Tokoh

Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan

Jenderal Polisi (Purn.) Budi Gunawan ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Merah Putih. Sebelumnya, Budi Gunawan menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dalam Pererintahan Preiden Joko Widodo.

NUT

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si.

Lahir
Surakarta, 11 Desember 1959

Almamater
Akademi Kepolisian
Universitas Satya Gama
Universitas Trisakti

Jabatan Terkini
Menteri Koordinator Bidang Poltik dan Keamanan (Menkopolkam) Kabinet Merah Putih periode 2024-2029

Usai resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto langsung mengumumkan susunan kabinet pemerintah Republik Indonesia periode 2024-2029 yang diberi nama “Kabinet Merah Putih”. Mantan Kepala BIN Budi Gunawan diitunjuk Presdein Prabowo sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dalam kabinet tersebut.

Lima jhari sebelum ditunjuk sebagai Menkopolkam, Budi Gunawan diperhentikan Presiden RI Joko Widodo dari Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Presdien Jokowi menyatakan pemberhantian Budi Gunawan atas permintaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga merupakan presiden terpilih untuk periode 2024-2029. Posisinya digantikan Wakil Menteri Pertahanan M Herindra sebagai Kepala BIN.

Budi Gunawan dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pada 9 September 2016 setelah Sidang Paripurna DPR menyetujui hasil kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test) Komisi I DPR terhadap calon kepala BIN yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR.

Mantan Wakapolri ini merupakan pimpinan BIN kedua dari unsur kepolisian setelah Jenderal Polisi Sutanto yang memimpin lembaga telik sandi tersebut pada 2009–2011. Pada periode-periode sebelumnya, kepala BIN biasanya dipegang dari unsur Tentara Nasional Indonesia.

Pria kelahiran Surakarta ini terbilang anak yang cerdas dan berprestasi. Ia masuk dalam lima besar lulusan terbaik Akpol tahun 1983. Bahkan, pada pendidikan khusus yang diikutinya, Budi tercatat sebagai lulusan terbaik, seperti saat di PTIK, SESPIM, SESPATI, dan LEMHANAS.

Kariernya moncer sejak dia ditunjuk sebagai ajudan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 1999, dan jabatan itu terus berlanjut saat Megawati menjabat Presiden RI hingga 2004. Pada masa pemerintahan Joko Widodo, kariernya terus meroket hingga dia diusulkan menjadi calon Kapolri namun gagal dilantik karena kasus hukum di KPK. Budi lantas menjabat Wakapolri sebelum dirinya dipercaya mengemban tugas sebagai Kepala Badan Intelijen Negara.

Dalam melaksanakan tugas, Budi menekankan optimalisasi BIN, di antaranya adalah optimalisasi pelaksanaan dan peran BIN sebagai koordinator fungsi intelijen dan deteksi dini, optimalisasi kapasitas personel, hingga teknologi dan manajemen.

Anak Surakarta

Pria yang lahir di Surakarta  pada 11 Desember 1959 ini termasuk anak berprestasi sejak kecil. Setelah lulus dari SMP di Jakarta, Budi lantas menempuh pendidikan menengahnya di SMA 3 Teladan Jakarta atau biasa disingkat SMA 3 Jakarta dan lulus pada 1979.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Akedemi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian kepolisian di Semarang. Dalam perkembangannya akademi itu menjadi Akademi Kepolisian (Akpol) dan Budi menyelesaikan pendidikan di Akpol pada 1983. Ia termasuk lulusan terbaik di angkatannya.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan kepolisian di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada 1986 sebagai lulusan terbaik. Pada 1998, ia mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri dan menyandang lulusan terbaik atau peringkat pertama. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati). Selanjutnya, ia mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional pada 2005  dan tercatat sebagai lulus terbaik atau menduduki peringkat pertama.

Beberapa pendidikan kejuruan juga pernah ia ikuti, seperti Pendidikan Brigade Mobil, Pendidikan Lanjutan Registrasi dan Identifikasi Lalu Lintas, Pendidikan Perwira Senior Penyidik Reserse, dan Kursus Jabatan Kapolres.

Selain ilmu kepolisian, Budi juga menimba ilmu di perguruan tinggi, yakni di Universitas Satya Gama untuk jenjang pendidikan master atau S2. Kemudian ia melanjutkan pendidikan S3 di program Doktoral di Universitas Trisakti. Ia meraih gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti dengan predikat summa cum laude pada 2018. Berselang beberapa bulan kemudian, Budi Gunawan mendapat gelar Professor (Guru Besar) di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dalam Bidang Ilmu Intelijen Studi Strategis Kajian Keamanan Nasional Bidang Siber.

Karier

Setelah lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1983, Budi ditempatkan di PTIK Jakarta, dan berselang beberapa tahun kemudian ditugaskan ke Polda Lampung. Ia pernah menjabat sejumlah jabatan, antara lain, Kapolsekta Tanjung Karang Barat Poltabes Bandar Lampung (1986), Kabag Lantas Polwil Lampung (1995), Sesdit Lantas Polda Lampung (1997), dan Pamen Polda Lampung (1997).

Budi juga pernah ditugaskan di Pelembang dan Bogor sebagai Kasat Lantas Poltabes Palembang (1992) dan Kapolresta Bogor (1999), sebelumnya ia menjabat sebagai Kabag Sus Lantas Sundit Regident Dit Lantas Polri (1998). Ia lantas ditugaskan di SSDM Polri sebagai perwira menengah (1999).

Saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dia pernah menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri (1999–2000) dan kemudian Ajudan Presiden seiring naiknya Megawati Soekarnoputri dari Wakil Presiden menjadi Presiden RI (2000–2024). Sejak itu, kariernya kian moncer di jajaran pimpinan Polri.

Budi sempat tercatat sebagai jenderal termuda di Polri saat ia dipromosikan dari Kombes naik pangkat bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri (2004–2006).

Ia kemudian menjabat menjadi Kaselapa Lemdiklat Polri dari 2006–2008. Kariernya terus meroket dan Budi Gunawan dipromosikan menjabat di kewilayahan sebagai Kapolda Jambi pada tahun 2008–2009.

Budi kembali dipromosikan dan bintangnya bertambah menjadi bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen) dengan jabatan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum), kemudian dia sempat mutasi dengan jabatan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) lantas dipromosikan menjabat di kewilayahan lagi sebagai Kapolda Bali.

Karier Budi Gunawan kembali meroket dengan meraih pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) ketika dipromosikan dengan jabatan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) yang membawahi lembaga-lembaga pendidikan seperti Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM), dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (2012–2015).

Presiden Jokowi lantas mengajukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri kepada DPR pada Januari 2015. DPR yang melakukan uji kelayakan dan kepatutan juga mengumumkan Budi lolos dan dapat dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden. Namun, beberapa hari kemudian KPK mengumumkan dan menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka. KPK menduga ada transaksi mencurigakan atau tidak wajar yang dilakukan Budi Gunawan.

Menyusul pengumuman tersebut, Jokowi akhirnya menunda pengangkatannya dan menunjuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas Kapolri tanpa batasan waktu. Pada akhirnya, Jokowi mengirimkan Surat Pergantian Kepala Polri baru atas nama Badrodin Haiti.

Budi Gunawan kemudian ditunjuk menjadi Wakapolri dalam Sidang Wanjakti pasca Badrodin naik menjadi Kapolri.

Pada tanggal 9 September 2016, Budi Gunawan diangkat Presiden Joko Widodo untuk menjabat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara dan dinaikan pangkatnya dari Komisaris Jenderal (Komjen) menjadi bintang empat alias Jenderal Polisi.

Pada Januari 2018, Budi pensiun dari Polri karena usianya sudah 58 tahun, namun tetap menjabat sebagai kepala BIN hingga sekarang.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Pol) Budi Gunawan menjabat tangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P, yang memberikan ucapan selamat kepadanya setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Budi Gunawan menjadi Kepala BIN menggantikan Sutiyoso.

Daftar penghargaan

  • Bintang Mahaputera Adipradana
  • Bintang Bhayangkara Utama
  • Bintang Bhayangkara Pratama
  • Bintang Bhayangkara Nararya
  • Pengabdian 32 Tahun
  • Pengabdian 24 Tahun
  • Pengabdian 16 Tahun
  • Pengabdian 8 Tahun
  • Jana Utama
  • Ksatria Bhayangkara
  • Karya Bhakti
  • Dwidya Sistha
  • Bhakti Buana
  • Bhakti Nusa
  • Dharma Nusa
  • Bhakti Purna
  • Operasi Kepolisian
  • GOM VII
  • GOM IX
  • Wira Siaga
  • Kebaktian Sosial
  • Wira Karya

 

Penghargaan

Sepanjang kariernya di kepolisian, Budi Gunawan menerima tanda jasa, antara lain, Satya Lencana (SL) Bintang Bhayangkara Pratama, SL Bintang Bhayangkara Nararya, SL Kesetiaan 24 Tahun, SL Kesetiaan 16 Tahun, SL Kesetiaan 8 Tahun, SL Jana Utama, SL Ksatria Bhayangkara, SL Karya Bhakti, SL Bhakti Pendidikan, SL Bhakti Bhuana, SL Bhakti Nusa, SL Dharma Nusa, SL Operasi Kepolisian, SL Bhakti Purna, SL Bhakti Sosial, SL Wira Siaga, SL Wirakarya, SL GOM VII, SL GOM IX, SL Dwidya Sistha, SL Kesetiaan Tamtama, dan Seroja.

Saat ia menjabat Kepala BIN, sejumlah penghargaan pernah didapat pria kelahiran Solo ini, antara lain, penghargaan Bintang Bhayangkara, medali tertinggi di lingkungan Polri yang diberikan dari Presiden atas usul Kapolri (2018), dan gelar Guru Besar intelijen oleh senat guru besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) (2018).

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada Komjen Budi Gunawan yang telah dilantik sebagai Kepala Badan Intelijen Negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

KOMPAS.COM

“Tantangan intelijen bukan kurang info, tetapi kurang waktu karena gunung informasinya. Makanya teori saya, intelijen harus bekerja berkolaborasi dengan intelijen lain, tapi tetap harus menjaga kerahasiaan,” kata Budi Gunawan dalam orasi ilmiah di Sekolah Tingggi Intelijen Negara (STIN), Sentul, Rabu (8/8/2018).

Ancaman keamanan

Budi Gunawan dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta memaparkan berbagai ancaman terhadap keamanan nasional yang dianggap makin kompleks, mulai dari cyber war hingga radikalisme, pada 7 September 2016.

Ancaman-ancaman itu, antara lain, ancaman geostrategi mencakup ketegangan di berbagai wilayah, terutama antara Amerika Serikat dan sekutunya, Rusia dan sekutunya, ketegangan di Laut China Selatan, Semenanjung Korea, hingga gejolak di Turki.

Lebih lanjut Budi mengatakan, persaingan global dalam bidang politik, pertahanan, dan keamanan juga terjadi dalam bentuk ancaman perang proxy atau proxy war. Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi membuat meningkatnya penggunaan internet dan smartphone sehingga menimbulkan banyaknya ancaman dari dunia maya atau cyber war.

Ancaman lain yang perlu diwaspadai menurut Budi adalah sengketa di area perbatasan, pelaksanaan Pilkada dan Pemilu serentak, potensi konflik sosial, kejahatan terorganisir, hingga kondisi ekonomi yang masih rentan.

Di forum uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test itu, Budi berjanji mewujudkan BIN yang profesional, objektif, dan berintegritas.Budi juga menekankan “optimalisasi” dalam rangka pembenahan BIN ke depan agar bisa menjadi pelaksana intelijen negara yang andal. Usaha tersebut di antaranya adalah optimalisasi pelaksanaan dan peran BIN sebagai koordinator fungsi intelijen dan deteksi dini, juga optimalisasi kapasitas personel hingga teknologi dan manajemen.

KOMPAS.COM

Harta kekayaan

Ketika dicalonkan sebagai Kepala BIN, Budi Gunawan melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), senilai Rp22,65 miliar dan 24.000 dollar AS. Laporan itu ia serahkan ke KPK pada 26 Juli 2013 semasa dirinya menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri. Sementara saat menjabat Kapolda Jambi, ia melaporkan harta kekayaannya pada 19 Agustus 2008, senilai Rp4,68 miliar.

Dalam LHKPN itu, Budi melaporkan harta berupa 37 bidang tanah dan bangunan senilai Rp21,5 miliar yang berlokasi di Serang, Bogor, Bekasi, Bandung, dan Jakarta. Budi juga memiliki harta bergerak, berupa alat transportasi dan mesin lainnya senilai Rp475 juta, di antaranya berupa mobil merk Nissan Juke tahun pembuatan 2011, mobil merk Mitshubisi Pajero Sport.

Selain itu Budi Gunawan juga melaporkan total harta bergerak dan lainnya yang dinilainya Rp215 juta, Giro dan Setara Kas Lainnya senilai Rp383 juta dan 24.000 dollar AS. Dengan begitu total harta kekayaan yang dimiliki Komjen Budi Gunawan pada 2015 adalah Rp22,65 miliar dan 24.000 dollar AS.

Referensi

Arsip Kompas
  • “Presiden Pertimbangkan KPK * Hari Ini, Komjen Budi Gunawan Ikuti Uji Kelayakan”, Kompas, 14 Jan 2015 Halaman: 01
  • “Regenerasi Berjalan * Komjen Budi Gunawan Diusulkan Jadi Kepala BIN”, Kompas, 03 Sep 2016 Halaman: 03
  • “Lembaga Intelijen: DPR Nilai Budi Gunawan Layak dan Patut Pimpin BIN”, Kompas, 08 Sep 2016 Halaman: 05
  • “Konsolidasi Jadi Tuntutan * Presiden Lantik Jenderal (Pol) Budi Gunawan sebagai Kepala BIN”, Kompas, 10 Sep 2016 Halaman: 04

Biodata

Nama

Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si.

Lahir

Surakarta, 11 Desember 1959

Jabatan

Menteri Koordinator Bidang Poltik dan Keamanan (Menkopolkam) Kabinet Merah Putih 2024-2029

Pendidikan

Umum

  • SD (1972)
  • SMP (1975)
  • SMA III Teladan Jakarta (1979).
  • Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) 1983
  • Magister di Universitas Satya Gama
  • S3 di Ilmu Hukum Universitas Trisakti

Khusus

  • Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)
  • Sekolah Staf dan Pemimpin Polri (Sespim)
  • Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati)
  • Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)

Karier

  • Paur PPITK PTIK (1983)
  • Kapolsekta Tanjung Karang Barat Bandar Lampung (1986)
  • Wakasat Lantas Poltabes Palembang (1988)
  • Kasat Lantas Poltabes Palembang (1992)
  • Kabag Lantas Polwil Lampung (1995)
  • Sesdit Lantas Polda Lampung (1997)
  • Pamen Polda Lampung (1997)
  • Kabag Sus Lantas Subdit Regident Dit Lantas Polri (1998)
  • Kapolresta Bogor Polwil Bogor Polda Jabar (1999)
  • Pamen Mabes Polri (Ajudan Wakil Presiden RI) (1999)
  • Pamen Mabes Polri (Ajudan Presiden RI) (2001)
  • Karo Binkar Desumdaman Polri (2004)
  • Kaselapa Lemdiklat Polri (2006)
  • Kapolda Jambi (2008)
  • Kadiv Binkum Polri (2009)
  • Kadiv Propam Polri (2010)
  • Kadiv Propam Polri (2010)
  • Kapolda Bali (2012)
  • Kalemdikpol (2012)
  • Kalemdiklat Polri (2012–2015)
  • Wakapolri (2015–2016)
  • Kepala Badan Intelijen Negara (2016–Sekarang)
  • Menkopolkam 2024-2029

Organisasi

  • Ketua Umum PB E-Sport Indonesia (2020–2024)
  • Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (2017–2022)
  • Pengurus Ikatan Alumni (IKA) SMA Negeri 3 Teladan Jakarta (2022–2024)

Penghargaan

Tanda Jasa

  • Bintang Mahaputera Adipradana
  • Bintang Bhayangkara Utama
  • Bintang Bhayangkara Pratama
  • Bintang Bhayangkara Nararya
  • Pengabdian 32 Tahun
  • Pengabdian 24 Tahun
  • Pengabdian 16 Tahun
  • Pengabdian 8 Tahun
  • Jana Utama
  • Ksatria Bhayangkara
  • Karya Bhakti
  • Dwidya Sistha
  • Bhakti Buana
  • Bhakti Nusa
  • Dharma Nusa
  • Bhakti Purna
  • Operasi Kepolisian
  • GOM VII
  • GOM IX
  • Wira Siaga
  • Kebaktian Sosial
  • Wira Karya

Brevet

  • Brevet Para
  • Brevet Selam Polri
  • Brevet Penyidik
  • Brevet Bhayangkara Bahari

Karya

Buku

  • Kiat Sukses Polisi Masa Depan (2006)
  • Koloni Keadilan (kumpulan analisis di majalah Forum) (2006)
  • Terorisme: Mitos dan Konspirasi (2006)
  • Kebohongan di Dunia Maya (2018)
  • Demokrasi di Era Post Truth (2021)
  • Medsos di Antara Dua Kutub (2021)

Keluarga

Suami

Susilawati Rahayu

Anak

Mochamad Herviano Widyatama

Sumber
Litbang Kompas