- https://setkab.go.id/sby-terima-world-statesman-award-2013-atas-jasanya-dalam-perdamaian/
- https://www.itb.ac.id/berita/detail/5035/itb-anugerahkan-gelar-doktor-kehormatan-kepada-prof-dr-h-susilo-bambang-yudhoyono
- https://www.demokrat.or.id/sby-dapat-penghargaan-dari-presiden-kazakhstan/
- https://nasional.kompas.com/read/2022/09/17/18410901/sby-saya-harus-turun-gunung-ada-tanda-tanda-pemilu-2024-bisa-tidak-jujur
Biodata
Nama
Jenderal TNI (Hor.) (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.
Lahir
Desa Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Jabatan
Presiden Republik Indonesia ke-6 (20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014)
Pendidikan
Umum :
- AKABRI (1973)
- Master of Art (M.A.) dari management Webster University, Missouri, AS
- Gelar Doktor bidang Ilmu Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan disertasi berjudul “Pembangunan Pertanian dan Pedesaan sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal.” (18 September 2004)
Khusus:
- American Language Course, Lackland, Texas, Amerika Serikat (1976)
- Airbone and Ranger Course, Fort Benning, AS (1976)
- Infantry Officer Adcanced Course, Fort Benning, AS (1982–1983)
- On the Job Training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS (1983)
- Jungle Warfare School,Ppanama (1983)
- Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984)
- Kursus Komando Batalyon (1985)
- Sekolah Komando Angkatan Darat (1988–1989)
- Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
Karier
Militer:
- Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974–1976)
- Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976–1977)
- Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
- Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977–1978)
- Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979–1981)
- Paban Muda Sops SUAD (1981–1982)
- Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983–1985)
- Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986–1988)
- Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
- Dosen Seskoad (1989–1992)
- Korspri Pangab (1993)
- Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993–1994)
- Asops Kodam Jaya (1994–1995)
- Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
- Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
- Kasdam Jaya (1996–hanya lima bulan)
- Pangdam II/Sriwijaya, sekaligus Ketua Bakorstanasda
- Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
- Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998–1999)
Pemerintahan
- Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
- Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)
- Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
- Presiden ke-6 RI (20 Oktober 2004 — 20 Oktober 2009)
- Presiden ke-6 RI (20 Oktober 2009 — 20 Oktober 2014)
Organisasi
- Ketua Umum Partai Demokrat (2013–2020)
- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (2020–2025)
Penghargaan
- Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri) (1973)
- Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek) (1973)
- Satya Lencana Seroja (1976)
- Honorour Graduated IOAC, USA (1983)
- Satya Lencana Dwija Sista (1985)
- Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI (1989)
- Dosen Terbaik Seskoad (1989)
- Satya Lencana Santi Dharma (1996)
- Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF) (1996)
- Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES) (1996)
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (1998)
- Bintang Yudha Dharma Nararya (1998)
- Wing Penerbang TNI-AU (1998)
- Wing Kapal Selam TNI-AL (1998)
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama (1999)
- Bintang Yudha Dharma Pratama (1999)
- Bintang Dharma (1999)
- Bintang Maha Putera Utama (1999)
- Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik (2003)
- Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek (2005)
- Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio (2006)
- Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei (2012)
- Warga Kehormatan Kota Quito, Ekuador, di Museo de la Ciudad, di Pusat Kebudayaan Quito, Ekuador (2012)
- Knight Grand Cross in the Order of Bath, London, Inggris (2012)
- Penghargaan Lifetime Achievement dari Partai Demokrat (2012)
- World Statesman Award 2013 dari Appeal of Conscience Foundation, New York, Amerika Serikat (2013)
- Penghargaan Lifetime Achievement kedua dari Partai Demokrat (2021)
Keluarga
Istri
- Kristiani Herawati (meninggal 1 Juni 2019)
Anak
- Agus Harimurti Yudhoyono
- Edhie Baskoro Yudhoyono
Sumber
Litbang Kompas