Paparan Topik | Iklim dan Cuaca

Fenomena Iklim dan Cuaca di Indonesia

Kondisi iklim dan cuaca di Indonesia pada dasarnya mendukung keberlangsungan beragam ekosistem dan sektor usaha. Meskipun demikian, negara ini memiliki kewaspadaan tinggi terhadap ancaman iklim dan cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Gulungan awan mendung tebal di atas gedung-gedung yang terlihat dari kawasan Palmerah, Jakarta, Rabu (7/4/2022). Pergantian cuaca yang ekstrim dari panas terik ke hujan lebat terjadi di Jakarta beberapa hari terakhir. Situasi ini perlu diwaspadai baik untuk keselamatan berkendara maupun kondisi kesehatan tubuh.

Fakta Singkat

Indonesia adalah negara yang dilewati garis katulistiwa atau garis ekuator.

Provinsi yang berada di titik nol ekuator, yaitu:

  • Sumatera Barat: Pasaman Barat, Bonjol, dan Koto Alam,
  • Riau, Pangkalan Lesung, Lipat Kain
  • Kepulauan Riau: Tanjung Teludas
  • Kalimantan Timur: Santan Hulu
  • Kalimantan Barat: Pontianak
  • Sulawesi Tengah: Tinombo Selatan
  • Maluku Utara: Kayoa

Indonesia memiliki tiga musim: musim (iklim muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut

Khatulistiwa membuat Indonesia tidak memiliki cuaca yang ekstrim dingin atau panas bahkan memiliki durasi siang dan malam yang hampir bersamaan.

Indonesia menikmati sinar matahari sepanjang tahun baik musim penghujan ataupun musim kemarau.

Indonesia memiliki hutan hujan tropis di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Indonesia merupakan negara kelautan dengan ribuan pulau yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. Bentang alam Indonesia yang berada di bawah garis khatulistiwa menjadikan negeri ini memiliki kekayaan vegetasi seperti hutan hujan tropis dan keberagaman fauna yang luar biasa.

Namun, tingginya curah hujan dan sistem drainase yang tidak memadai, membuat banjir menjadi ancaman yang terjadi di berbagai kota dan kabupaten.

Memasuki bulan Desember, misalnya, Indonesia kerap dilanda hujan besar dan ekstrem yang dibarengi dengan angin dan petir, terkadang berlangsung hingga beberapa hari. Hal itu terjadi di berbagai kota di Indonesia termasuk DKI Jakarta sebagai ibu kota negara yang sejak dahulu dilanda banjir.

Definisi Iklim dan Cuaca

Fenomena iklim dan cuaca menarik sebagai objek penelitian bagi kalangan akademisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklim adalah keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama (30 tahun) di suatu daerah dan meliputi wilayah yang luas.

Sementara itu, kata cuaca dalam KBBI adalah tentang keadaan udara (temperatur, cahaya matahari, kelembapan, kecepatan angin dan sebagainya) pada suatu tempat tertentu dengan jangka waktu terbatas).

Cuaca dapat berubah dalam waktu beberapa jam saja karena unsur pembentuk cuaca dapat berubah dengan cepat, misalnya pagi atau sore cuaca dapat berbeda-beda pada setiap tempat dan waktunya. Cuaca adalah bentuk awal yang dihubungkan dengan kondisi fisik udara sesaat pada lokasi tertentu.

Sementara iklim merupakan kondisi lanjutan dan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu.

Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu tertentu dan ruang terbatas.

Ilmu iklim atau disebut klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah luas di atmosfer permukaan bumi.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Seorang warga menggendong anak menembus banjir di kawasan Karet Kuningan, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberi peringatan terkait adanya cuaca ekstrem di Jakarta mulai 2-8 Oktober 2022.

Unsur-unsur iklim dan cuaca

Iklim merupakan suatu komposit keadaan cuaca dari hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam kawasan tertentu dalam jangka waktu panjang. Iklim tidak sekedar cuaca rata-rata, melainkan suatu kondisi yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah bahkan variasi dan perubahan ekstrim juga menjadi penentu iklim.

Cuaca dan iklim dipengaruhi oleh beberapa unsur di suatu wilayah, yaitu suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembapan udara, dan curah hujan.

Kelembapan Udara
Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Maka dari itu, kelembapan sangat berpengaruh pada cuaca dan iklim di suatu tempat. Kelembapan udara dapat dibedakan menjadi kelembapan mutlak dan kelembapan nisbi, hal itu dapat diketahui dengan alat yang disebut psychrometer atau hygrometer.

Kelembapan nisbi atau kelembapan relatif, yaitu kelembapan yang menunjukkan berapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik udara. Kelembapan nisbi menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.

Suhu dan temperatur udara
Merupakan derajat panas dari aktifitas molekul atmosfer atau udara yang timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan panas dipengaruhi oleh faktor:

  1. Lama waktu penyinaran, semakin lama penyinaran makin banyak panas yang diterima bumi
  2. Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat melepaskannya sedangkan sifat lautan berkebalikan dari daratan.
  3. Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Semakin kecil sudut datang sinar matahari makin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus.
  4. Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi.

Sedangkan suhu atau temperatur dibedakan menjadi persebaran horizontal dan persebaran vertikal:

Persebaran suhu atau temperatur udara vertikal
Semakin tinggi maka suhu atau temperatur udara semakin turun. Secara umum tiap naik 100 m, maka temperatur turun 0,5 derajat celsius. Namun, hal itu juga dipengaruhi oleh luas perairan sekitar, sehingga makin luas perairan, makin stabil suhu sekitarnya.

Persebaran suhu atau temperatur horizontal
Karena permukaan bumi tidak sama hingga dibuatkan garis khayal yang menghubungkan tempat yang memiliki suhu atau temperatur yang sama yang disebut Isotherm. Kondisi isotherm ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, yaitu perbedaan suhu daratan dan lautan. Hal tersebut menyebabkan ada berbagai macam isotherm, yaitu isotherm Januari, isotherm Juli dan isotherm tahunan. 

Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara, hal itu dipengaruhi oleh ketinggian air laut. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, maka makin rendah tekanan udaranya karena udara yang menekan makin rendah.

Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Keberadaan angin dipengaruhi oleh kecepatan angin, kekuatan angin dan arah angin. Kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh relief permukaan bumi, tinggi permukaan tanah dan banyaknya tumbuhan serta  gradien barometrik atau perbedaan tekanan angin.

Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun di suatu daerah tertentu yang dapat diukur dengan alat yang disebut Rain Gauge. Curah hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh bentuk topografi, arah lereng medan, arah angin, serta jarak perjalanan angin di atas medan datar.

KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Banjir terjadi di Jl R Soekamto Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (6/9/2022). Banjir disebabkan oleh luapan air sungai dan cuaca ekstrem. Sejumlah upaya internvensi dilakukan seperti memasang pompa di daerah rawan.

Negeri Khatulistiwa    

Indonesia dikenal sebagai negara Khatulistiwa, dalam KBBI, khatulistiwa adalah “garis khayal keliling bumi”, terletak di lintang nol derajat (yang membagi dua belahan yang sama, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan).

Khatulistiwa juga dikenal sebagai garis lintang nol derajat atau garis ekuator (dari Bahasa Inggris equator). Garis khayal tersebut berbentuk garis lurus yang mengelilingi bumi sepanjang 40.070 km, yang memiliki penanda disebut lintang dan bujur. Dari total panjang khatulistiwa, ada 79,7 persen berada di wilayah samudera dan 21,3 persen berada di wilayah daratan.

Lintang dan bujur adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di bumi terhadap khatulistiwa (utara atau selatan), dengan posisi lintang yang sejajar pada garis khatulistiwa. Sedangkan, bujur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik kutub utara dengan kutub selatan bumi. Posisi garis bujur berada tegak lurus terhadap khatulistiwa.

Saat equinox (ketika sumbu bumi tidak terinklinasi) matahari dan pusat matahari berada di bidang yang sama dengan garis khatulistiwa, ini membuat durasi siang dan malam waktunya sama, yaitu 12 jam.

Khatulistiwa memiliki manfaat yang luar biasa pada wilayah yang dilaluinya dan berfungsi sangat penting bagi ekosistem di bumi khususnya di sekitar wilayah yang dilaluinya. Fungsi garis khatulistiwa, yaitu:

  1. Membagi bumi menjadi dua bagian

Terbentuk bumi utara dan bumi selatan yang sama besarnya. Wilayah bumi utara, yaitu Eropa, Amerika Utara, serta sebagian Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Sementara bumi selatan adalah Benua Asia, Australia, serta sebagian Amerika Selatan dan Afrika.

  1. Acuan penentu iklim, cuaca, dan musim

Keberadaan garis khatulistiwa berperan dalam menentukan klasifikasi pertumbuhan ekonomi berdasarkan kelompok letak suatu wilayah. Sehingga dengan garis tersebut dapat dibuat klasifikasi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada kelompok negara tersebut baik utara maupun selatan.

Wilayah yang dilalui khatulistiwa, yaitu:

  • Benua Asia, di benua ini paling sedikit dilalui garis khatulistiwa, yaitu Indonesia dan Maladewa. Indonesia bahkan mendapat sebutan Zamrud Khatulistiwa hingga memiliki Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Cirinya adalah memiliki tanah yang sangat subur.
  • Benua Afrika, di sini paling banyak dilalui oleh garis khatulistiwa, yaitu Sao Tome dan Priciple, Somalia, Uganda, Kenya, Republik Kongo, Gabon, dan Republik Demokratik Kongo.
  • Benua Amerika Selatan, yang dilalui khatulistiwa adalah Brasil, Ekuador dan Kolombia sehingga vegetasinya pun mirip dengan Indonesia.
  • Benua Australia-Oseania, tepatnya di Oseania khatulistiwa hanya melewati Negara Nauru dan Kiribati yang terletak di Kepualauan Samudera Pasifik.

Keberadaan garis khatulistiwa tentu saja membawa dampak bagai wilayah yang dilaluinya, yaitu:

  • Hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
  • Matahari bersinar sepanjang tahun, sedangkan negara yang tidak dilewati garis ekuator seperti di wilayah subtropis hingga kutub hanya menikmati matahari beberapa bulan saja, bahkan mereka melewati musim dingin yang ekstrim.
  • Iklim tropis dan keanekaragaman hayati adalah karunia tidak terhingga bagi negara yang dilewati khatulistiwa. Paparan sinar matahari sepanjang tahun serta curah hujan yang cukup tinggi membuat tanah subur dan berkembang beragam flora dan fauna.
  • Memiliki hutan homogen dan heterogen, karena sinar matahari sepanjang tahun dengan iklim tropis sehingga tumbuh keanekaragaman hayati.
  • Letak Indonesia di garis khatulistiwa membuatnya mengalami equinox dua kali dalam setahun yang diperkirakan terjadi sekitar 21–23 Maret dan 21–23 September.
  • Indonesia tidak mengalami badai siklon tropis dan angin tornado karena posisinya di khatulistiwa, tetapi terkena dampak ketika badai terjadi, yaitu angin kencang dan gelombang laut sangat tinggi disertai hujan deras.

Di Indonesia ada beberapa kota yang dilalui oleh garis lintang nol derajat, lokasinya antara lain:

  1. Sumatera Barat: Pasaman Barat, Bonjol, dan Koto Alam
  2. Riau: Pangkalan Lesung, Lipat Kain
  3. Kepulauan Riau: Tanjung Teludas
  4. Kalimantan Timur: Santan Hulu
  5. Kalimantan Barat: Pontianak
  6. Sulawesi Tengah: Tinombo Selatan
  7. Maluku Utara: Kayoa

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Sejumlah gedung di kawasan bisnis di Jakarta tertutup kabut pada Kamis (17/11/2022). Sejumlah wilayah di Jakarta juga terlihat berkabut karena hujan deras yang terjadi sejak dini hari kemarin. BMKG memperkirakan potensi curah hujan tertinggi di DKI Jakarta akan berlangsung pada Desember 2022 hingga Februari 2023.

Iklim Tropis

Dalam kajian meteorologi, iklim tropis adalah iklim yang memiliki suhu rata-rata di atas 18 derajat celcius dengan curah hujan yang tinggi selama setengah tahun. Garis Khatulistiwa menjadi tempat bagi iklim tropis tepatnya pada posisi 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan.

Bukan hanya Indonesia, Asia Tenggara juga beriklim tropis. Ada yang disebut dengan tropis kering seperti savanna, stepa, dan gurun pasir. Kemudian ada tropis lembap seperti savana lembap, hutan hujan tropis, dan daerah musim basah.

Indonesia termasuk ke dalam wilayah iklim tropis lembap, dengan ciri-ciri kondisi alam:

  • Kelembapan udara relatif tinggi, yaitu di atas 90 persen. 
  • Temperatur selalu di atas 18 derajat celcius dan mencapai puncaknya bisa sampai 38 derajat celcius. 
  • Perbedaan antar-musim tidak terlalu terlihat. 
  • Curah hujan yang tinggi

Pada tropis kering, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

  • Kelembapan udara relatif rendah, yaitu di bawah 50 persen.
  • Jarang terjadi hujan atau curah hujan rendah
  • Radiasi matahari tinggi, karena awan jarang ada.
  • Terdapat banyak gurun pasir.
  • Kerap terjadi ledakan batu karena perubahan suhu ekstrem.

Selain terdapat perbedaan antara tropis kering dan tropis lembap, ada karakteristik umum dari iklim tropis, yaitu:

  1. Memiliki dua musim, yaitu kemarau dan hujan.
  2. Curah hujan cenderung tinggi dan lebih lama tiap tahunnya. 
  3. Terletak di antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan. 
  4. Amplitudo tahunan cenderung kecil, yaitu sekitar 1–5 derajat celcius. 
  5. Paparan sinar matahari menjadi sepanjang tahun.
  6. Suhu udara tinggi karena matahari langsung berada di atas. 
  7. Terdapat berbagai macam flora dan fauna. 
  8. Kondisi tanah di iklim tropis lebih subur karena curah hujan yang tinggi. 
  9. Perubahan suhu udara normal dan cenderung tidak ekstrem. 
  10. Tekanan udara rendah, tetapi perubahan tekanannya cenderung lambat. 

Negara-negara yang memiliki iklim tropis di Benua Amerika, seperti Amerika Tengah (El Salvador, Guatemala Honduras, Belize, KostaRika, Nikaragua, dan Panama; kemudian ada juga Kepulauan Karibia, Kepulauan Bahama. Selain itu, negara-negara di Amerika Selatan seperti Kolombia, Peru, Bolivia, Ekuador, Suriname, Argentia, Paraguay, Chile Utara, Venezuela, Brasil, dan sebagian Meksiko juga beriklim tropis

Di Benua Asia, tropis tidak hanya dimiliki Indonesia. Negara dengan iklim tropis lainnya, yaitu Hongkong, Kepulauan Maladewa, wilayah Selatan India, serta sebagian Taiwan dan sebagian Bangladesh. Sedangkan di Timur Tengah, iklim tropis ada di Arab Saudi bagian Selatan, Yaman, Oman, dan Uni Emirat Arab.

Berdasarkan curah hujan, terdapat tiga jenis iklim tropis, yaitu Hutan Hujan Tropis, Monsun Tropis, dan Sabana Tropis. Hutan Hujan Tropis memiliki curah hujan yang tinggi tetapi tetap ada kemarau kurang lebih dua bulan. Negara yang termasuk dalam iklim hutan hujan tropis adalah Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Brunei, Singapura, Filipina, Micronesia, Fiji, Srilanka, Kolombia, Peru, Nikaragua, dan Kongo.

Monsun Tropis mirip dengan hutan hujan tropis tetapi paparan sinar matahari lebih banyak dari hutan hujan tropis sehingga cuacanya lebih hangat. Negara-negara yang termasuk dalam Monsun Tropis adalah Bangladesh, India, Myanmar, Sri Lanka, Guyana, Afrika Barat Daya, dan juga Brasil Tenggara.

Sedangkan Sabana Tropis, cuacanya lebih kering dan dibandingkan dengan monsun dan hutan hujan tropis, dengan curah hujan yang sedikit atau relatif minim. Wilayah ini kerap dilanda kekeringan, yaitu Afrika Timur, Afrika Selatan, Australia Utara, Brasil Tengah, Bolivia, Paraguay, Madagaskar Barat, dan Sudan.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Wahyudi menjemur bahan olahan singkong yang dijadikan tepung tapioka di kawasan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022). Cuaca yang tidak menentu turut mempengaruhi kualitas tepung yang dihasilkan karena lambatnya proses pengeringan.

Jenis iklim di Indonesia

Kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki Kawasan tinggi seperti pengunungan dan perbukitan dilengkapi dengan perairan laut membawa sebuah keberuntungan yang luar biasa. Negeri kepulauan yang dilewati garis ekuator membuat Indonesia sebagai kawasan surga dunia bagi kehidupan. Dengan kondisi demikian Indonesia memiliki tiga macam iklim yaitu iklim musim (iklim muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.

Iklim musim (iklim muson)
Iklim ini terjadi karena angin musim yang berganti arah setiap setengah tahun sekali, yaitu angin musim barat daya dan angin musim timur laut hingga terasa ada pergantian musim di Indonesia.

Angin musim barat daya bertiup dari bulan Oktober hingga April bersifat basah dan lembap yang biasa disebut musim hujan. Kondisi hujan dan angin ini memberi manfaat bagi makhluk hidup karena memberikan limpahan air hingga menyuburkan lahan pertanian dan memberi pasokan air bagi tanah. Hingga hewan atau fauna lebih bergairah untuk berkembang.

Angin musim timur laut, yakni angin bergerak dari bulan April hingga Oktober bersifat kering disebut sebagai musim kemarau, bahkan tanah pertanian seringkali kering kekurangan air.

Iklim Tropika (iklim panas)
Terletak di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki musim panas dan bersuhu tinggi hingga terjadi musim panas berkepanjangan.

Iklim Laut
Iklim laut banyak mendatangkan hujan yang bersifat lembap sehingga Indonesia bisa mengalami musim hujan yang panjang. Iklim laut ini berada di wilayah tropis dan subtropis ini berada di daerah tinggi seperti pegunungan, membuat musim dingin dan musim panas stabil, terkadang jika suhu rendah terjadi hujan badai. Selain itu, di daerah yang sedang ketinggiannya iklim laut dapat membawa banyak awan dan lebih stabil di musim hujan tidak disertai badai seperti di wilayah tropis dan subtropis.

Namun demikian, perubahan iklim bisa saja terjadi karena dipengaruhi oleh pola curah hujan, tinggi air permukaan laut dan variabilitas iklim, yaitu fenomena yang biasanya terjadi pada bentang alam. Di Indonesia varibilitas iklim yang terjadi biasanya adalah:

El Nino dan La Nina
El Nino mengakibatkan curah hujan makin rendah hingga dapat terjadi kemarau berkepanjangan hingga mengakibatkan kebakaran hutan, efek rumah kaca, dan asap yang bertebaran akibat kebakaran hutan. Sedangkan La Nina menyebabkan curah hujan yang tinggi hingga terjadi penurunan suhu di permukaan laut. Namun, periode La Nina tidak tetap. La Nina bisa terjadi antara tiga hingga tujuh tahun sekali, tetapi dapat berlangsung lama antara 12–36 bulan.

Dipole Mode
Perbedaan anomali suhu permukaan laut antara Samudera Hindia tropis bagian barat dengan Samudera Hindia bagian timur hingga mengakibatkan suhu lebih dingin dari cuaca normal.

Sirkulasi Monsun Asia-Australia
Angin monsun ini berhembus serta berganti arah dua kali dengan pola berlawanan sepanjang tahun. Ada dua jenis, yaitu munson Asia dan munson Australia.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pengguna jalan berhati-hati melintasi genangan di Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (20/5/2022). Hujan dengan intensitas lebat dan drainase yang buruk mengakibatkan sejumlah genangan di jalan raya.

Pengaruh Iklim dan Cuaca

Indonesia mendapat banyak manfaat dan keunggulan karena kondisi geografis gunung dan laut serta khatulistiwa, sehingga memiliki keunikan alam tersendiri, yaitu:

  • Memiliki tiga musim: iklim musim, iklim tropis, serta iklim laut
  • Kegiatan ekonomi berjalan sepanjang tahun
  • Memiliki musim kemarau serta musim hujan yang datang setiap setengah tahun sekali
  • Memiliki cuaca yang tidak terlalu panas serta juga tidak terlalu dingin
  • Keanekaragaman hayati, kekayaan flora dan fauna serta kekayaaan alam
  • Indonesia dengan hamparan tanah yang luas, subur, dan mudah untuk ditanami tumbuh-tumbuhan, padi, bunga, serta lain sebagainya
  • Indonesia yang mempunyai berbagai macam laut, pantai, serta pulau yang terbentang luas.

Bagi Indonesia, khatulistiwa menjadi berkah yang luar biasa karena memiliki daratan yang istimewa, yaitu gunung-gunung tinggi yang memuat permukaan di atas memiliki suhu yang rendah sehingga mempengaruhi curah hujan, suhu, dan iklim Indonesia. Negara kepulauan memungkinkan Indonesia memiliki permukaan air yang luas sehingga curah hujan tinggi dan mendorong vegetasi yang sangat baik sehingga memiliki hutan hujan tropis yang istimewa.

Keuntungan lainnya adalah suhu udara yang tidak ekstrim atau relatif dan perbedaan waktu siang malam (terbitnya) matahari yang tidak berbeda jauh. Dekat dengan garis khatulistiwa membuat matahari dapat dinikmati sepanjang tahun sehingga tanaman tumbuh sangat baik. Tidak mengherankan jika Indonesia memiliki fauna beragam jenis hewan bahkan yang langka di dunia, seperti Komodo dan Orang Utan.

Iklim dan cuaca yang sangat bersahabat pada alam dan tanah membuat Indonesia memiliki hutan hujan tropis juga dikenal sebagai paru-paru dunia. Sebab, hutan yang terdapat di seluruh dunia ini mampu menghasilkan oksigen dengan angka yang cukup fantastis, berkisar di angka 40 persen dari kebutuhan bumi. Ironisnya hutan hujan tropis terus menyusut karena eksploitasi alam oleh manusia.

Iklim dan cuaca di suatu wilayah dapat mendatangkan berkah bagi suatu wilayah tertentu karena memiliki peranan besar bagi kehidupan masyarakat seperti pertanian, perhubungan, transportasi, telekomunikasi, serta pariwisata.

Bagi sektor pariwisata, tentu saja cuaca yang cerah, cahaya matahari, udara sejuk, kering atau panas serta kecepatan angin sangat berpengaruh pada keberadaan wisata darat dan laut. Jika iklim dan cuaca baik, tentunya mendukung pariwisata di daerah tertentu.

Di bidang transportasi, kondisi cuaca, suhu, arah, dan kecepatan angin sangat mempengaruhi lalu lintas penerbangan. Demikian pula dengan transportasi laut yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin, sehingga mempengaruhi tinggi gelombang yang dapat  mengakibatkan badai. Sebaliknya, cuaca yang ramah dan hangat telah menciptakan transportasi lokalitas, seperti becak dan sepeda hingga sepeda motor sebagai transportasi umum.

Sementara bagi sektor pertanian, cuaca menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kemajuan pertanian. Salah satunya adalah kehidupan masyarakat agraris yang telah ada di Nusantara berabad-abad lampau. Kondisi suhu, curah hujan, dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi budidaya pertanian.

Bagi nelayan yang akan pergi melaut harus memperhatikan kondisi cuaca saat itu serta mengerti kapan datangnya musim angin barat dan musim angin timur. Jika musim angin barat, nelayan harus berhati-hati karena sering menimbulkan gelombang besar. Oleh sebab itu, nelayan harus memahami kondisi alam agar tidak melaut saat akan terjadi badai yang besar.

Di antara seluruh keunggulan dan manfaat cuaca dan iklim di Indonesia, tentu saja ada dampak ikutan yang negatif, antara lain, banjir dari skala ringan hingga banjir bandang. Cuaca yang terlalu panas ataupun terlalu banyak hujan tentu saja akan berpengaruh pada pertanian di Indonesia.

Demikian pula efek rumah kaca, karena makin tipisnya lapisan ozon bumi dan pemanasan global. Bagi wilayah pesisir dapat mengakibatkan badai abrasi yang merusak ekosistem mangrove. Selain itu, biota laut akan rusak karena pemanasan global yang panjang. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia dilanda hujan ekstrim hingga terjadi banjir dengan angin kencang.

BMKG memberikan informasi kepada masyarakat tentang hujan ekstrim yang terjadi pada akhir tahun Desember 2022. Hal tersebut disebabkan dinamika atmosfer, yaitu monsun Asia yang aktif karena adanya aliran massa udara dingin dari Benua Asia menuju wilayah selatan. Fenomena tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan yang tinggi disertai kecepatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator. (LITBANG KOMPAS)