Tokoh

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar

Mahendra Siregar adalah Wakil Menteri Luar Negeri yang terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keungan (OJK) 2022-2027. Ia ditetapkan sebagai anggota komisioner merangkap Ketua OJK dalam sidang Komisi XI DPR RI pada April 2022. Sebelumnya, Wakil Menteri yang mendampingi Menlu Retno Marsudi ini pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

KEMENLU

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Mahendra Siregar S.E., M.Ec.

Lahir
Bandung, 17 Oktober 1962

Almamaterr
Universitas Indonesia
Universitas Monash, Australia

Jabatan Terkini
Wakil Menteri Luar Negeri 2019–2024
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan 2022–2027

Mahendra Siregar resmi terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk periode 2022–2027 setelah secara musyawarah dan mufakat ditetapkan oleh Komisi XI DPR di Gedung DPR Senayan, Jakarta pada 7 April 2022. Komisi XI DPR sebelumnya telah memutuskan Anggota Dewan Komisioner OJK periode 2022–2027. Mahendra menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK menggantikan Wimboh Santoso yang habis masa jabatannya.

Sebelum terpilih sebagai Ketua Komisioner OJK, Mahendra Siregar memiliki sejumlah catatat karier di bidang penyelenggaraan pemerintahan negara. Pada 25 Oktober 2019, Mahendra Siregar dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Setelah sebelumnya menjalani tugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tahun 2018–2019.

Wakil Menteri Mahendra Siregar juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri di tempat yang berbeda, yakni Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman pada posisi strategis lainnya, yaitu sebagai Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Ketua dan CEO Indonesia Eximbank dan, Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit/ Council for Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Tidak hanya dipercaya dalam urusan pemerintahan, Mahendra Siregar juga dipercaya sebagai anggota dewan komisaris di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, pertambangan, manufaktur, teknologi, barang konsumen dan infrastruktur.

Putra Angkola

Mahendra Siregar yang lahir di Jakarta, 17 Oktober 1962 merupakan anak dari pasangan yang berasal dari etnis Angkola dan Minangkabau. Keluarga besar Mahendra Siregar berasal dari golongan Angkola, subetnis suku Batak yang tinggal di Tapanuli Selatan di Sumatera Utara, dan dari golongan Minangkabau di Sumatera Barat.

Setelah lulus SMA, Mahendra melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan meraih gelar sarjana pada 1986. Setelah lulus, ia berkarir di Departemen Luar Negeri (Deplu). Ia kemudian melanjutkan pendidikan pasca-sarjana (S2) Ekonomi di Universitas Monash, Australia dan mendapatkan gelar masternya tahun 1991.

Karier

Setelah menempuh pendidikan sarjana ekonomi, Mahendra bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 1986. Selagi menjalankan tugas dan perananya di Kementerian Luar Negeri, ia kembali melanjutkan pendidikan Master Ekonomi di Monash University, dan mendapatkan gelar masternya tahun 1991.

Dengan gelar Masternya, kemudian ia ditugaskan oleh Kementerian Luar Negeri ke beberapa penempatan, termasuk Sekretaris Tiga Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Indonesia di London (1992–1995) dan Konselor Informasi Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC (1998–2001).

Pada tahun 2001, Mahendra Siregar bergabung dengan Kementerian Koordinator. Kala itu Mahendra dipercaya sebagai Asisten Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro – Jakti. Mahendra Siregar kemudian diamanahi sebagai Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional (2005–2009).

Ia menempati jabatan tersebut dan bekerja sama dengan tiga menteri di bidang perekonomian yang berbeda, yakni Aburizal Bakrie (2005–2006), Boediono (2006–2008), dan Sri Mulyani Indrawati (2008–2009).

Selain di bidang pemerintahan, Mahendra Siregar juga dipercaya pada urusan perbankan. Ia pernah menempati posisi direktur utama di Indonesia Eximbank sejak September 2009 hingga Desember 2009.

Pada bulan November 2009, Mahendra Siregar ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menempati posisi Wakil Menteri Perdagangan mendampingi Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Perdagangan 2009.

Dua tahun menjalani perannya sebagai Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra kemudian bertugas dan dipercaya menempati posisi Wakil Menteri Keuangan mendampingi Sri Mulyani di Kabinet Indonesia Bersatu II hingga 2013. Selanjutnya Mahendra menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) (2013–2014).

Pengalaman kariernya tidak hanya sebatas pada bidang politik dan pemerintahan, Mahendra juga aktif sebagai pengajar di Bank Indonesia Institute tahun 2016, Adjunct Professor Asia Competitiveness Institute, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore 2015–2017.

Selain itu, Mahendra Siregar juga pernah menjadi Komisaris di beberapa perusahaan, antara lain, PT Dirgantara Indonesia (2003–2008), PT Aneka Tambang (2008–2009), Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (2012–2017), Komisaris PT AKR Corporindo Tbk (sejak 2015), Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk., Komisaris Independen PT Asuransi Jiwa Sequis Life 2015, Komisaris Independen PT Vale Indonesia Tbk, dan Komisaris Utama PT Sarana Multi Infrastruktur.

Pada tanggal 25 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo melantik nama-nama calon Wakil Menteri ke Istana Kepresidenan, salah satunya Mahendra Siregar yang dipercaya menduduki jabatan Wakil Menteri Luar Negeri mendampingi Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.

Saat menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri, nama Mahendra Siregar terdaftar sebagai Calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hasil seleksi Panitia Seleksi Pemilihan Calon Anggota OJK 2022–2027 yang diketuai Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 7 Maret 2022. Ia bersama 20 nama lainnya kemudian diajukan ke Presiden untuk dipilih 14 nama yang kemudian diajukan Pemerintah ke Komisi XI DPR.

Pada April 2022, Komisi XI DPR resmi menetapkan Mahendra Siregar sebagai anggota Komisioner OJK merangkap Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022–2027, setelah uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test. Mahendra akan menggantikan kepemimpinan Wimboh Santoso yang habis masa tugasnya Juli 2022.

KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Mahendra Siregar menerima kunjungan Menteri Asia Pasifik Inggris, Heather Wheeler di Kementerian Luar Negeri. Kunjungan itu dalam rangka memperkuat diplomasi ekonomi, RI-Inggris (14/01/2020).

Daftar Penghargaan

Penghargaan

KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

Wakil Presiden Maruf Amin secara langsung menyerahkan penghargaan kepada Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019). Penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam acara Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.

KBRI WASHINGTON

“Prioritas utama adalah meningkatkan efektivitas kepemimpinan dalam kelembagaan OJK yang bersifat kolektif dan kolegial, ehingga pengawasan terintegrasi dan kualitas perlindungan konsumen serta masyarakat dapat semakin ditingkatkan,” ujar Mahendra.Siregar (7/4/2022)

Tugas OJK

Mahendra menyampaikan sektor jasa keuangan nasional masih memiliki potensi besar untuk diperluas dan diperdalam. Saat ini sejumlah indikator menunjukkan sektor jasa keuangan Indonesia masih lebih rendah dibanding negara ASEAN atau G20. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, Mahendra Siregar menyiapkan 6 prioritas kebijakan yang akan dilaksanakan saat dirinya terpilih menjadi Ketua Dewan Komisioner OJK. Adapun ke-6 Prioritas tersebut di antaranya:

  • Meningkatkan efektivitas kepemimpinan dalam kelembagaan OJK yang bersifat kolektif dan kolegial.
  • Penguatan struktur dan pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal, guna menjamin terlaksananya pengaturan serta pengawasan yang efektif.
  • Penerapan layanan satu pintu yang mencakup perizinan, pengesehan, dan persetujuan, dengan tujuan menghilangkan inefesiensi dan duplikasi dalam operasional institusi.
  • Meningkatkan efektivitas pengawasan, pemeriksanaan, penyidikan, serta tindak lanjut dalam bentuk keputusan yang jelas, transparan, dan akuntabel, dengan tujuan menciptakan kredibilitas institusi.
  • Meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang efektif dengan lembaga regulator dan lembaga lain terkait. Koordinasi dinilai Mahendra menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko dan memitigasi masalah yang dihadapi dalam sektor jasa keuangan.
  • Memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah, DPR, dan lembaga negara lainnya, agar OJK mampu mendukung pencapaian target nasional.

Mahendra Siregar telah menetapkan target capaian kinerja OJK dalam tiga tahap, yakni 100 hari, 1 tahun, dan 2 tahun. Pada 100 hari pertama, ia akan fokus memperbaiki kapabilitas dan sumber daya fungsi pengawasan inti dengan pembenahan struktur organisasi. Selain itu, ia juga akan melakukan pengendalian internal serta check and balance, membuat roadmap dan prioritas OJK, dan selanjutnya membuat peta jalan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).

Adapun pada tahun pertama dan kedua, Mahendra akan fokus mengembangkan layanan perizinan, pengesahan dan perizinan satu pintu atau single window, merancang peraturan dan perundang-undangan sektor keuangan hingga menciptakan inovasi baru bagi jasa keuangan.

KOMPAS.COM

Harta kekayaan

Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara (LHKPN) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari situs elhkpn.kpk.go.id, Mahendra tercatat memiliki total kekayaan sebesar Rp19.185.673.308 yang dilaporkan pada 31 Desember 2019.

Untuk harta tanah dan bangunan, Mahendra memiliki aset sebesar Rp8.725.000.000 dengan rincian sebagai berikut:

  1. Tanah seluas 500 meter persegi di Kabupaten/Kota Bogor, hasil sendiri Rp35 juta.
  2. Tanah dan bangunan seluas 28 meter persegi/230 meter persegi di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp4.350.000.000.
  3. Bangunan seluas 90 meter persegi di Kabupaten/Kota Kota Jakarta Selatan, hasil Sendiri Rp1.650.000.000.
  4. Bangunan seluas 102 meter persegi di Kabupaten/Kota Kota Jakarta Barat, hasil sendiri Rp2.690.000.000.

Kemudian alat transportasi dan mesin, kekayaannya sebesar Rp425 juta dengan aset mobil Mitsubishi Pajero tahun 2016 dan tercatat sebagai hasil sendiri. Harta bergerak lainnya sebesar Rp800 juta.

Referensi

Biodata

Nama

Mahendra Siregar S.E., M.Ec.

Lahir

Bandung, 17 Oktober 1962

Jabatan

Wakil Menteri Luar Negeri 2019–2024
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan 2022–2027

Pendidikan

  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1986
  • Master Ekonomi di Universitas Monash, Australia, 1991

Karier

  • Pegawai Negeri di Departemen Luar Negeri (1986)
  • Economic Third Secretary Kedutaan Besar Indonesia di London (1992–1995)
  • duta informasi Kedutaan Besar Indonesia di Washington D.C. (1998–2001).
  • Kementerian Koordinator Perekonomian (2001)
  • Asisten Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti,
  • Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional (2005–2009)
  • Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank (2009)
  • Wakil Menteri Perdagangan (2009–2010)
  • Wakil Menteri Keuangan (2011–2013)
  • Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) (2013–2014)
  • Komisaris PT Dirgantara Indonesia (2003–2008)
  • Komisari PT Aneka Tambang (2008–2009).
  • Waki Menteri Luar Negeri (2019–2022)
  • Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (2022–2027)

Organisasi

Penghargaan

Karya

Buku

Keluarga

Istri

Anak

Sumber
Litbang Kompas