Paparan Topik

Menelusuri Jejak Tim Juara Piala AFF

ASEAN Football Federation Championship atau Piala AFF adalah kejuaraan sepak bola antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Indonesia tercatat sebagai tim yang paling sering melaju ke final Piala AFF, namun tak pernah meraih juara.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pemain Timnas Indonesia, Saddil Ramdani (tengah) berusaha menguasai bola muntah dalam laga semifinal Piala AFF leg 1 melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Laga berakhir seri, 0-0. Indonesia akan melawat ke kandang Vietnam pada pertandingan leg 2 pada Senin (9/1/2023)

Fakta Singkat

Piala AFF

  • ASEAN Football Federation (AFF) rutin menyelenggarakan kejuaraan  sepak bola antarnegara di kawasan Asia Tenggara, yakni Piala AFF, AFF U-23, AFF U-19, dan AFF U-16.
  • Piala AFF rutin digelar tiap dua tahun sekali dengan Thailand sebagai rajanya kejuaran itu karena 10 kali masuk final, tujuh kali di antaranya meraih juara. Sementara Singapura empat juara, Vietnam dua kali, dan Malaysia sekali juara.
  • Di Piala AFF, timnas senior Indonesia sudah enam kali tampil di laga puncak (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, 2020), tetapi belum sekalipun meraih juara.
  • Piala AFF U-23 yang sudah lima kali diselenggarakan AFF, Garuda Muda baru sekali meriah juara, yakni pada 2019 dan menjadi runner up tahun 2023.
  • Piala AFF U-19, dari 11 kali berpartisipasi, timnas yunior Indonesia baru sekali juara, yakni pada 2013 dan 3 kali peringkat ke-3, yakni pada 2017, 2018, dan 2019.
  • Piala AFF U-16, dari 10 kali berpartisipasi, Timnas U-16 Indonesia sudah dua kali menjadi juara yakni edisi 2018 dan 2022.
  • Laman AFF:
    Asean Football Federation

Pada awalnya, nama kejuaraan sepak bola Piala AFF adalah Piala Tiger. Nama Piala Tiger tersebut berdasarkan sponsor utamanya, yaitu perusahaan bir Singapura, Tiger Beer. Pada 2007, nama kejuaraan ini menjadi Kejuaraan Federasi Sepak Bola ASEAN atau Piala AFF tanpa embel-embel sponsor, dan menjadi Piala Suzuki AFF sesuai sponsor utamanya perusahaan otomotif Suzuki pada edisi 2008–2020. Nama kejuaraan kembali berganti menjadi Piala Mitsubishi Electric AFF sejak edisi 2022.

Penyelenggara kejuaraan, yakni Asosiasi Sepak Bola ASEAN sendiri merupakan federasi sepak bola bagian dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang terdiri dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. AFF didirikan pada tahun 1984 oleh Thailand, Filipina, Brunei, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Kantor pusat AFF berada di Petaling Jaya, Selangor, Malaysia.

Kejuaraan yang rutin digelar tiap dua tahun sekali ini diikuti oleh timnas sepak bola senior negara-negara anggota AFF yang terdiri dari 6 anggota pendiri, yaitu Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, serta negara ASEAN lainnya, yakni Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (bergabung di konfederasi itu pada 1996), serta Timor Leste (2004) dan Australia (2013).

Thailand adalah tim dengan pemilik gelar Piala AFF terbanyak. Dari 14 kali penyelenggaraan, Timnas Thailand meraih juara 7 kali, bahkan empat di antaranya diraih dari lima edisi terakhir Piala AFF. Sementara tujuh edisi lainnya dimenangi oleh tiga negara berbeda, yakni Singapura, Vietnam, dan Malaysia.

Singapura sudah empat kali meraih trofi, Vietnam sebanyak dua kali, dan Malaysia meraihnya sekali pada 2010.

Indonesia tercatat sebagai pemegang rekor tim yang paling sering melaju ke final, namun tak pernah sekalipun juara. Skuad Garuda sudah enam kali tampil di laga puncak (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020).

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan Philipus (kiri) berusaha menguasai bola dari rebutan pemain Vietnam, Bui Tien Dung, dalam laga semifinal Piala AFF leg 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (6/1/2023). Laga berakhir seri, 0-0. Indonesia akan melawat ke kandang Vietnam pada pertandingan leg 2 pada Senin (9/1/2023).

Selain menyelenggarakan kejuaraan AFF di level timnas senior, AFF juga menyelenggarakan kejuaraan AFF yang melibatkan pemain remaja timnas sepakbola negara anggota AFF. Kejuaraan yang rutin digelar yakni AFF U-19 dan AFF U-23.

Kejuaraan AFF U-19 merupakan sebuah kejuaraan tahunan yang diikuti oleh timnas anggota AFF dan kadang-kadang mengundang negara-negara lain di kawasan Asia. Kejuaraan ini diikuti oleh pemain berusia di bawah usia 19 tahun. AFF U-19 pertama kali digelar pada 2002 dan AFF sudah menyelenggarakan 18 kali turnamen hingga 2022.

Sementara AFF U-23 adalah kejuaraan sepak bola internasional yang diikuti tim nasional di bawah usia 23 tahun negara anggota AFF. Turnamen tersebut juga berfungsi sebagai persiapan untuk Pesta Olahraga Negara-negara Asia Tenggara (SEA Games) dan kualifikasi Kejuaraan U-23 AFC. AFF sedikitnya sudah lima kali mengelar kejuaraan AFF U-23, yakni 2005, 2011, 2019, 2022, dan 2023.

Thailand dan Australia adalah negara terbanyak menjuarai kejuaraan Piala AFF U-19, yakni lima kali. Thailand meraih gelar itu pada edisi 2002, 2009, 2011, 2015, dan 2017, sedangkan Australia mendapatkannya pada 2006, 2008, 2010, 2016, dan 2019. Sementara timnas Indonesia U-19 baru sekali meraih kejuaraan itu pada 2013.

Di ajang AFF U-23, Timnas Indonesia yang baru pertama kali menjadi peserta sukses menjadi juara pada edisi kedua Piala AFF U23 tahun 2019. Prestasi itu nyaris terulang pada tahun 2023, namun Timnas Merah Putih hanya menduduki peringkat ke-2 atau runner up setelah takluk dari Vietnam dengan skor 5-6 melalui drama adu pinalti.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Penjaga gawang Tim Vietnam U-16 Pham Dinh Hai (kostum kuning) berusaha membendung serangan tim Indonesia U-16 (kostum merah) dalam laga Piala AFF U-16 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (6/8/2022).

Sejarah Piala AFF

Sebelum kejuaraan Piala AFF, kompetisi sepak bola yang melibatkan negara-negara di Asia Tenggara yang diselenggarakan AFF baru berupa turnamen antarklub ASEAN alias ASEAN Club Championship yang berlangsung pada 1984–1989.

Setelah periode itu, AFF tidak menggelar kompetisi sepak bola antarnegara karena lebih fokus pada aktivitas administrasi, pembenahan manajemen organisasi, dan edukasi di antara pada anggotanya.

Baru pada medio 1990-an, AFF mulai mengagas kejuaraan timnas senior antarnegara Asia Tenggara dengan nama ASEAN Football Federation Championship dan biasa disebut Piala AFF. Kejuaraan itu pertama digelar pada 1996 dengan nama Piala Tiger di Singapura. Nama Piala Tiger berdasarkan sponsornya, yaitu perusahaan bir Singapura, Tiger Beer. Piala Tiger berlangsung hingga 2004 atau lima edisi piala AFF (1996, 1998, 2000, 2002, dan 2004)

Setelah Asia Pacific Breweries mundur sebagai sponsor utama, nama resmi turnamen diubah menjadi AFF Championship pada kejuaraan 2007 yang digelar di Singapura dan Thailand. Setahun berselang, Piala AFF kembali diselenggarakan di Indonesia dan Thailand, dan nama resminya berubah menjadi Piala AFF Suzuki atau AFF Suzuki Championship, seiring masuknya perusahaan otomotif asal Jepang, Suzuki, sebagai sponsor utama. Sejak itu, nama AFF Suzuki Championship tetap digunakan hingga penyelenggaraan Piala AFF tahun 2020 yang digelar pada 2021.

Pada 2022, Piala AFF berganti nama menjadi Piala Mitsubishi Electric AFF atau AFF Mitsubishi Electric Cup.

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Pelatih timnas Kamboja Ryu Hirose (kiri kedua) dan bek sekaligus kapten Kamboja Soeuy Visal (paling kiri) berpose bersama pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong (kanan kedua) serta bek sekaligus kapten Indonesia Fachruddin Aryanto (paling kanan) di sela konferensi pers jelang laga antara Indonesia dan Kamboja dalam Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Piala Tiger

Kejuaraan sepak bola antarnegara Asia Tenggara atau disebut Piala Tiger pertama kali dipentaskan pada 2–15 September 1996 di Singapura. Kompetisi ini diikuti oleh enam negara pendiri AFF ditambah empat tim undangan yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Adapun keenam negara pendiri AFF adalah Singapura, Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sementara empat tim undangan adalah Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.

Pada kejuaraan perdana itu 10 tim peserta dibagi dalam dua grup. Grup A terdiri dari Indonesia, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja, sementara Grup B berisikan Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, dan Filipina. Dua tim peringkat teratas di masing-masing grup lolos ke semifinal. Di Grup A, Indonesia dan Vietnam yang lolos ke babak 4 besar, sementara di Grup B adalah Malaysia dan Thailand.

Pada semifinal yang menerapkan sistem gugur, Thailand berhasil mengalahkan Indonesia, sementara Malaysia berhasil menyingkirkan Vietnam. Pada babak final, Thailand berhasil merebut juara setelah mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0.

Sementara pada Piala Tiger 1998, sistem kompetisi yang digunakan masih sama, yakni babak penyisihan di dua grup, sementara babak gugur semifinal dan final. Pada edisi ke-2 yang digelar di Vietnam, Singapura keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Vietnam di babak final dengan skor 1-0.

Yang menarik, pada edisi ke-2 Piala AFF melahirkan sebuah kejadian kontroversial yang melibatkan Indonesia dan Thailand. Pada babak penyisihan, dalam upaya untuk menghindari pertemuan dengan tuan rumah Vietnam di babak berikutnya, Indonesia dan Thailand memainkan sepak bola negatif karena keduanya tidak mempunyai keinginan untuk menang.

Ketika skor masih 2-2 menjelang berakhirnya pertandingan, bek Indonesia Mursyid Effendi dengan sengaja mencetak gol bunuh diri dengan menendang bola ke gawangnya sendiri sehingga skor menjadi 3-2 untuk kemenangan Thailand. Kedua tim akhirnya didenda karena telah “merusak semangat sepak bola” dan Mursyid sendiri dilarang bermain dalam sepak bola internasional seumur hidup.

Pada Piala Tiger 2000 dan 2002, format kompetisi masih mengacu pada ajang sebelumnya, yaitu penyisihan di dua grup dan sistem gugur di babak semifinal dan final. Pada partai puncak di dua ajang tersebut, terjadi final antara Indonesia dan Thailand yang semuanya dimenangkan Thailand.

Pada AFF 2000, Thailand berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor 4-1 yang digelar di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, sementara dua tahun kemudian, Thailand kembali unggul atas Indonesia dengan skor 4-2 lewat adu pinalti setelah di pertandingan normal berakhir imbang 2-2 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Pada Piala Tiger 2004, Asosiasi Sepakbola ASEAN mengubah format pertandingan untuk memopulerkan kejuaraan itu, yakni babak semifinal dan final mulai diselenggarakan dengan sistem tandang-kandang. Sementara babak penyisihan grup diselenggarakan di dua negara.

Piala Tiger kali ini juga mencatat keikutsertaan Timor Leste dalam kejuaraan ini untuk pertama kalinya. Piala Tiger 2004 direbut Singapura yang berhasil mengalahkan Indonesia di final kandang dan tandang.

Setelah jeda tiga tahun, kejuaraan AFF 2007 kembali diadakan di dua negara, yakni Singapura dan Thailand dengan format kompetisi sama seperti sebelumnya. Untuk pertama kalinya kejuaraan ini Bernama Piala AFF setelah Perusahaan bir dari Singapura tidak lagi menjadi sponsor utama.

Indonesia berada di Grup B bersama juara bertahan Singapura, Vietnam, dan Laos. Sementara Grup B terdiri atas Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Filipina. Dua tim terbaik masing-masing grup akan melaju ke babak semifinal turnamen.

Di partai puncak dengan sistem kandang dan tandang, Singapura berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Thailand pada final di kandang dengan skor 2-1 dan bermain imbang di kandang Thailand dengan skor 1-1.

 KOMPAS/DANU KUSWORO

Pemain Indonesia, Kurniawan Dwi Julianto (kanan) berusaha merebut bola liar yang berada di depan penjaga gawang Malaysia, Azizon, dalam semifinal Piala Tiger 2004 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/12/2004). Indonesia kalah 1-2 atas tim Malaysia.

Piala AFF Suzuki

Mulai Piala AFF edisi ke-7, sponsor kejuaraan itu berganti Suzuki sehingga namanya pun berganti menjadi Piala Suzuki AFF. Piala Suzuki AFF 2008 diadakan di Indonesia dan Thailand. Vietnam berhasil menjuarai kejuaraan itu setelah di partai puncak berhasil mengalahkan Thailand pada final di kandang Thailand dengan skor 2-1 dan bermain imbang di kandang Vietnam dengan skor 1-1.

Sementara Piala Suzuki AFF 2010 kembali diadakan di Indonesia bersama dengan Vietnam. Pada edisi ini, juara bertahan Vietnam gagal mempertahankan gelarnya setelah di babak semifinal kalaah dari Malaysia dengan skor 1–2. 

Di partai puncak, Malaysia berhasil menjuarai untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Indonesia dengan agregat skor 4–2. Pada final I yang digelar di Bukit Jalili, Malaysia, tuan rumah unggul 3–0, sementara saat final kedua digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Malaysia kalah 1-2 dari Indonesia.

Dua tahun berselang, Piala Suzuki AFF 2012 kembali digelar kali ini di Malaysia dan tetangganya, Thailand sebagai tuan rumah. Pada edisi tersebut, Malaysia sebagai tuan rumah gagal ke final setelah disingkirkan Thailand dengan agregat 2-1 di partai semifinal. Sementara Thailand yang lolos ke partai final juga gagal menjuarai kejuaraan itu usai dikalahkan Singapura dalam dua leg dengan skor agregat 2-3. Singapura keluar sebagai juara untuk keempat kalinya di ajang tersebut.

Piala Suzuki AFF 2014 kali ini diselenggarakan di Vietnam dan Singapura. Pada edisi tersebut, Singapura sebagai tuan rumah gagal lolos ke babak semifinal setalah di klasemen akhir hanya menduduki peringkat ke-3 dari satu kali menang dan dua kali kalah. Sementara Vietnam lolos hingga babak semifinal dan gagal melaju ke final setelah dikalahkan Malaysia dengan agregat 4-5.

Di partai puncak, Thailand berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor agregat 4-3. Pada final I yang digelar di Stadion Rajamangala, Thailand unggul 2–0, sementara di partai tandang yang digelar di Bukit Jalil, kalah dari Malaysia dengan skor 1–2.

Dua tahun kemudian, AFF kembali menyelenggarakan kejuaraan Piala AFF Suzuki 2016 atau edisi ke-11 dengan tuan rumah Myanmar dan Filipina. Thailand berhasil menjuarai turnamen ini untuk keenam kalinya setelah mengalahkan Indonesia pada pertandingan final dengan agregat 3-2. Pada final 1 yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Thailand kalah dari Indonesia dengan skor 1-2, sementara di final 2 yang digelar di Stadion Rajamanggala berhasil unggul 2–0.

Kejuaraan AFF Suzuki kembali digelar pada 2018. Pada ajang ini ada perubahan sistem kompetisi, yakni tidak ada tuan rumah dan babak penyisihan grup diselenggarakan di negara masing-masing peserta. Dua tim yang menduduki peringkat teratas lolos ke babak semifinal. Sementara pertandingan semifinal dan final sama seperti format sebelumnya dengan sistem kandang-tandang.

Pada ajang AFF 2018, Vietnam dan Malaysia dari grup A lolos ke babak semifinal sementara di Grup B ada Thailand dan Filipina. Dari keempat tim tersebut, Malaysia dan Vietnam yang lolos ke babak final. Di partai puncak yang digelar kadang dan tandang, Vietnam berhasil menjuarai kejuaraan itu dengan agregat  3-2 hasil dari partai final pertama menahan imbang tuan rumah Malaysia 1–1 dan di final kedua unggul  1–0.

Piala Suzuki AFF 2020 diselenggarakan di tempat terpusat karena pandemi Covid-19, yakni di Singapura. Pertandingan yang seharusnya digelar pada 2020 mundur menjadi tahun 2021. Format pertandingan masih sama, yakni pada babak penyisihan, sepuluh tim diundi ke dalam dua grup yang terdiri dari masing-masing lima tim dengan format sistem setengah kompetisi. Dua tim teratas dari masing-masing grup melaju ke semifinal.

Thailand dan Singapura lolos ke babak semifinal dari Grup A, sementara Indonesia dan Vietnam mewakili Grup B. Di babak empat besar yang menerapkan sistem gugur, Indonesia dan Thailand melaju ke partai puncak setelah mengalahkan lawannya. Indonesia mengalahkan tuan rumah Singapura dengan keunggulan agregat 5–3 (1-1 dan 4-2), sementara Thailand menyingkirkan Vietnam dengan agregat 2–0 (0-0, dan 2-0).

Di babak final yang digelar di Stadion Kalang Singapura, Thailand berhasil menjuarai Piala AFF Suzuki untuk keenam kalinya setelah unggul telak atas Indonesia 4-0 dan bermain imbang 2–2 di final kedua.

Pada ajang Piala AFF 2020, hadiah yang diberikan pada tim yang masuk empat besar sama seperti tahun 2018. Juara pertama Thailand mendapat hadiah sebesar 300.000 dolar atau setara Rp 4,26 miliar. Sementara, posisi runner-up yang diraih Indonesia mendapatkan 100.000 dolar atau setara Rp 1,42 miliar. Adapun semifinalis Singapura dan Vietnam mendapatkan 50.000 dolar atau sekitar Rp 715 juta.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pendukung tim nasional Indonesia merayakan kemenangan setelah tim nasional mereka mengalahkan Filipina 1-0 pada pertandingan semifinal Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/12/2010). Dengan kemenangan itu, Indonesia akan berhadapan dengan tim nasional Malaysia pada pertarungan final tanggal 26 dan 29 Desember 2010.

Piala AFF Mitsubishi Electric

Adapun Kejuaraan AFF 2022 atau edisi ke-14 diselenggarakan pada 20 Desember 2022 hingga 16 Januari 2023. Sponsor pertandingan berganti dari Suzuki ke Mitsubishi Electric sehingga nama trofi yang diperebutkan menjadi Piala Mitsubishi Electric AFF 2022.

Format pertandingan mengacu pada Format 2018, yakni pertandingan babak penyisihan digelar di masing-masing negara peserta. Setiap negara yang berpartisipasi dalam turnamen mendapatkan dua pertandingan babak grup yang dimainkan di stadion kandang mereka. Brunei memainkan partai kandangnya di Malaysia karena stadion di negaranya tidak memenuhi standar FIFA.

Sebanyak 10 negara ASEAN yang terbagi dalam dua grup berpartisipasi dalam turnamen itu. Grup A terdiri dari Thailand, Indonesia, Kamboja, Filipina, dan Brunei, sementara Grup B terdiri dari Malaysia, Vietnam, Myanmar, Singapura, dan Laos.

Di babak penyisihan, Thailand dan Indonesia lolos ke babak semifinal dari Grup A, sementara Vietnam dan Malaysia mewakili Grub B. Di babak empat besar yang menerapkan sistem gugur, Thailand dan Vietnam melaju ke partai puncak setelah mengalahkan lawannya. Thailand mengalahkan Malaysia, sementara Vietnam menyingkirkan Indonesia.

Di babak final yang digelar degan sistem kendang dan tandang, Thailand berhasil menjuarai Piala AFF Mitsubishi Electric 2022 untuk Ketujuh kalinya setelah menahan imbang tuan rumah Vietnam di pertandingan final pertama di Stadion Nasional Mỹ Đình, Hanoi pada 13 Januari 2023 dengan skor 2–2. Tiga hari berselang, Thailand berhasil menang dengan skor 1–0 di final kedua yang digelar di Stadion Thammasat, Pathum Thani, Thailand.

Hadiah yang diterima tim Thailand yang memenangi Piala AFF 2022 berupa trofi juara dan uang senilai 300.000 dolar AS (Rp 4,5 miliar), sementara Vietnam di posisi runner up mendapat hadiah uang 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,5 miliar. Sementara Indonesia dan Malaysia yang lolos hingga semifinal mendapat hadiah 50.000 dollar AS atau setara Rp 750 juta.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pemain Timnas Indonesia melakukan selebrasi setelah Egy Maulana Vikri (10) berhasil mencetak gol ke gawang Kamboja dalam pertandingan Grup A Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (23/12/2022). Indonesia berhasil unggul 2-1 melalui gol yang dicetak Egy dan Witan Sulaeman.

Tim Juara

Thailand adalah tim dengan pemilik gelar Piala AFF terbanyak. Dari 14 kali penyelenggaraan, Timnas Thailand terbilang sebagai rajanya kejuaran itu, karena berhasil menembus partai final hingga 10 kali. Dari 10 kali masuk final, tujuh kali di antaranya ia meraih juara, bahkan empat dari lima edisi terakhir selalu berakhir dengan keberhasilan Thailand menjadi juara. Negeri Gajah Putih ini meraih juara Piala AFF pada 1996, 2000, 2002, 2014, 2016, 2020, dan 2022. Sementara 3 kali menjadi runner-up pada 2007, 2008, 2012. 

Kemenangan timnas Thailand sebagai juara terakhir, yakni Piala AFF 2022 diraih setelah mengalahkan timnas Vietnam dengan agregat 3-2 dengan sistem kandang dan tandang (home and away). Di leg pertama yang digelar di Hanoi, Veetnam, timnas gajah putih berhasil menahan imbang tuan rumah dengan skor 2-2. Kemudian di leg kedua, berhasil unggul 1–0 berkat gol tunggal Theerathon Bunmathan. Kemenangan itu memastikan skuad Gajah Perang meraih gelar ketujuh sepanjang sejarah

Tujuh edisi lainnya dimenangi oleh tiga negara berbeda, yakni Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Sinagpura sudah empat kali meraih trofi itu, yakni pada 1998, 2004, 2007, 2012, sementara Vietnam  pada 2008 dan 2018. Adapun Malaysia meraihnya pada 2010.

Adapun Indonesia tercatat sebagai memegang rekor sebagai tim yang paling sering melaju ke final, namun tak pernah juara. Skuad Garuda sudah enam kali tampil di laga puncak (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, 2020). Semuanya berujung kekalahan, di mana empat di antaranya kalah dari Thailand. Dua kekalahan di final lainnya, yakni kalah dari Singapura di edisi 2004 dan dari Malaysia pada edisi 2020.

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Prestasi Indonesia

Indonesia yang berpartisipasi dalam turnamen itu sejak tahun 1996 belum sekali pun meraih juara. Hingga 2022 Indonesia sudah 6 kali lolos hingga partai final namun semuanya gagal meraih prestasi sepak bola tertinggi di Asia Tenggara.

Edisi 2000, 2002, dan 2016, dan 2020 Timnas Indonesia takluk di tangan Thailand. Timnas Garuda menyerah 1-4 pada edisi 2000, kemudian kalah adu penalti 2-4 pada edisi 2002, selanjutnya kalah agregat 2-3 saat final 2 leg pada edisi 2016, dan terakhir di edisi ke-13 yakni tahun 2020 yang digelar pada 2021.

Sementara pada final Piala AFF 2004, Indonesia kalah agregat 2-5 dari Singapura. Indonesia kalah 1-3 saat menjadi tuan rumah, lalu kembali takluk 2-1 dalam partai away ke Stadion Nasional Singapura.

Kegagalan meraih juara kembali terjadi saat final 2 leg yang terjadi di Piala AFF edisi 2010. Kali ini Indonesia yang berjumpa Malaysia, harus menyerah dengan agregat 2-4. Timnas Garuda mengawali leg pertama final dengan buruk, menyerah 3-0 di Stadion Bukit Jalil. Sementara keunggulan 2-1 di Gelora Bung Karno saat leg 2, tak cukup untuk mengejar defisit gol.

Adapun pada final edisi 2016, Timnas Indonesia di leg 1 berhasil memetik kemenangan 2-1 atas Thailand di Stadion Pakansari, Bogor. Namun, di leg kedua Indonesia kalah 0-2 di Stadion Rajamanggala, Bangkok. Gelar juara pun akhirnya diraih Thailand setelah menang agregat gol 3-2.

Di edisi ke-12 atau Piala AFF 2020, Indonesia kembali lolos ke final melawan Thailand. Indonesia mengalahkan tuan rumah Singapura dengan keunggulan agregat 5 – 3 (1-1 dan 4-2), sementara Thailand menyingkirkan Vietnam dengan agregat 2 – 0 (0-0, dan 2-0).

Di babak final yang digelar di Stadion Kalang Singapura, Indonesia kembali gagal memenangi Piala AFF setelah kalah telak dari Thailand dengan skor 0 – 4 di final pertama yang digelar pada 29 Desember 2021, dan bermain imbang 2 – 2 di final kedua yang digelar tiga hari kemudian di tempat yang sama.

Prestasi Indonesia di AFF U-23

Piala AFF U23 pertama kali digelar pada 2005. Kala itu, turnamen untuk pemain berusia di bawah 23 tahun tersebut dilangsungkan di Bangkok, Thailand. Piala AFF U23 edisi perdana diikuti oleh delapan tim yang dibagi ke dalam dua grup, sementara Indonesia tidak mengikuti turnamen itu. Edisi perdana itu, tuan rumah Thailand berhasil menjuarai AFF U-23 setelah Singapura dengan skor telak 3-0.

Penyelenggaraan turnamen Piala AFF U23 sempat vakum selama enam tahun. Baru pada 2011, direncanakan untuk menggelar edisi kedua kejuaraan tersebut. Akan tetapi, Piala AFF U23 2011 yang rencananya digelar di Palembang, Indonesia, dibatalkan karena Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring yang awalnya bakal digunakan sebagai venue sedang dalam proses renovasi. Setelah itu, Kejuaraan AFF U23 kembali vakum untuk jangka waktu yang lebih lama, yakni delapan tahun.

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Setelah vakum selama 11 tahun, pada 2019 akhirnya AFF kembali menggulirkan Piala AFF U23. Kali ini, turnamen dihelat di Phnom Penh, Kamboja. Timnas Indonesia yang baru pertama kali menjadi peserta sukses menjadi juara pada edisi kedua Piala AFF U23. Pada pertandingan final Piala AFF U23 2019, Garuda Muda berhasil menaklukkan juara bertahan Thailand dengan skor 2-1.

Pada edisi ke-3 yang digelar di Kamboja pada Februari 2022, Timnas Indonesia U-23 mundur karena masih dilanda pandemi Covid-19. Vietnam berhasil menjuarai AFF U-23 setelah di partai final mengalahkan Thailand 1 – 0.

Piala AFF U-23 edisi ke-4 kembali digelar pada Agustus 2023 di Rayong, Thailand. Indonesia kembali tampil sebagai peserta setelah pandemic covid-19 mereda. Timnas Indonesia U-23 hanya mampu menjadi runner-up Piala AFF U-23 2023 setelah kalah dalam partai puncak 5-6 dari Timnas Vietnam U-23 lewat drama adu penalti seusai bermain 0-0 selama 120 menit.

Prestasi Indonesia di AFF U-19

Dalam sejarah, skuad Garuda muda tercatat 11 kali mengikuti gelaran Piala AFF U-19 dengan tiga kali menjadi tuan rumah. Dari 11 partisipasi, Timnas Indonesia U-19 baru meraih satu gelar juara Piala AFF U-19 edisi 2013 dan tiga kali lolos ke semifinal, yakni 2017, 2018, dan 2019.

Di ajang Piala AFF U-19 2013, Indonesia selaku tuan rumah tergabung di Grup B bersama Vietnam, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Brunei Darussalam. Saat itu, Timnas Indonesia U-19  berhasil lolos ke semifinal dengan status runner-up Grup B setelah meraih tiga kemenangan, sekali imbang, dan menelan satu kekalahan.

Di semifinal, Timnas Indonesia U-19 mengalahkan Timor Leste dengan dua gol tanpa balas. Setelah mengalahkan Timor Leste, Timnas Indonesia U-19 kemudian kembali menghadapi Vietnam di final Piala AFF U-19 2013. Hasilnya Indonesia unggul atas Vietnam dengan skor 7-6 melalui adu pinalti setelah waktu normal dan perpanjangan waktu skor masih imbang 0 – 0.

Setelah kemenangan di Piala AFF U-19 2013, Timnas Indonesia U-19 tidak pernah lagi berhasil lolos ke partai final Piala AFF U-19. Bahkan, pada tiga edisi terakhir Piala AFF U-19, skuad Garuda Nusantara selalu tersingkir di semifinal yakni edisi 2017, 2018, dan 2019.

Setelah jeda dua tahun karena pandemi covid-19, kejuaraan AFF U-19 kembali digelar pada 2022 dengan Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah. Meski bermain di hadapan pendukungnya sendiri, timnas U-19 gagal lolos di fase grup. Hal itu terjadi meski Garuda Muda memperoleh 11 poin sama dengan perolehan poin Vietnam dan Thailand, Indonesia berada di peringkat ketiga karena kalah gol head-to-head dari Vietnam dan Thailand.

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Prestasi Indonesia di AFF U-16

Kejuaraan AFF U-16 pertama kali diselenggarakan oleh AFF pada 2002. Hingga tahun 2022, ajang tahunan timnas remaja usia di bawah 16 tahun ini sudah digelar sebanyak 15 kali. Timnas U-16 Indonesia telah tampil di ajang Piala AFF U-16 sebanyak 10 kali sementara 5 kali lainnya absen.

Timnas U-16 Indonesia berpartisipasi untuk pertama kali pada edisi pertama Piala AFF U-16 pada tahun 2002. Indonesia, yang saat itu berstatus tuan rumah bersama Malaysia, mengakhiri turnamen dengan menempati peringkat ketiga.

Dari 10 kali keikutsertaannya di ajang tersebut, Timnas U-16 Indonesia sudah dua kali menjadi juara Piala AFF U-16, yakni edisi 2018 dan 2022.

Infografik: Albertus Erwin Susanto

Prestasi sebagai kampiun AFF U-16 terakhir diraih pada 2022 setelah Garuda Muda menaklukkan Vietnam U-16, skor tipis 1-0, pada laga final yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8/2022). Satu-satunya gol kemenangan skuad Garuda Muda dicetak oleh Muhammad Kafiatur Rizky pada menit ke-45+2, setelah tendangannya di dalam kotak penalti tidak bisa diantisipasi oleh kiper Vietnam, Pham Dinh Hai.

Sementara juara perdana yang diraih Timnas U-16 disabet pada 2018 atau pada edisi ke-13 Piala AFF U-16 sejak pertama kali bergulir pada 2002. Indonesia  tampil sebagai juara setelah mengalahkan Thailand 4-3 dalam babak adu penalti di partai final.

Secara keseluruhan prestasi Timnas U-16 Indonesia di Piala AFF U-16, yakni dua kali juara, yakni 2018 dan 2022, sekali runner up, yakni 2013, dan dua kali peringkat ke-3, yakni 2002, dan 2019.

Selain Indonesia ada enam negara lainnya yang pernah menjadi juara. Thailand dan Vietnam menjadi negara yang terbanyak dengan tiga kali menjadi kampiun sejak ajang ini pertama kali digelar pada 2002. Thailand tercatat pernah menjadi juara pada 2007, 2011, dan 2015. Sedangkan Vietnam mampu meraihnya pada 2006, 2010, dan 2017. (LITBANG KOMPAS)

Referensi

Artikel terkait