Tokoh

Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia Hamzah Haz

Hamzah Haz merupakan Wakil Presiden ke-9 RI yang mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri masa jabatan 2001-2004. Ketua Umum PPP (1998-2007) ini sebelumnya menjabat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra dan Taskin) dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (1998-1999) pada masa Presiden BJ Habibie.

AGS

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Hamzah Haz

Lahir
Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940

Jabatan
Wakil Presiden ke-9 RI (26 Juli 2001 — 20 Oktober 2004)

Politiskus PPP ini sukses meraih kursi RI-2 sebagai Wakil Presiden ke-9 melalui pemilihan tiga tahap. Hamzah Haz pada 26 Juli 2001 resmi mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri hingga masa jabatan 2004.

Pria kelahiran Ketapang, Kalbar pada 15 Februari 1940 ini sejak remaja sudah aktif berorganisasi. Lulus dari SMEA sempat menjadi wartawan surat kabar Bebas di Pontianak, kemudian pindah ke Yogyakarta. Selama kuliah di Yogyakarta, ia juga mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Kembali ke Pontianak, ia meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura hingga lulus.

Karier politiknya dimulai dari menjadi Ketua KAMI Konsulat Pontianak dan mewakili angkatan 66 di DPRD Kalimantan Barat. Kemudian, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalbar, sebelum akhirnya menjadi anggota DPR RI sejak 1971. Kiprahnya di parlemen mewakili NU membawanya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selama dua periode (1998–2003 dan 2003–2007).

Pada masa reformasi, masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie, Hamzah Haz ditunjuk menjadi Menteri Investasi/Kepala BKPM, namun pada 10 Mei 1999, ia mengundurkan diri sebagai menteri karena menjadi juru kampanye partainya, PPP. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, ia kembali menjadi menteri yaitu sebagai Menko Kesra dan Taskin pada 29 Oktober 1999, namun kembali ia mengundurkan diri sebagai menteri pada 26 November 1999.

Puncak karier politik penerima gelar Doctor Honoris Causa dari The American World University ini adalah saat dirinya terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 RI  pada 26 Juli 2001. Duet Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI memimpin negeri ini hingga akhir masa jabatan Oktober 2004.

Putra Ketapang

Hamzah Haz dilahirkan di Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940. Masa kanak-kanak hingga remaja dihabiskan di provinsi kelahirannya Pontianak. Menyelesaikan pendidikan di SMP dan SMEA di Pontianak, sejak remaja bakat berorganisasi Hamzah Haz sudah tampak. Lulus dari SMEA tahun 1961 putra dari pasangan Abdul Hadi Ahmad dan Zainab ini menjadi wartawan surat kabar Pontianak, Harian Bebas, dan menjadi Pemimpin Umum Harian Berita Awau.

Tahun 1962, ia ikut ayahnya ke Yogyakarta dan melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi. Di kota pelajar itu, Hamzah Haz aktif di Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar dan menjadi ketua organisasi tersebut pada 1962 hingga 1965. Ia juga menjadi Ketua PMII Komisariat Akademi Koperasi di Yogyakarta periode 1962–1965.

Tahun 1965, ia kembali ke Pontianak dan melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura dengan mengambil jurusan ekonomi perusahaan. Di sela kesibukannya sebagai mahasiswa, Hamzah Haz dipercaya sebagai Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965–1970). Pada masa kuliah itu pula, ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kalbar dan menjadi Ketua Wilayah PMII Kalbar periode 1965–1971. Ia juga aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak, dan menjadi Ketua Presidium KAMI.

Hamzah Haz menikah dengan Hj. Asmaniah dan Hj. Titin Kartini. Dari dua istri ini, ia dikaruniai 12 orang anak, empat laki-laki, dan delapan perempuan.

Karier

Setelah menyandang gelar sarjana, Hamzah Haz mengajar di kampusnya sejak 1968 hingga 1971, kemudian ia terjun ke dunia politik. Hamzah Haz yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) mengawali karier politik dengan menjadi Anggota DPRD I Kalbar mewakili Partai Nahdlatul Ulama (PNU) pada 1965–1970.

Setelah terjadi fusi dan PNU melebur ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1971, Hamzah Haz tetap berkiprah di dunia politik dan menjadi Anggota DPR dari Kalbar pada 1971. Pada 1970 hingga 1982 ia menjadi Wakil Ketua DPW NU Kalbar sekaligus Wakil Ketua MPW PPP Wilayah Kalbar. Ia juga menjadi anggota MPP PPP dan Penasihat Pengurus NU Wilayah Kalbar pada 1982, dan selama dua periode menjadi Ketua DPP PPP masa kepemimpinan Ismail Hasan Metareum.

Karier politiknya terus menanjak. Ia dilantik menjadi Wakil Ketua DPW PPP Kalbar hingga 1982. Keberadaannya di lembaga perwakilan rakyat, DPR dan MPR secara terus-menerus, dirinya terpilih sebagai Anggota DPR RI selama beberapa periode. Sebagai wakil rakyat di Senayan, Hamzah Haz dipercaya menjadi Ketua Fraksi PPP selama dua periode, yaitu 1992–1997 dan 1997–1998. Perjalanannya di lembaga legislatif DPR/MPR berakhir seiring dengan pengangkatan dirinya ke dalam jajaran Kabinet Reformasi Pembangunan.

Puncak karier politik Hamzah Haz di PPP adalah ketika hasil Muktamar IV PPP pada 2 Desember 1998 menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PPP periode 1998–2003 menggantikan Ketua Umum PPP Ismail Hazan Metareum (1993–1998). Lima tahun kemudian, dari hasil Muktamar V PPP, Hamzah Haz terpilih kembali sebagai Ketua Umum PPP periode 2003–2008.

Karier politik di pemerintahan diawali ketika Presiden BJ Habibie mengangkat Hamzah Haz sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 1998. Namun, pada 9 Mei 1999, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri untuk berkonsentrasi menjadi juru kampanye PPP yang dipimpinnya, sesuai kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang menteri berkampanye.

Pada 6 Oktober 1999 Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR RI untuk periode 1999–2004. Baru beberapa minggu menjadi Wakil Ketua DPR RI, Abdurrahman Wahid yang menjadi Presiden RI dimulai pada 20 Oktober 1999 meminta Hamzah Haz duduk di dalam Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Ia kembali menerima amanat tersebut, namun 26 November 1999 Hamzah Haz kembali mengundurkan diri dari jabatan menteri dengan alasan ingin berkonsentrasi pada urusan partainya yaitu PPP. Hanya sebulan Hamzah menjabat sebagai menteri di Kabinet Persatuan Nasional.

Puncak karier Hamzah Haz di pemerintahan adalah ketika Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden ke-5 RI menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid. Melalui pemilihan wakil presiden dalam rapat paripurna ke-5 Sidang Istimewa MPR yang dipimpin oleh Amien Rais pada 26 Juli 2001 Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 RI.

Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden ke-9 RI setelah dalam pemilihan putaran ketiga dalam lanjutan Rapat Paripurna Sidang Istimewa MPR berhasil mengungguli Akbar Tandjung. Hamzah Haz dalam pemilihan Wapres ini menyingkirkan Siswono Yudo Husodo dan Agum Gumelar pada putaran pertama. Menyisihkan Susilo Bambang Yudhoyono pada putaran kedua, dan menyingkirkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung pada putaran ketiga.

Terpilihnya Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden yang mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri dinilai sebagai “jalan tengah paling optimal” yang akan memberikan ketenangan pada masyarakat dan percepatan proses pemulihan ekonomi. Juga dinilai sebagai perimbangan kekuatan nasionalis dan kekuatan Islam.

Duet Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz sebagai Presiden ke-5 RI dan Wakil Presiden ke-9 RI bersama-sama menjalankan roda pemerintahan hingga akhir masa jabatan Oktober 2004.

KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Wapres Hamzah Haz di pameran Indonesia Marine, Fisheries, dan Seafood Expo and Seminar 2003 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Sabtu (13/12/2003)

Daftar penghargaan

  • Gelar Doctor Honoris Causa dari American World University, Amerika Serikat (21 Desember 1998)

Penghargaan

Hamzah Haz mendapatkan anugerah gelar doctor honoris causa (DR HC) dari The American World University, Amerika Serikat pada 21 Desember 1998.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Presiden Megawati Soekarnoputri, didampingi Ketua Umum PPP Hamzah Haz, tersenyum kepada sejumlah wartawan seusai membuka Muktamar V Partai Persatuan Pembangunan di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (20/5/2003)

UKI

“Kita menjadi bangsa yang besar yang disegani oleh dunia. Tunjukkanlah identitas bangsa Indonesia ke depan, bahwa kita adalah bangsa yang besar, dan bangsa yang beragama”, kata Hamzah Haz (17 Agustus 2022)

Wapres terpilih

Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 RI pada 26 Juli 2001 mendampingi Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden RI tiga hari sebelumnya. Pada 23 Juli 2001 Megawati menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid yang dilengserkan oleh MPR RI yang dipimpin Amien Rais melalui Sidang Istimewa MPR. Naiknya Megawati menjadi Presiden RI membuat kursi Wakil Presiden yang sebelumnya diduduki putri Bung Karno itu kosong.

Bursa calon  wapres langsung ramai. Lima nama calon wapres secara resmi diterima pimpinan MPR Amien Rais, yaitu Akbar Tandung, Hamzah Haz, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo. Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung Akbar dicalonkan oleh Fraksi Partai Golkar (F-PG), Hamzah Haz Ketua Umum PPP dicalonkan oleh F-PPP, Agum Gumelar dicalonkan oleh Fraksi Perserikatan Daulatul Ummah (F-PDU), Susilo Bambang Yudhoyono dicalonkan oleh Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia (F-KKI), Siswono Yudo Husodo dicalonkan oleh perorangan sebanyak 88 anggota MPR

Dalam Rapat Paripurna MPR pemilihan putaran pertama Hamzah Haz unggul atas empat saingannya dengan meraih 238 suara dari 613 anggota MPR yang hadir. Disusul Akbar Tandjung dengan 177 suara, Susilo Bambang Yudhoyono 122, Agum Gumelar 41, Siswono 31, dan empat abstain. Karena tidak ada kandidat yang meraih suara lebih dari separuh jumlah MPR yang hadir, maka ketentuan yang tertuang dalam Tap No VI/MPR/1999 mengharuskan tiga peraih suara terbesar maju ke pemilihan putaran kedua. Mereka adalah Hamzah Haz, Akbar Tandjung, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara Siswono Yudo Husodo dan Agum Gumelar tersingkir di putaran pertama ini.

Di putaran kedua Hamzah Haz lolos dengan meraih 254 suara dari 609 anggota MPR yang hadir, Akbar Tandjung memperoleh 203 suara, sedangkan SBY meraih 147 suara. Hamzah Haz di atas kertas berpeluang terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 RI karena unggul dalam dua putaran pemilihan, selain adanya sinyal dari Presiden Megawati Soekarnoputri kepada Fraksi PDI Perjuangan MPR untuk memilih Hamzah Haz.

Di putaran kedua ini tidak ada calon yang meraih suara lebih dari separuh anggota yang hadir, oleh karena itu pemilihan dilanjutkan ke tahap ketiga. Hanya dua calon yang maju ke tahap ketiga, yaitu Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Dalam putaran kedua yang tersingkir adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam pemilihan putaran ketiga Hamzah Haz berhasil mengungguli Akbar Tandjung. Dari 610 suara anggota MPR yang hadir, Hamzah Haz meraih 340 suara atau unggul 103 suara dari Tandjung yang meraih 237 suara. Akhirnya melalui Rapat Paripurna ke-5 Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua MPR Amien Rais, pada 26 Juli 2001 Ketua Umum PPP Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden ke-9 RI. Duet Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz menjalani roda pemerintahan hingga akhir masa jabatan Oktober 2004.

LKS

Referensi

Arsip Kompas
  • KOMPAS, 3 Desember 1998. Ketua Umum DPP PPP 1998-2003: Jangan Bicara Dulu Soal Jabatan Presiden.
  • KOMPAS, 27 Juli 2001. Hamzah Haz dan Angka 9.
  • KOMPAS, 24 Mei 2003. Hamzah Haz Kembali Pimpin PPP * Bachtiar dan Husnie Mundur dari Formatur.
  • KOMPAS, 25 Juni 2004. Hamzah Haz * Sosok
  • KOMPAS, 25 Juni 2004. Sosok: Hamzah Haz – Di antara Kemauan Keras dan Kelunakan Kompromi
  • KOMPAS, 25 Juni 2004. Hamzah Haz: Saya Satu-satunya Calon Presiden dari Partai Islam * Sosok
  • KOMPAS, 25 Juni 2004. Sosok: Hamzah Haz-Agum Gumelar: Paduan Kekuatan Kompromi dan Presentasi Diri *Sosok.
  • KOMPAS, 25 Juni 2004. Demi Kehormatan Partai *Sosok

Biodata

Nama

Hamzah Haz

Lahir

Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940

Jabatan

Wakil Presiden ke-9 RI (26 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)

Pendidikan

  • SD Pontianak, Kalbar
  • SMP Pontianak, Kalbar
  • SMEA Pontianak (1961)
  • Akademi Koperasi, Yogyakarta (1962)
  • Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Perusahaan, Universitas Tanjungpura, Pontianak (1970)
  • Gelar Doctor Honoris Causa dari American World University, Amerika Serikat (21 Desember 1998)

Karier

Pekerjaan:

  • Guru di SM Ketapang, Kalbar (1960-1962)
  • Wartawan surat kabar Bebas< Pontianak (1960-1961)
  • Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalbar (1961)
  • Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura, Pontianak (1968-1971)

Legislatif :

  • Angota DPRD Tingkat I Kalimantan Barat (1968-1971)
  • Anggota DPR RI dari Kalbar (1971-1976)
  • Anggota DPR RI, Ketua Fraksi PPP (1992-1997)
  • Anggota DPR RI (1997-1998)
  • Wakil Ketua DPR RI (1999-2004)

Pemerintahan

  • Menteri Negara Investasi/Badan Koordinasi Pananaman Modal (1998-mengundurkan diri 10 Mei 1999)
  • Menko Kesra dan Taskin (1999)
  • Wakil Presiden ke-9 RI (26 Juli 2001- 20 Oktober 2004)

Organisasi

  • Aktivis di Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar di Yogyakarta
  • Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) (1965-1971)
  • Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965-1970)
  • Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat
  • Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak (1968-1971)
  • Anggota DPRD Provinsi Kalbar mewakili Partai Nahdlatul Ulama (PNU)
  • Wakil Ketua DPW PPP Kalbar
  • Ketua DPP PPP
  • Ketua Umum DPP PPP (1998-2003, 2003-2007)

Penghargaan

  • Gelar Doctor Honoris Causa dari American World University, Amerika Serikat (21 Desember 1998)

Keluarga

Istri

  • Asmaniah (istri)
  • Titin Kartini (istri)

Anak

  • 4 anak laki-laki dan 8 anak perempuan dari dua istri (anak)

Sumber
Litbang Kompas