Tokoh

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Atnike Nova Sigiro

Atnike Nova Sigiro terpilih sebagai Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2022-2027. Atnike yang dikenal sebagai akademisi dan aktivis perempuan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jurnal Perempuan (2017-2021). Doktor dari Universitas Indonesia ini juga merupakan Dosen Program Pascasarjana Diplomasi di Universitas Paramadina.

ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Dr. Atnike Nova Sigiro, M.Sc.

Lahir
Medan, Sumatera Utara, 24 April 1976

Almamater
Universitas Indonesia

Ketua Komnas HAM (14 November 2022–2027)

Rapat paripurna Komnas HAM pada 14 November 2022 menetapkan Atnike Nova Sugiro sebagai Ketua Komnas HAM periode 2022–2027. Atnike menggantikan ketua sebelumnya Ahmad Taufik Damanik. Jabatan Atnike sebelumnya adalah Direktur Jurnal Perempuan (2017–2021).

Atnike dikenal sebagai akademisi dan aktivis kemanusiaan. Berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan kerap ia soroti. Selama sepuluh tahun Atnike berkiprah di Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM) dengan jabatan terakhir sebagai Koordinator Program ELSAM (2000–2010). Istri dari sosiolog Robertus Robet ini juga mendirikan, sekaligus sebagai Dewan Penasihat Lokataru Foundation pada 2017.

Perempuan kelahiran Medan, 24 April 1976 ini merupakan lulusan S1 dari Universitas Indonesia (UI) pada 2000, dan meraih  gelar master dari Universitas of London tahun 2007. Gelar Doktor dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial diraihnya dari UI pada 2018. Saat ini, Atnike masih menjadi Dosen Program Pascasarjana Diplomasi di Universitas Paramadina.

Anak Batak

Atnike Nova Sigiro lahir di Medan, Sumatera Utara  pada 24 April 1976. Meski lahir di Medan, masa kecil hingga dewasa dijalaninya di ibu kota negara. Atnike menyelesaiakn pendidikan dasar di SD Strada Dipamarga di Jakarta Timur pada 1989. Kemudian melanjutkan ke SMP Marsudirini, Jakarta Timur hingga lulus pada 1991. Pendidikan lanjutan tingkat atas diselesaikan di SMA 8 Jakarta Selatan pada 1994.

Perempuan berdarah Batak ini kemudian melanjutkan kuliah di FISIP UI mengambil Bidang Kesejahteraan Sosial hingga meraih gelar sarjana tahun 2000. Tahun 2006 Atnike melanjutkan studi Pascasarjana S2 bidang Kebijakan Sosial dan Pembangunan di University of London selama satu tahun hingga meraih gelar Master of Science pada 2007. Di tengah kesibukannya, Atnike yang dikenal sebagai aktivis perempuan ini menempuh studi program Doktor S3 di FISIP UI pada 2011 hingga dikukuhkan menjadi Doktor dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial pada 2018.

Pengukukan dirinya sebagai Doktor pada 26 Juni 2018 di Auditorium Juwono Sudarsono, Kampus FISIP Universitas Indonesia Depok. Atnike Nova Sigiro yang saat itu menjabat Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan dikukuhkan menjadi Doktor dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Ketua sidang promosi doktoral, Prof. Dr. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes. menyatakan bahwa Atnike lulus dengan yudisium sangat memuaskan. Atnike dinilai telah berhasil memaparkan dan mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pendekatan Advokasi dalam Mendorong Agenda Keadilan Transisi melalui Kebijakan Bantuan Medis dan Psikososial bagi Korban Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) Masa Lalu di Indonesia” secara kritis dan radikal.

Atnike menikah dengan penulis, aktivis, dan sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet pada 2001. Setelah delapan tahun menanti, pada Agustus 2009 mereka dikaruniai buah cinta mereka, Ian Vidya Pasada.

Karier

Usai menyelesaikan studi S1 dari FISIP UI, Atnike berkiprah di Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM). Selama sepuluh tahun Atnike berkarier di ELSAM hingga menduduki jabatan Koordinator Program ELSAM (2000–2010). Atnike juga lama berkecimpung di organisasi kemanusiaan se-Asia, yaitu Asian Forum for Human Rights and Development (Forum Asia). Ia duduk sebagai Manajer Program Advokasi HAM ASEAN dan Asia Timur pada The Asia Forum for Human Rights and Development (Forum Asia) Jakarta dan Bangkok (2010–2012, 2013–2017).

Atnike dikenal sebagai aktivis kemanusiaan. Tahun 2017 perempuan berdarah Batak ini aktif di Yayasan Jurnal Perempuan. Jurnal Perempuan fokus pada isu-isu gender yang terbit sejak 1996 di bawah Yayasan Jurnal Perempuan. Selama empat tahun, ia berada di Yayasan Jurnal Perempuan hingga menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan hingga September 2021.

Pada 2017, bersama rekan aktivis HAM Haris Azhar, Atnike mendirikan Yayasan Lokataru. Di yayasan ini, selain sebagai pendiri, Atnike juga duduk sebagai Dewan Penasihat Lokataru Foundation. Atnike juga tercatat sebagai anggota Dewan Yayasan Perlindungan Insani Indonesia (YPII) Jakarta sejak 2020. Ibu dari Ian Vidya Pasada ini juga aktif menulis yang dipublikasikan dalam jurnal, media massa cetak dan online. Tulisan dan artikelnya sudah tentu berkaitan dengan hak asasi manusia, kekerasan terhadap perempuan, peran perempuan, dan kesejateraan sosial.

Kesibukan istri dari sosiolog Robertus Robet ini yaitu Atnike saat ini masih menjadi dosen tetap di Universitas Paramadina yang telah dijalaninya sejak 2010. Ia menjadi dosen program pascasarjana untuk program studi Hubungan Internasional. Mata kuliah yang ia ajarkan, yakni Hak Azasi Manusia, Lingkungan, dan Diplomasi, serta Politik Ekonomi Tata Kelola Ekonomi Pasar (Political Economy in Governing the Market).

Pada 4 Oktober 2022 Rapat Pleno Komisi III DPR RI memutuskan sembilan orang lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) menjadi komisioner Komnas HAM 2022–2027. Anggota Komnas HAM penting memiliki integritas, kualitas, profesional, dan kredibel dalam mengjalankan tugas dan fungsinya.

Dari 9 orang komisioenr Komnas HAM yang terpilih tersebut, melalui musyawarah, anggota Komisi III DPR memilih Atnike Nova Sigiro menjadi Ketua Komnas HAM periode 2022–2027. Selanjutnya, Rapat Paripurna Komnas HAM yang digelar pada 14 November 2022, sembilan anggota Komnas HAM menetapkan Atnike Nova Sigiro sebagai Ketua Komnas HAM periode 2022-2027.

Atnike menggantikan ketua sebelumnya, Ahmad Taufan Damanik. Atnike menjadi perempuan pertama yang terpilih sebagai Ketua Komnas HAM sejak lembaga itu berdiri pada 1993 lalu.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (kiri) bersama Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Atnike Nova Sigiro seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (16/1/2023). Pertemuan membahas tindak lanjut rekomendasi Tim Penyelesaian Peristiwa Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu secara Nonyudisial (PPHAM)

Penghargaan

KOMPAS/PRIYOMBODO

Rafendi Djamin dari Human Rights Working Group (kiri) dan Atnike Nova Sigiro dari Elsam, yang menjadi perwakilan organisasi nonpemerintah dalam sidang laporan Universal Periodic Review Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa di Geneva pada 9 April 2008, menggelar jumpa pers di Kantor Kontras, Jakarta, Selasa (15/4/2008). Mereka melaporkan, masalah impunitas dan kondisi pembela HAM di Indonesia menjadi sorotan Dewan HAM PBB.

KOMPAS.COM

“Komnas HAM juga mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan pemajuan dan perlindungan hak perempuan, hak anak, hak penyandang disabilitas, hak pekerja migran dan hak pekerja rumah tangga,” kata Atnike Nova Sigiro (1 April 2023)

Program kerja

Prioritas kerja Komnas HAM di bawah keanggotaan baru yang bertugas untuk periode 2022–2027 adalah: 1.) Pelanggaran HAM yang berat, 2.) Permasalahan HAM di Papua, 3.) Konflik agraria, 4.) Kelompok marginal (disabilitas, pekerja migran, masyarakat adat, dan PRT), 5.) Perlindungan pembela HAM, 6.) Kebebasan beragama dan berkeyakinan, 7.) Bisnis dan HAM, 8.) Antisipasi pelanggaran HAM Pemilu 2024, dan 9.) Pemantauan Rencana Aksi Nasional HAM (RanHAM).

Komnas HAM melalui Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro memberikan lima saran kebijakan untuk pemerintah yang tertuang dalam laporan tahunan Komnas HAM 2022. Lima saran kebijakan tersebut, yaitu:

  • Saran pertama, agar pemerintah menggunakan standar norma pengaturan (SNP) yang dikeluarkan Komnas HAM sebagai acuan pengambilan keputusan pemerintah pusat dan daerah.
  • Saran kedua, terkait pemulihan hak-hak korban pelanggaran HAM yang berat berdasarkan pada kondisi korban dan tepat sasaran.
  • Saran ketiga, memastikan setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam tahapan Pemilu 2024. Juga mendorong aparat keamanan menjaga kondusivitas dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
  • Saran keempat, pemerintah juga diminta memastikan situasi keamanan Papua terjaga dan memperhatikan HAM, serta melakukan tindakan terukur dalam penegakan hukum.
  • Saran kelima, Presiden Joko Widodo diminta mendorong Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM sebagai upaya perbaikan situasi HAM di Indonesia.

Biodata

Nama

Dr. Atnike Nova Sigiro, M.Sc.

Lahir

Medan, 24 April 1976

Jabatan

Ketua Komnas HAM (14 November 2022–2027)

Pendidikan

  • SD Strada Dipamarga, Jakarta Timur (1989)
  • SMP Marsudirini, Jakarta Timur (1991)
  • SMA Negeri 8, Jakarta Selatan (1994)
  • Sarjana (S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial, FISIP UI, Depok (1994–2000)
  • Sarjana (S2) Pascasarjana bidang Kebijakan Sosial dan Pembangunan, University of London (2006–2007)
  • Sarjana (S3) Program Doktor Fakultas Kesejahteraan Sosial, FISIP UI, Depok (2011–2018)

Karier

  • Koordinator Program Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM), Jakarta (2000–2010)
  • Dosen Program Pascasarjana Diplomasi, Universitas Paramadina, Jakarta (2010–sekarang)
  • Manajer Program Advokasi HAM ASEAN dan Asia Timur The Asia Forum for Humas Rights and Development (FORUM ASIA), Jakarta & Bangkok (2010–2012, 2013–2017)
  • Direktur Eksekutif & Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan (2017–2021)
  • Salah satu pendiri Yayasan Lokataru (2022–sekarang)

Organisasi

  • Anggota Dewan  Yayasan Perlindungan Insani Indonesia (YPII), Jakarta (sejak 2020)

Karya

Publikasi

  • “A Commitment to Human Rights?”, The Jakarta Post (May, 2007)
  • Hiding Behind Its Limits: A Performance Report on the first year of the AICHR, FORUM-ASIA (2011) – editorial committee.
  • A Commission Shrouded in Secrecy – Performance Report of the ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights 2010-2011, FORUM-ASIA (2012) – editorial comittee & contributing writer.
  • “UN review of human rights in Indonesia as a way forward”, The Jakarta Post (10 June, 2012).
  • “Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga di Indonesia: Kritik atas Model Keluarga ‘Lelaki sebagai Pencari Nafkah Utama'”, Jurnal Perempuan (February, 2012).
  • Still Window Dressing: A Performance Report on the Third Year of the ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) 2011-2012, FORUMASIA (2013) – editorial committee.
  • Four Years On and Still Treading Water: A Report on the Performance of the ASEAN Human Rights Mechanism 2013, FORUM-ASIA (2014) – editorial committee & drafting team.
  • The Future of Human Rights in ASEAN: Public Call for Independence and Mandate Protections, FORUM-ASIA (2015) – editorial committee.
  • “Nasib TKW di Tiang Gantungan”, DW.com (2016)
  • “Internet dan Kekerasan terhadap Perempuan”, DW.com (2017)
  • Laporan Penelitian Formulasi dan Pelaksanaan Kepesertaan BPJS Kesehatan dan Implikasinya terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia, Lokataru Foundation (2018).
  • “Ekonomi Perawatan dan Beban Kerja Ibu Rumah Tangga di Indonesia”, Jurnal Perempuan 99, November 2018.
  • “Jalan Kecil Keadilan Transisi: Program Bantuan Medis bagi Korban Pelanggaran Berat HAM di Indonesia”, Prisma Vol. 38 No.2, 2019.
  • “Memperkuat Representasi Substantif Perempuan Melalui Model Keterlibatan Gerakan Perempuan dengan DPR dan DPRD di Indonesia”, Jurnal Perempuan 101, May 2019.
  • “Pengalaman Personal Perempuan Penyintas Payudara Sebagai Konfrontasi atas Pemaknaan Tubuh Perempuan”, Jurnal Perempuan 102, August 2019.
  • “Menghapus Perkawinan Anak dalam Undang-Undang Perkawinan di Indonesia melalui Teori Hukum Feminis dan Pendekatan Hak Anak”, Jurnal Perempuan 105, Mei 2020
  • “Potret Dampak Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Masa Pandemi Covid-19 terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal Melalui Pendekatan Feminis Interseksional”, Jurnal Perempuan 107, November 2020.

Keluarga

  • Robertus Robet (suami)
  • Ian Vidya Pasada (anak)

Sumber
Litbang Kompas