Tokoh

Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak 1999 hingga sekarang. Ia juga Presiden ke-5 Republik Indonesia, dan perempuan pertama yang menjadi Presiden RI. Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, Megawati didapuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

ARB

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri

Lahir
Yogyakarta, 23 Januari 1947

Almamater
Universitas Indonesia
Universitas Padjadjaran Bandung

Jabatan Terkini
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden ke-5 Republik Indonesia. Perempuan kelahiran Yogyakarta 23 Januari 1947 merupakan putri dari Ir. Soekarno, Presiden pertama RI. Megawati mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1987. Pernah menjadi Anggota DPR periode 1987–1992, karier politiknya menanjak dengan terpilih sebagai Ketua Umum PDI.

Bersamaan dengan berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soeharto pada 1998, PDI pimpinan Megawati berganti nama menjadi PDI Perjuangan (PDI-P). Megawati menjadi Ketua Umum. Selanjutnya, PDI-P memenangkan Pemilu 1999, tetapi Megawati kalah sebagai presiden pada Sidang Umum MPR, dan menjadi Wakil Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada 23 Juli 2001, MPR secara aklamasi memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 RI periode 2001–2004 setelah Gus Dur dimakzulkan dari tampuk kekuasaan Presiden RI Oleh MPR melalui Sidang Istimewa. Megawati menjadi perempuan pertama Presiden RI.

Saat pemilihan presiden 2004, Megawati kembali mencalonkan diri bersama Hasyim Muzadi. Namun, Megawati kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selanjutnya, pada Pemilu 2009 Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto. Megawati kembali kalah dari SBY yang melanjutkan masa pemerintahannya pada 2009–2014.

Pada Pemilu 2014, Megawati tidak mencalonkan diri, tetapi menunjuk kader PDI-P Joko Widodo sebagai calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla. Joko Widodo menjadi Presiden ke-7 RI dan Megawati tetap aktif sebagai Ketua Umum PDI-P hingga kini. Selama pemerintahan Presiden Joko Widodo, Megawati diangkat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Putri Proklamator

Memiliki nama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, ia biasa dipanggil Megawati. Lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947,  Megawati adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasangan Soekarno dan Fatmawati. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai anak presiden, ia tumbuh dan besar di Istana Merdeka hingga 1996 ketika ayahnya lengser. Mega menempun pendidikan SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Pendidikan tinggi pernah dijalaninya di Universitas Padjadjaran  pada 1965, tetapi tidak diselesaikan dan keluar dari Unpad pada 1967.

Tahun 1967 adalah masa terakhir kepresidenan sang ayah. Tiga tahun tidak aktif kuliah, bukan berarti putri sulung Proklamator RI ini berdiam diri. Ia aktif di organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Setelah kondisi politik mulai membaik, Megawati kembali melanjutkan kuliah. Ia mengambil kuliah di Fakultas Psikologi UI, tetapi tidak sampai tuntas.

Kisah perjalanan kehidupan pernikahan Megawati cukup panjang, ia menikah tiga kali dalam usia yang terbilang muda. Pernikahan pertama tahun 1968 saat Megawati berusia 21 tahun. Megawati menikah dengan Surindro Supjarso, seorang pilot Letnan Satu Penerbang TNI Angkatan Udara.

Mereka dikarunia dua anak laki-laki yaitu Mohammad Rizki Pratama (1968) dan Mohammad Prananda (1970). Ketika Megawati mengandung anak kedua, Surindro gugur saat bertugas menggunakan pesawat militer Skyvan T-701 di Biak, Papua tahun 1970.  Sang Ayah, Proklamator Kemerdekaan RI, Ir. Soekarno juga meninggal dunia tahun 1970 saat Megawati berusia 23 tahun.

Megawati melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, tetapi tidak tuntas dan berhenti pada 1972. Kemudian di tahun yang sama, dalam usia 25 tahun Megawati kembali menikah. Ia menikah dengan seorang diplomat asal Mesir bernama Hassan Gamal Ahmad Hasan. Tetapi pernikahan ini tidak berlangsung lama, dan mereka pun bercerai. Dari pernikahan ini Megawati tidak mempunyai anak.

Tahun 1973, diusia 26 tahun Megawati menikah  dengan Taufik Kiemas, pria asal Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Puan Maharani..

Karier

Megawati mulai terjun ke dunia politik saat bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1987. Istri Taufik Kiemas ini kemudian mencalonkan dan terpilih sebagai Anggota DPR/MPR periode 1987–1992.

Karier politiknya mulai merangkak ketika Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI melalui Kongres PDI di Surabaya pada 1993. Megawati dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI bertepatan dengan Hari Ibu pada 22 Desember 1993.

Namun, terjadi konflik internal yang menyebabkan PDI terpecah menjadi dua kubu dan memunculkan dualisme kepemimpinan di tubuh PDI. Kongres PDI di Medan menobatkan Soerjadi menjadi Ketua Umum PDI sejak 22 Juni 1996. Puncak perselisihan antara dua kubu ini terjadi bentrokan fisik di kantor pusat PDI di jalan Diponegoro, Jakarta, yang dikenal dengan sebutan peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996. Akibat dari bentrokan ini, Megawati tidak dapat mengikuti Pemilihan Presiden 1997.

Berakhirnya kepemimpinan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Megawati termasuk salah satu tokoh reformasi bersama Abdurrahman Wahid, Amien Rais, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ia menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Saat itu, Megawati begitu vokal dalam mengawal suksesi reformasi dan menetapkan kebijakan kekuasaan di tangan rakyat. Pada era reformasi, Megawati merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi.

Pasca-turunnya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan dan didorong oleh perkembangan situasi politik nasional, PDI berganti nama. Berdasarkan hasil keputusan Kongres V PDI di Denpasar, Bali pada 1 Februari 1999 PDI berganti nama menjadi PDI Perjuangan (PDI-P) dengan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umumnya.

Pada tahun yang sama, pada Pemilu 1999 atau awal era reformasi, PDI-P memenangkan pemilu. Meskipun partainya meraih suara terbanyak, Megawati dalma pemilihan presiden lewat MPR kalah suara dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Di parlemen, Megawati terganjal manuver poros tengah yang dimotori Amien Rais. Megawati menjadi Wakil Presiden RI dan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI.

Puncak karier politik Megawati menjadi orang nomor satu di Indonesia, yakni pada 23 Juli 2001, MPR secara aklamasi memilih Megawati sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia periode 2001–2004. Megawati menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang jabatannya kurang dari dua tahun (1998–2000). Megawati pun menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia.

Pada akhir periode jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden, berpasangan dengan Hasyim Muzadi maju pada Pilpres 2004. Namun, Megawati harus mengakui kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, yang keduanya merupakan menteri-menteri Megawati di Kabinet Gotong Royong. SBY menjadi Presiden ke-6 RI. Lima tahun berikutnya, pada 2009, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Prabowo Subianto. Namun, Megawati kembali harus menelan kekalahan dari SBY yang berpasangan dengan Boediono untuk melanjutkan masa pemerintahan periode 2009–2014.

Pada 8 Juni 2013 kabar duka menyelimuti keluarga Megawati. Taufik Kiemas meninggal dunia di Singapore General Hospital karena penyakit jantung. Suami Megawati ini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta pada 9 Juni 2013.

Pada Pemilu 2014 Megawati tidak ikut mencalonkan diri sebagai Presiden RI. Meskipun demikian, Megawati tetap aktif bergerak di balik layar sebagai Ketua Umum PDI-P. Dalam Pilpres 2014, Megawati menunjuk kader dari PDI-P Joko Widodo atau Jokowi yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Jusuf Kalla. Jokowi menjadi Presiden ke-7 RI setelah berhasil memenangkan Pilpres 2014. Kepemimpinan Jokowi berlanjut pada periode berikutnya. Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amien berhasil mempertahankan kedudukannya sebagai Presiden RI periode 2019-2024.

Kongres V PDI-P pada 8 – 11 Agustus 2019 di Sanur, Bali kembali mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum PDI-P yang sudah dipimpinnya sejak 1999. Pengukuhan ini menandai 26 tahun kiprah Megawati sebagai pemimpin partai berideologi nasionalis itu. Kini, selain menjalankan aktivitasnya sebagai Ketua Umum PDI-P, selama pemerintahan Presiden Jokowi, Megawati menduduki jabatan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) selama dua periode (2017-2022, 2022-2027), dan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dijabatnya sejak 13 Oktober 2021.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN

Dalam rangka peringatan haul ke-9 Taufiq Kiemas, Rabu (8/6/2022), Presiden Joko Widodo meresmikan Masjid At-Taufiq di depan Gedung Sekolah Partai milik DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Peresmian juga dihadiri Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang merupakan istri mendiang Taufiq Kiemas. Dalam kesempatan itu, Jokowi dan Megawati menegaskan hubungan mereka erat dan mendalam.

Daftar penghargaan

  • Bintang RI Adipradana (3 Februari 2001)
  • Bintang Mahaputra Adipurna (3 Februari 2001)
  • Bintang Republik Indonesia Adipurna (8 Februari 2001)
  • Bintang Yudha Dharma Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Kartika Eka Paksi Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Jalasena Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Jasa Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Budaya Prama Dharma (8 Februari 2001)
  • Priyadarshni dari Akademi Priyadarshni, Mumbay, India (19 September 1998)
  • Top 8 Most Powerful Women in The World versi Majalah Forbes (2004)
  • Children’s Fund, Children’s Hunger Fund, California, Amerika Serikat (12 Maret 2006)
  • Lifetime Achievement Bidang Politik, pada Sidang ke-6, Sidang Umum ICAPP, Phnom Penh, Kamboja, 1-4 Desember 2010.
  • State Order of Frienship (Bintang Jasa Negara untuk Persahabata) dari Presiden Republik Federasi Rusia Vladimir Putin (2 Juni 2021)

Penghargaan

Kiprah dan reputasi Megawati Soekarnoputri dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya telah diakui baik secara nasional maupun internasional, tampak nyata dari begitu banyaknya penghargaan, tanda jasa, dan tanda kehormatan yang telah diberikan dari berbagai lembaga, pemerintah, dan negara lain.

Pada 18 September 1998 Megawati Soekarnoputri berangkat ke Bombay, India, untuk menerima penghargaan Global Award for Outstanding Contribution to Promotion of International Under-standing dari lembaga Priyadarshni Academy. Megawati juga memperoleh penghargaan Children’s Champion Award (CCA) dari Children’s Hunger Fund (CHF), sebuah lembaga nirlaba di Amerika Serikat pada 12 Maret 2006.

Megawati juga mendapat gelar adat I Fatimah dg Takontu Karaeng Campagayya dari Pemangku Adat Kerajaan Gowa. Sesepuh, tokoh adat, dan keluarga Kerajaan Gowa memberikan gelar itu karena Megawati dinilai sebagai pemberani (11 Juni 2006).

Penghargaan lain yang diperoleh Megawati adalah penghargaan Perintis Pengembangan Program Anak Indonesia Membangun Budaya Damai dari Ketua Yayasan Amal Bhakti Ibu (YABI) Sulasikin Murpratomo pada 22 November 2006. Megawati juga meraih anugerah kehormatan sebagai Tokoh Pelopor Penguatan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dari BMKG pada 25 November 2019.

Selain itu, dari Konferensi Internasional Partai-partai Politik Asia (ICAPP) menganugerahkan penghargaan Long Time Achievement di bidang politik kepada Megawati Soekarnoputri pada 2 Desember 2010. Megawati menerima Lifetime Achievement Bhakti Teratai Putra Indonesia atas kontribusinya terhadap Paskibraka di Indonesia  dari Purna Paskibraka Indonesia (PPI) pada 10 November 2018. Megawati juga menerima Bintang Jasa Negara untuk Persahabatan atau State Order of Friendship dari Presiden Republik Federasi Rusia Vladimir Putin pada 2 Juni 2021.

Di bidang pendidikan,  berbagai perguruan tinggi nasional dan internasional memberikan gelar Doktor Honoris Causa pada mantan Presiden RI ke-5 ini, antara lain: dari Moscow State Institute of Internaitonal Relations, Rusia, dalam Bidang Politik (22 April 2003); Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, dalam Bidang Politik (19 Oktober 2015);

Kemudian Universitas Padjadjaran Bandung, memberikan gelar Doktor HC dalam Bidang Politik dan Pemerintahan (25 Mei 2016); Institut Pemerintahan Dalam Negeri, dalam Bidang Politik Pemerintahan (8 Maret 2018); Fujian Normal University di China, dalam Bidang Diplomasi Ekonomi (5 November 2018); dan Soka University, Tokyo, Jepang, dalam Bidang Kemanusiaan (8 Januari 2020).

Megawati juga mendapat gelar Profesor Kehormatan  (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan RI (11 Juni 2021) dan dari Seoul Institut of The Arts, Seoul, Korea Selatan (11 Mei 2022)

KOMPAS/RINI KUSTIASIH

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menerima penganugerahan doctor honoris causa bidang kemanusiaan dari Soka University, Rabu (8/1/2020), di Tokyo, Jepang. Penganugerahan itu disampaikan oleh Rektor Soka University Yoshihisa Baba. Megawati adalah warga negara Indonesia kelima yang menerima anugerah tersebut.

KUM

“Saya kira ini (nilai-nilai Pancasila) sebetulnya universal, dapat dipergunakan oleh dunia untuk (menciptakan) perdamaian,” ujar Megawati Soekarnoputri (Kompas, 14 September 2022)

Membumikan Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara menjadi pembahasan yang tak akan pernah usai. Ideologi Pancasila secara filosofis sudah mencapai titik finalnya. Artinya, rumusan Pancasila yang ada sekarang paling ideal dan paling sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang multikultural dan berbhinneka dalam hal suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Walaupun demikian, ideologi Pancasila tetap berada dalam tantangan berat. Bukan saja  tantangan dari pendukung ideologi yang bertentangan seperti komunisme, tetapi juga datang dari para pendukungnya sendiri yang tidak menghayati nilai-nilai Pancasila secara konsisten. Semakin banyak warga masyarakat yang terhanyut arus globalisasi, sehingga cenderung menghayati gaya hidup liberal seraya meningalkan nilai-nilai Pancasila.

Hingga kini nilai-nilai filosofis Pancasila belum menjadi praktik hidup sehari-hari dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan anak muda atau milenial keberadaan Pancasila sebagai ideologi negara mulai tergerus. Pancasila sebagai pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara masih sulit dipahami oleh kalangan muda saat ini. Kalangan milenial dengan nilai-nilai sosial baru berbasis modernitas yang mereka adopsi cenderung jauh dari literasi mengenai pandangan-pandangan kebangsaan.

Di era Orde Baru penanaman Pancasila dilakukan melalui Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). Presiden Soeharto mewajibkan masyarakat untuk mengikuti Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Seiring tumbangnya orba, BP7 ikut tamat. Pendekatan indoktrinasi untuk menanamkan Pancasila seperti era orba sudah tidak relevan lagi. Sosialisasi Pancasila harus dilakukan dengan cara-cara yang menarik. Oleh karena itu pentingnya diajarkan kembali nilai-nilai Pancasila di kalangan milenial dengan cara yang lebih mudah untuk mereka pahami.

Masyarakat menginginkan Pancasila dalam kehidupan nyata. Bagaimana Pancasila diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan, membuka lapangan pekerjaan,  mensejahterakan rakyat, dan lainnya. Dengan demikian nilai luhur Pancasila menjadi tertanam di naluri rakyat jika itu dapat terwujud.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Indeologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menegaskan akan terus mempopulerkan ‘Salam Pancasila’, sebagai upaya mengingatkan masyarakat Indonesia pentingnya nasionalisme dan persatuan bangsa dalam menjaga kemerdekaan.

RAD

Harta kekayaan

Laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) tahun 2021 mencatat total kekayaan Megawati sebesar Rp 214,2 miliar. Jumlah kekayaan yang dilaporkan Megawati pada 24 Maret 2022 dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Jumlah kekayaan yang dilaporkan terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 201,4 miliar yang tersebar pada 29 bidang tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Pandeglang, Tangerang, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Denpasar, Bandung, Cianjur dan Bogor.

Dalam laporan itu Megawati juga tercatat memiliki alat transportasi dan mesin senilai  Rp 3,7 miliar, yang terdiri atas 14 mobil dan 2 motor, harta bergerak lainnya Rp 1,9 miliar, surat berharga senilai Rp 581,5 juta, kas dan setara kas senilai Rp 6,5 miliar. Dalam Laporan itu Megawati tidak memiiki hutang, sehingga total harta kekayaan tahun 2021 tercatat sebesar Rp 214,2 miliar.

Megawati tercatat telah menyampaikan laporan kekayaannya sebanyak tujuh kali.  Laporan berdasarkan jabatannya sebagai Ketua Umum PDI-P (2001, 2004, dan 2009), dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI (2019, 2020 dan 2021) sebagai berikut:

Ketua Umum PDI-P

  • Laporan 25 Maret 2001, harta kekayaan sebesar Rp. 59.809.315.484
  • Laporan 9 Desember 2004, harta kekayaan sebesar Rp. 93.102.572.824
  • Laporan 30 April 2009, harta kekayaan sebesar Rp. 256.447.223.594

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI

  • Laporan 12 September 2019 (awal menjabat), harta kekayaan sebesar Rp. 213.959.259.125
  • Laporan 31 Desember 2019, harta kekayaan sebesar Rp. 215.198.247.216
  • Laporan 31 Desember 2020, harta kekayaan sebesar Rp. 214.615.259.039
  • Laporan 31 Desember 2021, harta kekayaan sebesar Rp. 214.228.740.548

Referensi

Arsip Kompas
  • KOMPAS, 11 November 1998. Mereka, Empat Tokoh Harapan.
  • KOMPAS, 4 Juni 1999. Megawai Optimis Menang.
  • KOMPAS, 4 Oktober 1999. Lebih Jauh Dengan: Megawati Soekarnoputri.
  • KOMPAS, 22 Oktober 1999. Akhir Pergulatan Politik Megawati.
  • KOMPAS, 23 Juli 2001. Megawati Presiden, Senin Petang. * SI MPR 2001 – Edisi Khusus.
  • KOMPAS, 24 Juli 2001. Megawati, Pesona Sebuah Sikap Diam.
  • KOMPAS, 25 September 2004. Selamat Jalan Kabinet Gotong Royong *Fokus.
  • KOMPAS, 28 Desember 2004. Megawati, Satu-satunya Perempuan Presiden.* Refleksi Akhir Tahun.
  • KOMPAS, 7 Agustus 2010. Kongres PDI-P: Megawati Kembali Jadi Ketua Umum
  • KOMPAS, 26 Mei 2016. Generasi Baru Lahir pada 2019 * Megawati Soekarnoputri dapat DR HC dari Universitas Padjadjaran.
  • KOMPAS, 7 Agusuts 2019. Kongres PDI-P: Megawati Kembali Jadi Ketua Umum.
  • KOMPAS, 9 Agustus 2019. Kongres V PDI-P: Megawati, Titanium, dan “Teknik” Memukul Angin.
  • KOMPAS, 12 Agustus 2019. Perempuan “Terkuat” di Indonesia.
  • KOMPAS, 8 Januari 2020. Doktor Kehormatan: Megawati Dinilai Menjaga Nilai-nilai Kebangsaan.
  • KOMPAS, 12 Juni 2021. Guru Besar Tidak Tetap: Megawati: Kepemimpinan Strategik Tidak Bisa Berdiri atas Dasar Pencitraan.
  • KOMPAS, 13 Juni 2022. Perempuan Terkuat di Dunia.
  • KOMPAS, 14 September 2022. Pancasila Dapat Digunakan Dunia.
Situs web

https://www.pdiperjuangan.id/detailpengurus/118/Megawati-Soekarnoputri/pengurus

https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/biography/?box=detail&presiden_id=5&presiden=megawati

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/23/18325001/profil-megawati-soekarnoputri-presiden-ke-5-dan-perempuan-pertama-di

https://bpip.go.id/berita/1035/713/membumikan-kembali-pancasila-di-kalangan-milenial.html

https://nasional.kompas.com/read/2022/06/01/17200661/megawati-jangan-lupakan-pancasila-hanya-gara-gara-dibuat-bung-karnohttps://megawati-institute.org/membumikan-pancasila-dalam-tindakan/

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/18/100000165/capai-rp-214-miliar-ini-rincian-harta-kekayaan-megawati-soekarnoputri?page=all

https://www.kompas.com/tag/rincian+harta+kekayaan+megawati+soekarnoputrihttps://money.kompas.com/read/2020/06/24/105116726/rincian-harta-kekayaan-ketum-pdi-p-megawati-soekarnoputri-terbaru?page=all

https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/30/090000079/keberhasilan-megawati-soekarnoputri-pada-masa-reformasi?page=all

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/16/13324131/megawati-saya-enggak-mau-dibilang-oposisi-ketika-pemerintahan-pak-sby

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/16/06450031/megawati-dan-langkah-politiknya-sebagai-queen-maker-jelang-pilpres-2024

https://elhkpn.kpk.go.id/portal/user/check_search_announ#announhttps://bpip.go.id/berita/991/777/ketua-dewan-pengarah-bpip-konsisten-populerkan-salam-pancasila.html

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/06/19190071/profil-ketua-umum-pdi-perjuangan-megawati-soekarnoputri-yang-belum

Biodata

Nama

Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri

Lahir

Yogyakarta, 23 Januari 1947

Jabatan

Ketua Umum PDI Perjuangan (10 Januari 1999-sekarang)

Pendidikan

  • SD Perguruan Cikini, Jakarta (1954-1959)
  • SMP Perguruan Cikini, Jakarta (1960-1962)
  • SMA Perguruan Cikini, Jakarta (1963-1965)
  • Fakultas Pertanian, Unversitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967)
  • Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1970-1972)

Karier

Pekerjaan:

  • Anggota Fraksi PDI DPR RI (1987-1992; 1992-1997; 1999)
  • Dosen Tamu pada Seskoad, Sekogab, Seskoau da Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) (1994-1996)

Pemerintahan

  • Wakil Presiden RI (20 Oktober 1999-23 Juli 2001)
  • Presiden RI ke-5 (23 Juni 2001-20 Oktober 2004)
  • Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) (2017-2022; 2022-2027)
  • Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) (sejak 13 Oktober 2021)

Organisasi

  • Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) (sejak 1965)
  • Anggota Partai Demokrasi Indonesia (PDI) (sejak 1986)
  • Ketua PDI DPC Jakarta Pusat (1987-1992)
  • Ketua Umum DPP PDI (22 Desember 1993-1998)

Penghargaan

Tanda Kehormatan Bintang:

  • Bintang RI Adipradana (3 Februari 2001)
  • Bintang Mahaputra Adipurna (3 Februari 2001)
  • Bintang Republik Indonesia Adipurna (8 Februari 2001)
  • Bintang Yudha Dharma Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Kartika Eka Paksi Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Jalasena Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Jasa Utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Swa Bhuwana Paksa utama (8 Februari 2001)
  • Bintang Budaya Prama Dharma (8 Februari 2001)

Doktor Kehormatan:

  • Doktor Honoris Causa dari Waseda University, Tokyo, Jepang, dalam Bidang Hukum (29 Agustus 2001)
  • Doktor Honoris Causa dari Moscow State Institute of Internaitonal Relations, Rusia, dalam Bidang Politik (22 April 2003)
  • Doktor Honoris Causa dari Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, dalam Bidang Politik (19 Oktober 2015)
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Padjadjaran Bandung, dalam Bidang Politik dan Pemerintahan (25 Mei 2016)
  • Doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri, dalam Bidang Politik Pemerintahan (8 Maret 2018)
  • Doktor Honoris Causa dari Fujian Normal University di China, dalam Bidang Diplomasi Ekonomi (5 November 2018)
  • Doktor Honoris Causa dari Soka University, Tokyo, Jepang, dalam Bidang Kemanusiaan (8 Januari 2020)
  • Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan RI (11 Juni 2021)
  • Profesor Kehormatan dari Seoul Institut of The Arts, Seoul, Korea Selatan (11 Mei 2022)

Penghargaan dari Lembaga Negara dan Organisasi Kemasyarakatan Indonesia:

  • Brevet Hiu Kencana, TNI Angkatan Laut RI (2003)
  • Alumni Kehormatan Lemhannas (9 Juli 2001)
  • Lifetime Achievement bidang Birokrasi dari Tahir Foundation (14 Oktober 2014)
  • Tokoh Pelopor Penguatan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dari BMKG (25 November 2019)

Penghargaan Internasional:

  • Priyadarshni dari Akademi Priyadarshni, Mumbay, India (19 September 1998)
  • Top 8 Most Powerful Women in The World versi Majalah Forbes (2004)
  • Children’s Fund, Children’s Hunger Fund, California, Amerika Serikat (12 Maret 2006)
  • Lifetime Achievement Bidang Politik, pada Sidang ke-6, Sidang Umum ICAPP, Phnom Penh, Kamboja, 1-4 Desember 2010.
  • State Order of Frienship (Bintang Jasa Negara untuk Persahabata) dari Presiden Republik Federasi Rusia Vladimir Putin (2 Juni 2021)

Karya

Buku dan Laporan

Makalah/laporan : Beberapa pokok-pokok pikiran sebagai bahan ceramah di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD), Sekolah Staf dan Komando (SESKO) ABRI, Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANNAS), serta lembaga lainnya nasional ( 1994 )

Buku : Bendera Sudah Saya Kibarkan Penerbit : Pustaka Sinar Harapan ( 1993 )

Buku : Gerak dan Langkah: Megawati Soekarnoputri, editor Panda Nababan ( 1999 )

Keluarga

Suami

Taufiq Kiemas (1973-2013, meninggal dunia)

Anak

  • Puan Maharani
  • Muhammad Prananda Prabowo
  • Mohammad Rizki Pratama

Sumber
Litbang Kompas