Tokoh

Menteri Kehutanan Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 Raja Juli Antoni

Raja Juli Antoni dilantik sebagai Menteri Kehutanan dalam Kabinet Merah Putih pada 21 Oktober 2024. Raja Juli Antoni diminta Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga hutan Indonesia. Dia menyatakan bakal memastikan hutan Indonesia tetap sebagai paru-paru dunia.

KOMPAS.TV

Fakta Singkat

Nama Lengkap
Raja Juli Antoni

Lahir
Pekan Baru, Riau, 13 Juli 1977

Almamaterr
Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta
Universitas Bradford, Inggris
University of Queensland, Australia

Jabatan Terkini
Menteri Kehutanan 2024-2029

Raja Juli Antoni bukan orang baru di kancah perpolitikan nasional. Intelektual muda bergelar doktor dari University of Queensland ini memiliki sejumlah aktivitas sosial dan politik yang mumpuni. Pria kelahiran Pekanbaru pada 13 Juli 1977 ini pernah menjabat Direktur Eksekutif Maarif Institute. Ia juga pernah menjadi Direktur Eksekutif The Indonesia Institute for Public Policy (TII).

Karier politik pria yang akrab disapa Toni ini dimulai di PDI Perjuangan sejak 2009 hingga 2014. Di partai berlambang kepala banteng ini ia sempat mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif dari PDI-P pada 2009. Toni kemudian bersama rekan-rekannya mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan ia dipercaya sebagai Sekjen PSI. Jabatannya terakhir sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan PSI.

Awal keterlibatan Toni dengan Presiden Joko Widodo tampak saat Pemilihan Presiden 2019. Toni dipilih menjadi Wakil Sekretaris Timses Jokowi-Maruf hingga menjadi Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional Jokowi-Maruf Amin. Kini ia ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Wakil Menteri ATR/BKN.Toni menggantikan Surya Tjandra yang juga politikus PSI. Bersama Menteri ATR/BKN Hadi Tjahjanto mereka bedua mendapat tugas dari Presiden Jokowi  untuk membenahi masalah agraria dan pertanahan.

Setelaj Prabowo Subianto dilantik MPR sebagai Presiden RI, Raja Juli Antoni didapuk sebagai Menteri Kehutanan dalam Kabinet Merah Putih masa jabatan 2024-2029. ia ditugaskan Presiden Prabowo untuk menjaga hutan Indonesia dan memastikan hutan Indonesia tetap sebagai paru-paru dunia.

Putra Riau

Raja Juli Antoni lahir di Pekanbaru, Riau pada 13 Juli 1977. Pria yang akrab disapa Toni ini adalah putra Raja Ramli Ibrahim, tokoh masyarakat Riau yang pernah menjabat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau. Ayahnya berasal dari desa Pulau Binjai, Kecamatan Kuantan Mudik. Ibunya, Khairati berasal dari desa Paboun, Kecamatan Kuantan Mudik, Kuantan Singingi (Kuansing).

Sebagai tokoh masyarakat Riau, ayahnya mengabdikan diri untuk dakwah dan pelayanan umat. Saat masih kanak-kanak, Toni sering duduk mendampingi sang ayah menerima sesama aktivis Muhammadiyah di rumahnya di Pekanbaru, Riau. Sejak kecil, Toni sudah terbiasa menyimak rapat dan diskusi serius mengenai dakwah, kesejahteraan umat, hingga pendidikan.

Toni kemudian merantau ke tanah Jawa. Masa remaja dihabiskannya di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammdiyah, Garut, Jawa Barat. Toni dikenal sebagai salah satu santri yang dekat dengan pendiri pesantren itu, KH Muhammad Miskun Asy-Syatibi. Di saat santri lain pulang ke rumah, Toni tetap di pondok. Toni memiliki karakter berani dan tidak gentar menghadapi sang Kiai yang suka menguji argumen para santri.

Selanjutnya, Toni melanjutkan pendidikan sarjana di Jakarta. Ia menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang Universitas Islam Negeri/UIN Jakarta) tahun 2001. Penelitian yang menjadi skripsinya berjudul “Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci”.

Tiga tahun kemudian, pada 2004, Toni melanjutkan studi untuk meraih gelar master di The Department of Peace Studies, University of Bradford, Inggris melalui beasiswa Chevening Award. Dalam penelitian tesisnya, ia menyorot soal proses resolusi koflik di Aceh dengan judul tesis “The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process”.

Enam tahun berselang, pada 2010 Toni kembali melanjutkan studi di School of Political Science and International Studies di University of Queensland, Australia. Ia mendapat beasiswa doktoral dari Australian Development Scholarship (ADS) dengan fokus ilmu politik dan studi internasional. Hasil penelitiannya dituangkan dalam disertasi dengan judul “Religious Peacebuilders: The Role of Relition in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia”, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).

Selain sukses di dunia akademis, Toni juga dikenal sebagai aktivis. Saat kuliah di UIN Jakarta Toni menjadi Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 2000–2002. Ia juga pernah menjabat  sebagai Wakil Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau (Hipemari Jakarta) periode 1997–1999.

Karier

Setahun setelah menyandang gelar master, intelektual muda ini mendapat kepercayaan memegang jabatan Direktur Eksekutif Maarif Institue pada 2005–2009. Maarif Institute adalah  lembaga kajian dan advokasi pembaharuan pemikiran Islam dalam konteks gerakan Muhammadiyah. Lembaga ini didirikan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah almarhum Prof. Ahmad Syafii Maarif. Selama empat tahun ia menjabat Direktur Eksekutif Maarif Institute kemudian mundur karena tertarik dengan dunia politik.

Kiprah Toni di dunia politik berawal saat Toni bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada 2009. Di partai berlambang kepala banteng ini Toni mempelajari dinamika politik nasional. Pada tahun 2009 yang merupakan tahun politik, Toni mencoba peruntungan politik. Keseriusannya terjun ke dunia politik tampak saat Pemilu Legislatif (Pileg) 2009. Toni mencalonkan diri sebagai calon Anggota DPR RI untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat IX. Dapil tersebut terdiri dari Kabupaten Sumedang, Majalengka, dan Subang. Namun, ia gagal melenggang ke Senayan, karena tidak mendapat cukup suara.

Tahun 2014 bersama rekannya, termasuk Grace Natalie, ia membentuk partai baru yang diberi nama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). PSI yang didirikan tidak lama setelah Pemilu 2014 ini menempatkan Grace Natali sebagai ketua umum, dan Toni menjadi Sekjen. Selain aktif di PSI, Toni juga mendapat kepercayaan  menjabat Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII) pada 2015.

Kesibukannya kian bertambah ketika pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015–2020, Toni mencalonkan diri sebagai salah satu calon kandidat ketua umum. Namun kemudian, ia membatalkan pencalonannya karena ia ingin berkonsentrasi sebagai Sekjen PSI yang belum lama berdiri.

Nama Raja Juli Antoni kian menghiasi dunia politik nasional ketika pada 2017 dirinya didapuk menjadi Juru Bicara Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat pada pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Keandalannya sebagai juru bicara di tim Ahok kemudian membawanya ke jenjang politik nasional. Ketika berlangsung Pemilhan Presiden (Pilpres) 2019, nama Toni kembali menjadi buah bibir saat dirinya bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Ia juga diminta menjadi Wakil Sekretaris hingga Juru Bicara TKN.

Pada November 2021, struktur PSI dirombak usai menggelar Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) dan melantik susunan pengurusan DPP PSI periode 2019–2024.  Toni yang semula menjadi Sekjen PSI, kini menjabat Sekretaris Dewan Pembina PSI.

Selang beberapa bulan, tepatnya pada Juni 2022, Presiden Joko Widodo memintanya untuk membantu di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Suami dari Nurlaili Haniah Kinanggi ini ditunjuk menjadi Wakil Menteri ATR/BPN menggantikan Surya Tjandra rekannya sesama kader PSI. Toni dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo pada acara reshuffle kabinet Indonesia Maju menjadi Wakil Menteri ATR/BPN.

Bersama Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, ia mendapat tugas untuk menangani soal konflik agraria dan sertifikasi tanah. Persoalan konflik agraria, proses sertifikasi tanah hingga permasalahan lahan di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi program prioritas Kementerian ATR/BPN ke depan.

Raja Juli Antoni kemudian ditunjuk sebagai Menteri Kehutanan dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Ia resmi dilantik menjadi Menteri Kehutanan di Kabinet Merah Putih pada 21 Oktober 2024. Kementerian ini merupakan pecahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

Presiden Joko Widodo resmi melantik dua  menteri dan tiga wakil menteri Kabinet Indonesia Maju untuk sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024. Acara pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 15 Juni 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. salah satu wakil menteri yang dilantik yakni Raja Juli Antoni.

Daftar penghargaan

Penghargaan

KEMENTERIAN ATR/BPN

“Program sertifikasi tanah akan terus dilanjutkan juga semaksimal mungkin menjelang Pak Jokowi selesai masa periode keduanya ini, tahun 2024,” jelas Raja Juli Antoni (15 Juni 2022).

Sertifikasi tanah

Lambannya proses pembuatan sertifikat tanah selama ini menjadi perhatian pemerintah. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Kementerian ATR/BKN meluncurkan Program Prioritas Nasional berupa Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

PTSL merupakan proses pendaftaran lahan untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan di dalam suatu wilayah desa atau kelurahan. Melalui program ini pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum atau hak atas tanah yang dimiliki masyarakat.

PTSL yang populer dengan istilah sertifikasi tanah ini merupakan wujud pelaksanaan kewajiban pemerintah untuk menjamin kepastian dan perlindungan hukum atas kepemilikan tanah masyarakat. Kehadiran sertifikat tanah dapat mempersempit ruang gerak mafia tanah yang selama ini dianggap telah cukup merugikan masyarakat.

Menurut Presiden Joko Widodo ada sekitar 126 juta lahan tanah yang mesti disertifikasi. Terealisasi sekitar 80 juta. Masih ada tunggakan tugas sekitar 46 juta lahan yang harus disertifikasi. Sementara itu, kementerian ATR/BPN baru mampu menerbitkan sekitar 500 ribu sertifikat per tahun. Padahal target Presiden Jokowi adalah sekitar 8–9 juta per tahun. Kementerian ATR/BPN menargetkan hingga akhir tahun 2022 bakal memberikan setidaknya 7 juta sertifikat tanah kepada masyarakat.

 

Biodata

Nama

Raja Juli Antoni

Lahir

Pekan Baru, Riau, 13 Juli 1977

Jabatan

Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (15 Juni 2022–2024)

Pendidikan

  • SD – SMA di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat
  • Sarjana (S1) Ilmu Al Quran dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta (2001)
  • Sarjana (S2) The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris (2004)
  • Sarjana (S3) University of Queensland, Australia (2010)

Karier

Pekerjaan:

  • Direktur Eksekutif Maarif Institue (2005–2009).
  • Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII) (2015).
  • Aktif menulis berbagai Media Nasional, seperti Kompas, Tempo, Republika, dll.

Pemerintahan

  • Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) (15 Juni 2022 — 2024)

Organisasi

  • Wakil Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Riau (Hipemari Jakarta( (1997-1999)
  • Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) (2000-2002).
  • Anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) (2009-2014).
  • Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) (2014-2019).
  • Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin (2019)
  • Wakil Sekretaris TKN (2019)
  • Sekretaris Dewan Pembina PSI (2019-2024).

Penghargaan

Karya

Buku

Keluarga

Istri

Nurlaili Hanlah Kinanggi

Anak

  • 4 orang

Sumber
Litbang Kompas